HAN, Ketua KP2AM Enrekang Minta Kekerasan Terhadap Anak Dicegah
Untuk itu, Ketua Komunitas Pemerhati Perempuan dan Anak Massenrempulu (KP2AM), Sry Yanti Ningsih punya harapan tersendiri.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Ansar
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG- Hari Anak Nasional, diperingati tepat pada hari ini, tanggal 23 Juli 2019.
Perayaan ini sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 pada tanggal 19 Juli 1984.
Untuk itu, Ketua Komunitas Pemerhati Perempuan dan Anak Massenrempulu (KP2AM), Sry Yanti Ningsih punya harapan tersendiri.
Menurutnya, salah satu yang menjadi momok bagi anak sampai saat ini masih permasalahan yang sama yakni kekerasan, baik itu secara seksual ataupum fisik.
Ahok Ungkap Pembagian Warisan untuk Anaknya, Gimana Nasib Veronica Tan dan Puput Nastiti Devi?
Dokter Gigi Romi Batal Jadi PNS padahal Peringkat 1 Seleksi CPNS, Ternyata ini Penyebabnya
Bisakah Anda Jawab 3 Soal Tes IQ ini? dari 3.000 Peserta, 83 % Gagal Menjawab dengan Benar
Olehnya itu, diperlukan langkah kreatif untuk melakukan tindakan preventif terhadap kasus kekerasan terhadap anak saat ini.
Terkhusus di Kabupaten Enrekang, Sry meminta pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) lebih aktif melakukan penyuluhan dan sosialisasi.
Dengan metode pendekatan yang lebih spesifik kepada para orang tua dan masyarakat terkait pencegahan kekerasan terhadap anak.
"Saya kira di Enrekang ini, DP3A sangat perlu aktif melakukan langkah-langkah preventif ke masyarakat, agar bisa mencegah kekerasan terhadap anak," kata Sry, Selasa (23/7/2019).
Ahok Ungkap Pembagian Warisan untuk Anaknya, Gimana Nasib Veronica Tan dan Puput Nastiti Devi?
Dokter Gigi Romi Batal Jadi PNS padahal Peringkat 1 Seleksi CPNS, Ternyata ini Penyebabnya
Bisakah Anda Jawab 3 Soal Tes IQ ini? dari 3.000 Peserta, 83 % Gagal Menjawab dengan Benar
Selain itu, Sry juga berharap agar semua elemen khususnya orang tua agar lebih memperhatikan dan mengawasi anaknya.
Jangan terlalu mudah memberikan anak gadget yang justru membuat mereka tergantung terhadap hal itu.
Sehingga dapat memberikan pengaruh buruk terhadap perkembangan pola pikir dan karakter anak.
"Jangan jadikan anak sebagai budak teknologi, orang tua harus cermat dan cerdas melakukan pengawasan terhadap anaknya," ujarnya.
(tribunenrekang.com)
Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, Muh Azis Albar