Siapa Egianus Kogoya Sosok Diduga di Balik Gugurnya 2 Putra Sulsel Briptu Heidar dan Sertu Yusdin?
Mengenal Egianus Kogoya, sosok diduga di balik gugurnya 2 putra Sulsel, Briptu Heidar dan Sertu anumerta Yusdin. Selama tahun 2019, sudah 2 putra
TRIBUN-TIMUR.COM - Mengenal Egianus Kogoya, sosok diduga di balik gugurnya 2 putra Sulsel, Briptu Heidar dan Sertu anumerta Yusdin.
Selama tahun 2019, sudah 2 putra Sulsel ( Sulawesi Selatan ) gugur akibat ulah Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) yang dipimpin Egianus Kogoya.
Keduanya adalah Serda Yusdin dan Briptu Heidar.
Mereka gugur dalam tugas demi mempertahankan Tanah Air dari kelompok separatis.
Baca: 2 Putra Sulsel Gugur di Papua Karena Ulah KKB dipimpin Egianus Kogoya, Tak Hanya Briptu Heidar
Lantas, siapa sebenarnya Egianus Kogoya yang dianggap sebagai tokoh di balik konflik Nduga?
Sebelumnya, diberitakan Tribunnews.com, pejabat TNI/Polri menyebut Egianus Kogoya sebagai pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Nduga.
Egianus Kogoya dianggap sebagai tokoh yang paling bertanggung jawab atas sejumlah aksi serangan yang dilancarkan kelompok kriminal bersenjata.
Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih Letkol TNI Dax Sianturi mengatakan, Egianus Kogoya merupakan pemimpin OPM yang sebelumnya berafiliasi dengan OPM pimpinan Goliath Tabuni di Kabupaten Puncak Jaya.
Selama terjadi kontak senjata antara TNI dengan OPM, menurut Dax, sulit bagi pasukan TNI untuk memastikan keberadaan Egianus Kogoya.
Sebab, anggota KKB selalu bersembunyi dalam hutan.
Tak hanya itu, keberadaan Egianus Kogoya juga sulit dipastikan, karena mereka selalu berpindah tempat setiap melakukan aksi.
Namun, menurut Dax, dapat dipastikan bahwa setiap aksi penembakan di Nduga dilakukan oleh kelompok sparatis pimpinan Egianus Kogoya.

Menurut Dax, kelompok Egianus mengedepankan paham politik yang berlawanan dengan pemerintah. Kelompok Egianus menolak mengakui pemerintah RI.
"Jadi Egianus Kogoya ini dalam catatan kita, adalah kelompok yang secara politik bertentangan dengan NKRI. Tak sedikit dari mereka memiliki catatan kriminal," ujar Dax di Jayapura, Rabu (31/7/2019).
Identitas Egianus Kogoya belum dapat dipastikan.
Dax Sianturi pun mengaku tidak memegang data lengkap yang bersangkutan.
Namun, Victor Mambor, seorang jurnalis senior di Papua, mengaku sempat bertemu dengan Egianus Kogoya pada Januari 2019 di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga.
Untuk bertemu dengan Egianus Kogoya, ia menyebut ada pihak lain yang tidak bisa ia sebutkan membantu untuk membuatkan janji.
Pertemuan pun diatur pada tengah malam.
Sebelum bertemu, Victor Mambor memperkirakan, saat itu ia harus berjalan kaki sekitar 2 jam sebelum tiba di lokasi Egianus Kogoya.
"Jalan gelap, saya ikut arahan saja. Saya tidak tahu itu kami jalan ke arah mana, sampai tiba di perkampungan," kata Victor Mambor.
Rupanya, Egianus Kogoya sudah menunggu Victor di dalam sebuah honai (rumah adat suku pegunungan).
Pertemuan pun berlangsung hanya sebentar, sekitar 15 menit.
Victor Mambor menggambarkan sosok Egianus Kogoya seperti remaja.
Begitu pun anak buahnya yang dinilai masih tergolong muda.
"Usianya sekitar 17-18 tahun, yang ada di sekitar Egianus juga masih remaja, usia belasan tahun," ucap Victor Mambor.
Dari informasi yang ia dapat, Victor Mambor menyebut ayah Egianus Kogoya bernama Silas Kogoya yang juga merupakan salah satu tokoh OPM.
Namun, kini ayahnya sudah meninggal dunia.
Dari pembicaraan selama 15 menit, Victor Mambor menilai Egianus Kogoya merupakan sosok terpelajar, berbeda dengan masyarakat lain yang ada di pegunungan.
Namun, Egianus Kogoya yang mengetahui bahwa ia sedang berbicara dengan seorang jurnalis meminta agar hasil pembicaraan mereka tidak diberitakan.
Diminta Kembali ke NKRI
Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua P Sembiring meminta pemimpin OPM di Kabupaten Nduga, Egianus Kogoya segera menyerahkan diri.
"Sampaikan sama dia, salam saya untuk Egianus Kogoya segera bergabung ke NKRI," kata Mayjen TNI Yosua P Sembiring.
Menurut Mayjen TNI Yosua P Sembiring, pasukan TNI yang ada di Nduga memiliki dua tugas pokok, yaitu penegakan hukum kepada kelompok kriminal bersenjata yang kerap melakukan penembakan dan mengawal pembangunan.
Namun, menurut Mayjen TNI Yosua P Sembiring, TNI juga dipastikan bisa melakukan langkah persuasif bila kelompok Egianus Kogoya memiliki itikad baik untuk menyerahkan diri dan menyatakan siap bergabung dengan NKRI.
"Bahwa Egianus itu saudara kita semua. Hanya saja saat ini kita lagi tidak sepaham. Untuk itu, kita rangkul dan mengajak dia untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," kata Mayjen TNI Yosua P Sembiring.(*)