Legislator PKB Bulukumba Andi Soraya Widyasari Bersosial Sejak Mahasiswa
Wanita berhijab ini aktif dalam kegiatan-kegitan sosial selama ini sebelum ia terpilih sebagai anggota DPRD di Bulukumba, bahkan ia dekat dengan kaum
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Legislator PKB Bulukumba Andi Soraya Widyasari mengungkap perjalan politiknya hingga ia resmi duduk sebagai anggota DPRD di Kabupaten Bulukumba.
Wanita berhijab ini aktif dalam kegiatan-kegitan sosial selama ini sebelum ia terpilih sebagai anggota DPRD di Bulukumba, bahkan ia dekat dengan kaum difabel.
Begini Keseruan Lomba Lari Balon Dalam Meriahkan HUT ke-74 RI di Kodim 1425 Jebeponto
Program SMN 2019 Papua-Sulsel Resmi Ditutup, Siswa Diminta Jadi Duta Bhineka Tunggal Ika
Soraya Widyasari masih menjunjung tinggi makna sipakatau (tidak membeda-bedakan) dan sipakalebbi (saling mengasihi dan membantu) dalam kehidupannya satu sama lain.
Andi Yaya, begitu ia akrab disapa, masih memiliki garis darah dengan Bupati Bulukumba AM Sukri Sappewali.
Ibunya Andi Hartatia AS merupakan saudara kandung bupati berlatar belakang militer itu.
Lowongan Kerja BUMN PT Pindad (Persero) Besar-besaran Lulusan D3 S1, Daftar Online, Batas 27 Agustus
SSCASN BKN-Jangan Khawatir Jika Tak Dapat Kuota Simulasi CAT BKN, Ada Cara Lain, Simak di Sini!
Kakek buyutnya adalah Andi Sulthan Dg Radja, pendiri Masjid Tua Ponre, yang juga merupakan pahlawan nasional.
Pilihan hidup Andi Yaya untuk terjun ke politik, bukanlah hal yang instan.
Banyak pertimbangan yang ia lakukan sebelum menggeluti dunia politik tersebut.
"Ayah dan ibu saya PNS. Saya anak kedua dari tiga bersaudara, kakak saya juga PNS dan adik saya juga PNS. Ini salah satu alasan kenapa saya pilih jalan berbeda," kata Andi Yaya.
Jangan Lupa, SilkAir Travel Fair 2019 Resmi Digelar di TSM Makassar Hari ini
Sedari kecil, ia memang di didik berbeda dengan kakak dan adiknya.
Salah satu contoh yang dibeberkan Andi Yaya, yakni pada masa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Saudara-saudara Andi Yaya dibebaskan untuk menempuh pendidikan di luar Bulukumba kala itu, sementara dirinya mendapat batasan.
Saat menempuh pendidikan S1 Ilmu Politik di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar pun, ia harus bolak balik ke Bulukumba jika memasuki waktu libur.

"Jadi kalau Sabtu dan Minggu, pasti saya disuruh pulang," kata Andi Yaya.
Namun, justru hal tersebut lebih mendekatkannya dengan warga.