Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: 4 Anggota Grup Lawak Srimulat Tersandung Kasus Narkoba, Ini Sejarah dan Profilnya

kelompok Srimulat kemudian mendirikan cabang-cabang seperti di Surabaya, Semarang, Surakarta, dan Jakarta.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
int
ilustrasi srimulat 

Dengan kekuatan itulah Gema Malam Srimulat kemudian berpentas dari satu pasar malam ke pasar malam lainnya, di pelbagai kota di Jawa.

Era tahun 1960, ketika Srimulat mulai mengalami kemerosotan keuangan, Teguh menemukan penyanyi cilik Yana—yang menggantikan peran Srimulat sebagai bintang panggung Gema Malam Srimulat— dan mengungkapkan gagasan untuk tampil di panggung secara menetap.

Maka pada Jumat 19 Mei 1961, grup ini menancapkan kakinya kali pertama di THR Surabaya.

Nama Gema Malam Srimulat pun lalu diubah lebih komersial menjadi Srimulat Review.

Dimulailah perjalanan sebuah komunitas kelompok musik-komedi yang mungkin secara tidak sengaja dan berproses menjadi sebuah fenomena dan menjadi sebuah subkultur baru.

Ketika banyak pementasan sarat dengan pesan dan kritik sosial, kelompok Srimulat membebaskan diri dari patron tersebut.

Srimulat hadir untuk menghibur dan kelompok ini benar-benar merupakan perwujudan sebuah subkultur Jawa.

Ciri khas

Hal utama yang dijual dalam pementasan mereka, selain materi yang lucu, adalah kekhasan para pemainnya.

Itu merupakan syarat mutlak yang ditekankan oleh Teguh saat merekrut para calon anggotanya.

Ciri khas yang dimaksud ada beberapa corak, di antaranya adalah penampilan, gaya bicara, dan kalimat-kalimat yang menjadi trade mark seorang pemain.

Sebut saja Asmuni dengan kalimat "Hil yang mustahal" dan "Tunjep poin" (maksudnya hal yang mustahil dan to the point) sudah sangat melekat padanya.

Atau ketika Timbul yang akan membuat penonton tertawa tatkala ia mengucapkan "Akan tetapi" dan "Justeru".

Pelawak lain seperti Mamiek Prakoso terkenal dengan kalimat "Mak bedunduk", dan "Mak jegagik" (sekonyong-konyong, tiba-tiba).

Lain lagi dengan Tarzan yang selalu berpenampilan rapi a la militer. Lelaki berperawakan tinggi besar ini kalau melucu memang jarang ikut tertawa, tidak seperti Nunung dan Basuki.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved