Aktivis Papua Ungkap Sosok Presiden yang Ngerti Rakyat Papua ke Najwa Shihab! Sebut Ada Ruang Dialog
Keprihatinan peristiwa kerusuhan Papua tersebut dipilih menjadi tema dari Program Mata Najwa yang diunggah di YouTube Najwa Shihab, Kamis (22/8/2019)
Aktivis Papua Ungkap Sosok Presiden yang Ngerti Rakyat Papua ke Najwa Shihab! Sebut Ada Ruang Dialog
TRIBUN-TIMUR.COM - Tindakan rasis terhadap warga Papua, disebut sebagai pemicu kerusuhan di sejumlah wilayah di Papua dan Papua Barat.
Keprihatinan akan peristiwa kerusuhan Papua tersebut dipilih menjadi tema dari Program Mata Najwa yang diunggah di saluran YouTube Najwa Shihab, Kamis (22/8/2019).
Presenter Program Mata Najwa yakni Najwa Shihab, kemudian mengangkat kondisi tersebut dengan tema 'Nyala Papua'.
Baca: Mobil Dinas Baru Menteri Jokowi Maruf Amin Habiskan Rp 147 Miliar Lebih APBN Model & Jenis Belum Ada
Baca: 2 Pemain Persib Bandung Pindah Liga 2, Robert Alberts Warning Ezechiel Ndouassel & Sesalkan Hariono
Dalam talkshow tersebut, Mata Najwa menghadirkan Aktivis Papua Filep Karma untuk memberikan pandangannya terkait kndisi yang dirasakan masyarakat Papua.
Ia mengatakan, ada satu presiden yang ia rasa bisa memahami masyarakat Papua.
"Saya kira hanya Gus Dur saja, beliau bisa mengerti apa yang bangsa Papua inginkan sehingga beliau membuka peluang-peluang itu untuk kami," ungkap Filep.

"Gus Dur lah yang mengembalikan kami sebagai identitas Bangsa Papua. Bisa berdialog dengan orang Papua," ujarnya.
Filep pun membeberkan pernah ada usaha membuka dialog dengan pemerintah namun tak ada hasil.
"Apa yang membuat orang Indonesia ketakutan? Dari dulu kami minta dialog tidak pernah direspons, kemudian LIPI pun sudah membuat penelitian untuk itu, tapi tidak direspons," paparnya.
Baca: WA, IG, FB & Twitter Sulit Diakses di Papua dan Papua Barat, Sampai Kapan? Ini Penjelasan Kominfo
Baca: Bursa Transfer - Djanur Latih Barito Putera, Maitimo Menuju PSM, Persebaya Incar Eks Pelatih Timnas
"Jadi semacam ada sesuatu yang disembunyikan untuk tidak diketahui oleh mayoritas rakyat Papua," lanjutnya.
"Kami juga bertanya, sebab dialog yang diajukan LIPI itu bagus, itu ditakuti, itu mungkin kita coba untuk berbicara, tentunya ada hal yang disepakati dan untuk tidak disepakati," kata Filep.
Lihat video dari menit ke 1.30:
Sedangkan Sekjen Federasi Kontras, Andy Irfan Junaedi yang terbiasa mendampingi mahasiswa Papua di Surabaya mengungkapkan apa yang terjadi pada Sabtu (17/8/2019).
"Ini adalah satu dari kejadian yang sering kali terjadi di asrama Jalan Kalasan, Surabaya, jadi selama 2 hari itu, itu situasi yang sangat mencekam bagi kawan-kawan di salam asrama," ungkap Andy.