Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Stand Ekspo Solidaritas Konservasi Alam Sulbar Sajikan Edukasi Masyarakat

Even kesenian dan kebudayaan bertaraf internasional ini dirangkaikan pameran pembangunan Pemkab Polman.

Penulis: edyatma jawi | Editor: Ansar
edy jawi/tribunpolman.com
Stand pameran Solidaritas Konservasi Alam Sulbar di kawasan Stadion HS Mengga Polewali, Jumat (2/8/2019). 

TRIBUN-TIMUR.COM, POLMAN - Polewali Mandar Internasional Folk and Art Festival (PIFAF) 2019 kini memasuki hari kedua.

PIFAF ke-IV di Polewali Mandar (Polman) mulai bergulir, Kamis (1/8/2019).

Baca: PIFAF Sedot Wisatawan Luar Negeri dan Domestik ke Polman

Baca: Polman Keluar dari Status Daerah Tertinggal, Bupatinya Malah Sedih, Ternyata Ini Masalahnya

Baca: BBKSDA Sulsel Peringati Hari Hutan dan Air Lewat Kampanye Konservasi dan Tanam Pohon

Even kesenian dan kebudayaan bertaraf internasional ini dirangkaikan pameran pembangunan Pemkab Polman.

Puluhan instansi pemerintah dan ratusan lapak UMKM ambil bagian dalam pameran tersebut.

Satu diantaranya yakni Dinas Kehutanan Sulbar bersama komunitas pecinta satwa dan tumbuhan.

Mereka mendirikan stand ekspo yang dinamakan Solidaritas Konservasi Alam Sulawesi Barat (Sulbar).

Kabid Perlindungan Hutan, Konservasi SDA dan Ekosistem, Dishut Sulbar, Neni Tandirapa menjelaskan, stand tersebut merupakan perpaduan dengan komunitas pecinta flora dan fauna di Mamuju, Majene dan Polewali Mandar.

"Kita bungkus dengan solidaritas konservasi alam Sulbar," jelas Neni, Jumat (2/8/2019).

Kata Neni, dari Mamuju dilibatkan komunitas pecinta reptil dan reptor. Mereka memboyong sebanyak delapan ular dan seekor bayi buaya ke stand tersebut.

Sementara itu, dari Polewali Mandar dilibatkan pecinta elang. Komunitas tersebut juga menampilkan dua ekor elang selama perhelatan eskpo PIFAF hingga 7 Agustus nanti.

Sedangkan dari Majene, lanjut Neni, fokus pada konservasi mangrove.

Seluruh komunitas itu bergabung untuk memberikan edukasi pada pengunjung di eskpo. Sehingga mereka lebih mencintai hewan maupun mangrove.

Khusus mangrove, kata Neni, di stand tersebut ditampilkan berbagai olahan. Seperti kue, kopi hingga teh yang terbuat dari mangrove.

"Kami ingin memberikan edukasi juga pada pengunjung bahwa mangrove tidak hanya sebagai penahan abrasi, tapi juga bisa menghasilkan atau meningkat pendapatan masyarakat," jelasnya.

Lanjut Neni, pihaknya memiliki program yang dinamakan mangrove lestari dompet berseri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved