Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Ini Profil Ridwan Saidi, Sering Muncul di ILC TVOne

Saat menjadi anggota DPR, mantan Ketua KNPI (1973-1978), ini hanya memiliki sebuah skuter Bajaj.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
ilc
Irwan Saidi 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Nama Ridwan Saidi menjadi topik pembicaraan.

Pasalnya, ia mengeluarkan pernyataan yang kini menjadi viral di sosial media.

Pernyataan sejarawan asal Betawi itu ialah menyebutkan kerajaan Sriwijaya adalah fiktif.

Ia mengungkapkannya melalui sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Macan Idealis.

Dilansir dari Kompas.com, dalam video yang diunggah pada 23 Agustus 2019 tersebut, Ridwan Saidi secara tegas menyebutkan jika kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan fiktif.

Dia juga mengatakan tidak ada tentara Portugis dan benteng Portugis, mereka hanya datang berdagang ke Nusantara.

Pernyataan itu pun langsung menimbulkan reaksi keras dari warga net.

Dukungan bukti sejarah

Peneliti Balai Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwati saat dikonfirmasi mengatakan, pernyataan Ridwan tersebut tak memiliki dasar yang jelas.

Sebab, menurut Retno, banyak bukti sejarah yang menunjukkan adanya kerajaan Sriwijaya.

"Buktinya apa (menyebut kerajaan Sriwijaya fiktif) coba tunjukan," kata Retno, Senin (26/8/2019).

Retno menerangkan, buku dari peneliti seluruh negeri banyak membahas soal kerajaan Sriwijaya.

Selain itu, prasasti kerajaan Sriwijaya juga ditemukan.

"Pada zaman Belanda juga sudah disebutkan mengenai kerajaan Sriwijaya. Bahkan sampai sekarang masih jadi perebutan soal kota Sriwijaya, kalau fiktif kenapa harus diperebutkan," ujarnya.

Hanya pendapat pribadi

Terpisah, Sejarawan Sumsel Vebry Al Lintani menyebutkan, jika ucapan Ridwan merupakan pendapat pribadi tanpa didukung dengan fakta sejarah.

"Kita tidak tahu apa maksud dan tujuannya mengatakan demikian,. Menurut saya itu pendapat pribadi,"kata Vebry.

Vebry pun mengungkapkan, berdirinya kerajaan Sriwijaya bisa dilihat dari prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo dan Telaga Batu.

Seluruh prasasti itu telah ada sejak abad ke-7 Masehi.

"Ada juga catatan sejarah peninggalan I-Tsing atau Yi Jing, soerang biksu dari Tiongkok dalam bukunya Nanhai menyebutkan pernah singgah ke Kerajaan Sriwijaya. Artinya jelas ada, dan besar (kerajaan Sriwijaya)," ucapnya.

Siapa Ridwan Saidi?

Dilansir dari wikipedia, Ridwan Saidi lahir di Jakarta, 2 Juli 1942.

Ia adalah mantan anggota DPR, ahli sejarah dan seorang budayawan Betawi.

Lulusan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia ini menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 1977-1987.

Sebagai seorang budayawan Betawi, Ridwan banyak terlibat dalam aktivitas pelestarian budaya serta menulis buku-buku mengenai masyarakat Betawi.

Ridwan Saidi menikah dengan Yahma Wisnani dan dikaruniai 5 anak.

Saat menjadi anggota DPR, mantan Ketua KNPI (1973-1978), ini hanya memiliki sebuah skuter Bajaj.

Namun, ia lebih senang naik bis dan hidup hanya dari gajinya.

Ia begitu tertarik dengan seni sastra dan musik.

Saat menjadi mahasiswa ia juga aktif berorganisasi.

Ia juga merupakan penulis yang produktif dan berhasil menerbitkan karyanya di berbagai media massa.

Kontroversi

Pada bulan Maret 2011, penyanyi Ahmad Dhani melaporkan Ridwan ke Polda Metro Jaya.

Hal tersebut dikarenakan Dhani menerima paket buku karangan Ridwan yang berjudul Fakta dan Data Yahudi di Indonesia (terbit tahun 2008) beserta bom.

Penulis buku Data dan Fakta Yahudi di Era Reformasi, Ridwan Saidi mengatakan kalau Ahmad Dhani menganut aliran kepercayaan Yahudi.

Lantas apa alasan Ridwan mengatakan Ahmad Dhani orang Yahudi?

" Ya kan ada di albumnya. Simbol-simbol di albumnya kan banyak,"jelas Ridwan Saidi, via telepon, Jum'at (18/3/2011).

Ketika ditanya mengenai bukti Ahmad Dhani adalah Yahudi, Ridwan hanya melihat dari simbol-simbol yang ada di album.

Ridwan pun tak mengenal sosok Ahmad Dhani yang sebenarnya.

"Ya gue kagak kenal dia. Lu tanya aja sama dia langsung. Gue kan cuma kasih tau dari albumnya, dari simbol-simbol di album dia,"tukas Ridwan Saidi.

Buku yang berjudul Fakta dan Data Yahudi Edisi Reformasi ternyata sudah muncul beberapa tahun lalu.

Namun Dhani tak melaporkan buku tersebut pada awalnya, karena takut buku tersebut laris di pasaran.

"Sebenarnya buku ini sudah lama, sekitar 3 tahun yang lalu, tapi tidak saya laporkan takut penjualan laris," ujar Ahmad Dhani, di Polda Metro Jaya, Reskrimum, Jum'at (18/3/2011).

Menurut Pentolan Republik Cinta Manajemen itu, teroris mengirimkan bom buku ke rumahnya, karena termakan isi buku Fakta dan Data Yahudi Era tersebut.

Dhani pun mengatakan kalau buku tersebut berisikan karangan fiktif belaka.

"Karena buku ini, sang teroris kemakan isu, karena buku ini full of issue, karena buku ini berdasarkan mengarang bebas," papar Ahmad Dhani.

Alasan Dhani melapor kedua penulis buku itu, Ridwan Saidi dan Rizki Ridyasmara, karena bukunya sudah susah dicari di pasaran.

"Berhubungan bukunya sudah agak jarang apalagi mengingat ada usaha mengabisi saya melalu bom, dan menurut saya itu serius, maka saya melaporkan penulis yang ada di buku ini," tukas Ahmad Dhani

Data Diri:

Nama Lengkap: Ridwan Saidi

Agama: Islam

Tempat Lahir: Jakarta

Tanggal Lahir: Kamis, 2 Juli 1942

Zodiak: Cancer

Warga Negara: Indonesia

Istri: Yahma Wisnani

Anak:

Rifat Najmi

Syarif Razvi Sobirin

Syarifah Jihan Marina

Shahin Maulana

Ferhat Afkar

Pendidikan

  1. SR Tamansari, Jakarta (1955)
  2. SMPN II, Jakarta (1959)
  3. SMAN I Budi Utomo, Jakarta (1962)
  4. Fakultas Publistik, Universitas Padjadjaran (tidak selesai), 1962-1963
  5. Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP), Universitas
  6. Indonesia, 1963-1976

Penghargaan

Karya Penerbitan:

  1. Golkar Pascapemilu 1992, 1993
  2. Anak Betawi Diburu Intel Yahudi, 1996
  3. Profil Orang Betawi: Asal muasal, kebudayaan, dan adat istiadatnya, 1997
  4. Status Piagam Jakarta: Tinjauan hukum dan sejarah, 2007
  5. Fakta dan Data Yahudi di Indonesia, 2008

Kegiatan Lain:

  1. White House Conference on Youth, Colorado, Amerika Serikat, 1971
  2. Australia-Indonesia Dialogue, Canberra, Australia, 1981
  3. International Parliament Union Conference, Manila, Filipina, 1982
  4. ASEAN Parliament Conference, Singapura, 1983
  5. Muktamar Rakyat Islam se-Dunia, Irak, 1993
  6. Babylonian Cultural Festival, Irak, 1994

Karir

  1. Kepala Staf Batalion Soeprapto Resimen Mahasiswa Arief Rahman Hakim, 1966
  2. Sekretaris Jendral Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara, 1973-1975
  3. Ketua KNPI (1973-1978)
  4. Ketua Umum PB HMI, 1974-1976
  5. Anggota DPR Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, 1977-1982 dan 1982-1987
  6. Wakil Ketua Komisi APBN, 1977-1982
  7. Wakil Ketua Komisi X, 1982-1987
  8. Ketua Umum Partai Masyumi Baru, 1995-2003
  9. Ketua Steering Comittee Kongres Kebudayaan, 2003
  10. Direktur Eksekutif Indonesia Democracy Watch
  11. Ketua Komite Waspada Komunisme

Sumber berita: https://palembang.kompas.com/read/2019/08/26/19214671/bantah-budayawan-ridwan-saidi-sejarawan-sumsel-pastikan-kerajaan-sriwijaya?page=all
Foto: Kanal Youtube Indonesia Lawyers Club
Budayawan Ridwan Saidi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved