Ini 10 Buku Terlaris Pekan Ketiga Juli 2019 di Gramedia MaRI
Tak hanya itu, Gramedia juga menyediakan perlengkapan sekolah, olahraga hingga alat musik.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Ina Maharani
5. Struktur Cinta yang Pudar * Puisi karya Ibe S Palogai
Harga: Rp 50 ribu
6. Srimenanti karya Joko Pinurbo
Harga: Rp 60.500
Saya pernah ditanya wartawan, “Lukisanmu termasuk aliran apa?” Saya malas dan tidak tertarik menjawab pertanyaan semacam itu. Saya tidak tertarik pada label.
Hari-hari ini kegemaran bermain label kembali merajalela dan banyak orang lupa atau tidak menyadari bahayanya.
Diam-diam saya jeri menanggung beban yang diakibatkan oleh permainan label dan stigma. Namun, bagaimanapun saya mencintai hidup ini.
Di saat-saat rentan hati, ingin rasanya saya pergi mengasingkan diri. Pergi jauh ke sebuah pelukan dan berlabuh di bahu seseorang, tetapi pelukan siapa, bahu siapa?
Srimenanti adalah novel perdana Joko Pinurbo.
7. 100 Soneta Cinta karya Pablo Neruda
Harga: Rp 104.500
“Atas dasar cintaku kepadamu, aku persembahkan abad ini: soneta-soneta kayu yang lahir semata karena kau memberinya kehidupan.” Demikianlah persembahan yang ditulis Pablo Neruda untuk istrinya, Matilde Urrutia.
Seratus soneta ini telah berkumandang puluhan tahun---dibisikkan di antara kekasih, dimadahkan bagai janji setia, dan dideklamasikan di antara pembaca kesusastraan. Nyata bahwa Pablo Neruda adalah salah satu penyair abad ke-20 yang paling digemari.
Dari tangannya lahir banyak buku di sela-sela kesibukannya sebagai diplomat, dan layaklah dia dianugerahi Hadiah Nobel Sastra pada 1971. Kini, 100 Soneta Cinta hadir dalam bahasa Indonesia. Semoga cintanya menggaung senantiasa.
8. Bertarung dalam Sarung karya Alfian Dippahatang
Harga: Rp 66 ribu
Kau sengaja menjebak tubuh mereka di tubuh saya yang berongga. Semuanya di luar akal, kau tega menyuruh mereka saling tikam.
Kau malas mencari cara yang lebih beradab dan seperti menganggap ini jalan terakhir menyelesaikan persoalan.
Air mata palsu kauteteskan saat saya masih ingin bersamamu, basah di sepasang pipi keriputmu. Kendati saya rasakan aliran ketidakrelaan, kau tetap ingin saya segera mati terkoyak-koyak, lantas ujungnya siap tak siap saya harus meninggalkan rumah, kenangan, dan segalanya.