Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Masih Ingat Doktor UNM, Wahyu Jayadi Pembunuh Siti Zulaeha? Ia Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana

Masih Ingat Doktor UNM, Wahyu Jayadi Pembunuh Siti Zulaeha Djafar? Ia Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana

Penulis: Ari Maryadi | Editor: Hasrul
Tribun Timur
Masih Ingat Doktor UNM, Wahyu Jayadi Pembunuh Siti Zulaeha Djafar? Ia Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana 

Masih Ingat Doktor UNM, Wahyu Jayadi Pembunuh Siti Zulaeha Djafar? Ia Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana

TRIBUN-TIMUR.COM - Masih ingat kasus pembunuhan pegawai di Universitas Negeri Makassar (UNM), Siti Zulaeha Djafar?

Pelakunya adalah Wahyu Jayadi, seorang dosen bergelar doktor di Universitas Negeri Makassar (UNM).

Kasus ini telah memasuki babak baru, dimana Wahyu Jayadi, dijerat dengan persangkaan pasal pembunuhan berencana, yaitu pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KHUP).

"Iya. Primair Pasal 340 KUHP Sub Pasal 338 KUHP Lebih Sub Pasal 351 (3) KUHP," kata Kepala Seksi Intel Kejaksaan Negeri Gowa, Syamsu Rezky kepada Tribun Timur, Senin (22/7/2019).

Baca: Prof Rahman Rahim Penguji Eksternal Ujian Promosi Doktor Muhammad Ali Bakri

Baca: Anda Cari HP Harga Rp 1 Jutaan? Ini 7 Ponsel Murah Rp 1 Jutaan Terbaik 2019, Berikut Spesifikasinya

Syamsu Rezky menyebut jika fakta-fakta baru tersebut nantinya akan disampaikan dalam persidangan.

"Fakta-fakta itu nanti dipersidangan kita buktikan," imbuh Syamsu Rezky.

Berkas perkara kasus pembunuhan ini diketahui telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Gowa.

Jaksa menilai berkas perkara yang diserahkan polisi telah lengkap (P21).

Baca: Arti Logo Baru Gojek bernama Solv, Tak Sekedar Lingkaran dan Titik

Baca: TRIBUNWIKI: Ini 6 Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Kecamatan Manggala Makassar, Lengkap Lokasi

Baca: Prof Rahman Rahim Penguji Eksternal Ujian Promosi Doktor Muhammad Ali Bakri

"Ini sudah tahap dua juga. Berkasnya sudah lengkap dan akan segera kami limpahkan ke pengadilan untuk proses persidangan," sambung Syamsu.

Polisi sebelumnya mengenakan persangkaan pasal 338 dan 351 ayat 3 KUHP terhadap Wahyu Jayadi.

Namun berkas perkara yang dilimpahkan penyidik ketika itu dikembalikan oleh Kejaksaan Negeri Gowa. Hal itu berdasarkan hasil penelitian jaksa Kejari Gowa.

Baca: Anda Cari HP Harga Rp 1 Jutaan? Ini 7 Ponsel Murah Rp 1 Jutaan Terbaik 2019, Berikut Spesifikasinya

Baca: FOTO: Doyok Jarot Membuat Konten Kreatif di Pasar Kopi

Baca: TRIBUNWIKI: Medium SUV Wuling Almaz dengan 7-Seater Hadir di GIIAS, Ini Spesifikasinya

Pasal 338 merupakan persangkaan pembunuhan, sementara pasal 351 ayat tiga merupakan persangkaan penganiayaan menimbulkan korban meninggal dunia.

Ketika itu, Kejari meminta Polres Gowa menggali persangkaan pembunuhan berencana dalam kasus pembunuhan pegawai kampus Universitas Negeri Makassar, Siti Zulaeha Djafar.

Sering Melamun di Penjara Ingat anak istri

Wahyu Jayadi meratapi nasibnya setelah menghilangkan nyawa rekannya. wahyu di dalam sel tahanan Mapolres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru Sungguminasa.

Ia ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan pegawai kampus Universitas Negeri Makassar, Siti Zulaeha Djafar, Minggu (24/3/2019) lalu.

Pria yang berprofesi sebagai dosen ilmu olahraga ini rupanya sering melamun di tahanan.

Kuasa Hukum Wahyu Jayadi, M Shyafril Hamzah mengatakan, kliennya tak kuasa menerima kenyataan pahit harus mendekam dalam jeruji besi.

Apatah lagi, kliennya tersebut termasuk doktor muda di kampus Universitas Negeri Makassar.

Baca: 9 Hari Lalu Gadis Ini Tinggalkan Rumah dan Tak Kembali Lagi, Gerak-gerik Terakhirnya Terekam CCTV

Baca: Dosen Bergelar Doktor Pembunuh Pegawai UNM Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana

Bahkan selangkah lagi meraih gelar profesor.

"Klien kami ini sering terdiam secara tiba-tiba kalau ditemani berbicara. Dia syok menerima nasibnya di penjara," kata Shyafril kepada Tribun Timur, Kamis (24/5/2019).

"Jadi Pak Wahyu itu sering melamun pikir gelar profesornya yang rencanakan dikukuhkan pada tanggal 5 April 2019 kemarin," sambung pria Pangkep tersebut.

Selain karir akademik, kata Shyafril, Wahyu Jayadi juga masih memiliki beban pikiran lain.

Shyafril menyebut, Wahyu sering memikirkan nasib keempat anaknya yang mesti menanggung malu akibat perbuatan ayahnya.

"Anak bungsunya yang berumur lima tahun sering menangis. Dia rindu Bapaknya karena sering satu ranjang tidur dengan Bapaknya," imbuh Shyafril.

Baca: Hadiri IDF di Jakarta, JK: Ini Wadah Lahirnya Ide-ide Kreatif

Baca: Kronologi Pria Mabuk Perdaya Wanita yang Baru Saja Putus Cinta, Terpergok saat Hendak Menggauli

Baca: Ini Kata-kata Suami Nunung Saat Minta Sang Istri Berhenti Pakai Narkoba

"Pak Wahyu itu selama ini juga selalu menyempatkan bermain bersama anak bungsunya sebelum tidur, ia rutin lakukan itu sepulang kerja demi menyenangkan hati anaknya," sambung Shyafril.

Oleh karena itulah, kata Shyafril, Wahyu sering melamun dalam penjara.

Ia tak henti memikirkan karir akademiknya serta keempat anaknya.

"Saya coba sampaikan ke Pak Wahyu untuk menerima kenyataan ini. saya minta dia bertaubat. Makanya dia sekarang fokus memperbaiki diri dengan taat beragama," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved