OPINI
OPINI - Kebohongan dan Pelacur Intelektual
Saat diserahi amanah menjadi Gubernur Andalan Sulsel, beliau menjauhkan diri memanjakan sedarahnya dalam memimpin.
Yang ada, kesan cerdas dan peduli dengan amanah mengembangkan kampus Unhas. Lompatan berpikirnya melebihi kebijaksanaan pemikir dan intelektual sejati.
Baca: 4 Pria Ini Ekspedisi Gunung Gandang Dewata Mamasa 7 Hari Perjalanan
Di mana dia memimpin, menjadi panutan baik dalam pikiran dan tindakan.
Dalam rekruitmen pimpinan universitas, Prof andalan kita ini tidak pernah mendudukkan keluarga dekat, baik yang melalui pertalian darah atau perkawinan, sebagai pejabat struktural di lingkungan Kampus Merah.
Tapi justru karena kejujurannya itulah, sosoknya menjadi sangat disegani dan dihormati sebagai pemimpin.
Saat diserahi amanah menjadi Gubernur Andalan Sulsel, beliau menjauhkan diri memanjakan sedarahnya dalam memimpin. Semua pejabat di kantor gubernur adalah orang pilihan.
Dipilih karena dipercaya mampu ikut menggerakkan pembangunan Sulsel. Tidak terkecuali AM Sallatu yang diangkat sebagai Wakil Bapedda.
Prof Amir juga memahami keberagaman suku yang perlu mendapat tempat dalam jalannya pemerintahan.
Olehnya itu, setelah memenuhi kualifikasi, pembagian jabatan struktural juga tidak mengabaikan aspek keterwakilan semua etnis.
Pelibatan keterwakilan profesionalisme dan geopolitik itu diharapkan melahirkan semangat kebersamaan yang akan menetes dalam interaksi sosial di akar rumput.
Makassar, Bugis, Toraja, dan Mandar bahu membahu membangun Sulsel.
Baca: Paskibraka Gowa Diminta Ikut Perangi Sampah Plastik
Selama memimpin, integritas beliau menghindarkannya dari ‘melacurkan diri’ terhadap persekongkolan untuk menikmati kekuasaan. Sederet jejak bersih itu menjadi teladan.
Menjadi ikon konsistennya ucapan dan tindakan dalam memerintah. Itulah harga mahal yang coba diturunkan kepada murid-muridnya.
Bahwa tindakan KKN merusak citra keteladanan. Bagaimana dengan drama kebohongan yang ditampilkan pemimpin kita saat ini?
Narasi AM Sallattu menyebutnya sesuatu yang tidak terpuji. Menyoroti kebohongan pemimpin dengan sederat gelar akademik di bawah sumpah, Sallatu menukil jejak actor politik Gary Hart.
Akibat tabiat berbohong yang pernah dilakukan di depan publik, dia mengundurkan diri dari pencalonan presiden AS. Contoh terbaik lain soal kebohongan datang dari negeri Sakura.