Lengkap Niat & Tata Cara Puasa Asyura Sambut Tahun Baru Islam 1441 H, Dilaksanakan 10 Muharram
Lengkap Niat & Tata Cara Puasa Asyura Sambut Tahun Baru Islam 1441 H, Dilaksanakan 10 Muharram
Lengkap Niat & Tata Cara Puasa Asyura Sambut Tahun Baru Islam 1441 H, Dilaksanakan 10 Muharram
TRIBUN-TIMUR.COM - Selamat menyambut kedatangan Tahun Baru Islam 1441 Hijriyah (H).
Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H jatuh pada hari Minggu 1 September 2019 mendatang.
Pada bulan Muharram, terdapat beberapa amalan yang dianjurkan termasuk menunaikan Puasa Asyura.
Puasa Asyura ditunaikan pada 10 Muharram 1441 H atau tahun ini jatuh pada hari Selasa, 10 September 2019.
Bulan Muharram sendiri menjadi salah satu bulan yang paling diistimewakan oleh Allah SWT.
Puasa Asyura (dibaca puasa asyuro) adalah puasa sunnah yang hukumnya sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat dianjurkan.
Rasulullah senantiasa mengutamakan puasa ini, bahkan perhatian beliau lebih besar dibandingkan puasa-puasa sunnah lainnya.
Kemudian bagaimana bacaan niat serta tata cara Puasa Asyura?

Baca: Apa Maksudnya Julukan Kawasan Emas Hijau Ibu Kota Baru Milik Prabowo Subianto? Kata Dahlan Iskan
Baca: 190 Polisi Bakal Jaga Pelantikan Anggota DPRD Mamasa
Baca: Ramalan Zodiak Cinta Besok, Rabu 28 Agustus: Capricorn Tidak Sabaran, Cancer Merasa Diabaikan
Dikutip TribunStyle.com dari bersamadakwah.net, berikut lafal niat Puasa Asyura dalam mazhab Syafi'i :
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)
Artinya: saya niat puasa sunnah asyura sunnah karena Allah Ta’ala.
Tata Cara Puasa Asyura
Terdapat beberapa cara melaksanakan Puasa Asyura yang dijelaskan oleh para ulama.
Dikutip TribunStyle.com dari syariahislam.com, ulama membagi Puasa Asyura menjadi tiga tingkatan.
Ulama yang mengatakan demikian antara lain, Ibnul Qoyim dalam kitab Zaadul Ma’ad (2/76) dan Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Baari (4/246).
Berikut penjelasannya :
1. Berpuasa selama tiga hari, yaitu tanggal 9,10 dan 11 Muharram.
Ini tingkatan yang paling utama.
Hal ini berdasarkan hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, secara marfu’,
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْماً أَوْ بَعْدَهُ يَوْماً
“Lakukanlah puasa Asyura, dan jangan sama dengan Yahudi. Karena itu, lakukanlah puasa sehari sebelumnya dan sehari setelahnya”. (HR. Ahmad, 2191 dan Baihaqi dalam al-Kubro, 8189).
Namun para ulama berbeda pendapat tentang status keshahihan hadits ini, karena lemah dari segi sanadnya.
Meskipun demikian, bukan berarti jika seseorang ingin berpuasa tanggal 11 Muharram hal tersebut terlarang.
Para ulama yang memilih cara ini dimaksudkan untuk lebih hati-hati.
Diharapkan dapat menghilangkan keraguan apakah puasa yang dilakukan bertepatan dengan hari Asyura (10 Muharram) atau tidak.

Baca: TRIBUNWIKI: Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Ini Profil Ridwan Saidi, Sering Muncul di ILC TVOne
Baca: Melejitnya Nilai Ekspor Memutus Rantai Mafia Pangan
Baca: Klinik Keisha Milik Istri Kapolsek Panakkukang Dapat Dua Penghargaan Nasional
2. Puasa tanggal 9 dan 10 Muharram
Kebanyakan hadits menunjukkan cara ini.
Dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
حين صام رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم عاشوراء وأمر بصيامه ، قالوا : يا رسول الله ! إنه يوم تعظمه اليهود والنصارى ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (فإذا كان العام المقبل ، إن شاء الله ، صمنا اليوم التاسع ) . قال : فلم يأت العام المقبل حتى تُوفي رسول الله صلى الله عليه وسلم
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk puasa, kemudian ada sahabat yang berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya hari Asyura adalah hari yang diagungkan orang Yahudi dan Nashrani”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahun depan, insya Allah, kita akan berpuasa di tanggal sembilan”. Namun, belum sampai tahun depan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah diwafatkan”. (HR. Muslim : 2722).
Dalam riwayat lain,
لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ الْيَوْمَ التَّاسِعَ
“Jika Muharram tahun depan saya masih hidup, saya akan puasa tanggal 9”. (HR. Ahmad 1971, Muslim 2723 dan yang lainnya).

Baca: Postingan Terakhir Pupung Sadili di Facebook (FB) 7 Hari Sebelum Dibantai Algojo Suruhan Istri Muda
Baca: Siswa SMAN 1 Parepare Diancam, Wali Kota Akan Berikan Sanksi
Baca: Pejabat Baru Legowo Dirotasi NA, Iqbal Suhaeb Justru ke Thailand
3. Puasa Tanggal 10 Muharram
Puasa tanggal 10 Muharram merupakan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum beliau wafat.
Selain itu puasa di hari Asyura (10 Muharram) dapat menjadi kaffarah dosa setahun yang telah lewat.
Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, “Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang”. Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura? Beliau menjawab, “Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu”. (HR. Muslim 1162).
Sebagaian ulama berpendapat bahwa puasa di tanggal 10 saja hukumnya makruh, karena menyerupai kaum Yahudi dan Nashrani.
Sementara ulama lainnya berpendapat bahwa melakukan puasa tanggal 10 saja tidak makruh.
Namun demikian yang lebih baik, diiringi dengan puasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya, dalam rangka melaksanakan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (TribunStyle/Listusista)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Niat & Tata Cara Puasa Asyura Sambut Tahun Baru Islam 1441 H, Dilaksanakan pada 10 Muharram