Mata Najwa
Serunya Mata Najwa Tadi Malam, Gubernur Lukas Enembe: Orang Papua Butuh Kehidupan Bukan Pembangunan
Serunya Mata Najwa tadi malam dipandu Najwa Shihab, Gubernur Lukas Enembe: Orang Papua Butuh Kehidupan Bukan Pembangunan
Serunya Mata Najwa tadi malam
dipandu Najwa Shihab,
Gubernur Lukas Enembe: Orang Papua Butuh Kehidupan Bukan Pembangunan
TRIBUN-TIMUR.COM - Program Talkshow Mata Najwa di Trans 7 tadi malam berlangsung seru.
Host Mata Najwa, Najwa Shihab mengangkat tema yang sedang booming, Papua.
Aktivis Papua, Filep Karma mengatakan perlakuan rasis terhadap orang Papua yang masuk dalam ras melanesia dilakukan secara merata oleh orang melayu.
Foto-foto Rumah Mewah Najwa Shihab, Lihat Kolam Renang & Ruang Tamu, Fakta Rumah Transit
Akhirnya Ustadz Abdul Somad Jelaskan soal Video Viral, Baca 5 Poin Pentingnya, MUI Menanggapi
Heboh Mobil Goyang di Aceh, 2 Remaja Nekat Berhubungan Intim di Depan Toko Digrebek Warga, Ada Bukti
“Saya kira hanya Alm. Gus Dur, orang yang bisa mengerti apa yang bangsa Papua inginkan. Beliau yang mengembalikan identitas kami sebagai bangsa Papua. Memberikan dialog. Dulu LIPI sudah bikin peta jalan, tapi tidak direspon oleh pemerintah dulu.
Dialog yang dirumuskan LIPI ditakuti oleh pemerintah pusat,” kata Filep.
Lenis Kogoya, Stafsus Presiden Kelompok Kerja Papua mengatakan Jokowi sudah mencoba memberikan yang terbaik kepada Papua, salah satunya melalui pembangunan.
Soal pembangunan ini, Sekjen Federasi Kontras Andy Junaedi mengatakan orang Papua tidak butuh pembangunan infrastruktur.
“Pelanggaran HAM berat seringkali terjadi di Papua yang tidak pernah terselesaikan. Orang Papua butuh ilmu, bukan senjata,” kata Andy.
Hal senada juga dikatakan oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe.
“Orang Papua bukan butuh pembangunan, tapi butuh kehidupan,” ujarnya.
Pandangan itu dibenarkan oleh akademisi dari Universitas Papua, Yusuf Sawaki yang mengatakan pendekatan lain harus dilakukan terhadap Papua, bukan hanya soal kesejahteraan atau ekonomi.
“Lihat juga soal hak-hak kemanusiaannya, hak politiknya, sejarahnya. Banyak kasus HAM di Papua yang tidak diselesaikan,” kata Yusuf.