Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Google Doodle Peringatan ke-50 Tahun Pendaratan di Bulan/Moon Landing, 3 Astoronot Paling Beruntung

Google Doodle peringatan ke-50 tahun pendaratan di Bulan atau 50th anniversary of the Moon landing, apa itu?

Editor: Edi Sumardi
NASA/CNN.COM
Astronot yang ditugaskan NASA berhasil menginjakkan kakinya di Bulan. 

Seluruh astronot yang pernah menjalankan misi Bulan itu adalah laki-laki.

Artinya, belum ada perempuan yang melakukan misi perjalanan ke Bulan.

Namun, sejarah baru akan terukir.

NASA mengumumkan rencana besar pada misi ke Bulan, Mei 2019 lalu.

Juli 1969, astronot Amerika Serikat, Edwin Buzz Aldrin, terekam di permukaan Bulan dekat bendera AS dalam misi Apollo 11. Aldrin merupakan orang kedua yang berjalan di Bulan setelah Neil Armstrong.
Juli 1969, astronot Amerika Serikat, Edwin Buzz Aldrin, terekam di permukaan Bulan dekat bendera AS dalam misi Apollo 11. Aldrin merupakan orang kedua yang berjalan di Bulan setelah Neil Armstrong. (HULTON ARCHIVE/ARSIP KOMPAS)

Merangkum dari video yang dijadikan keterangan pers, NASA menyebut akan mempercepat rencana ambisius ke bulan dalam lima tahun mendatang.

Hal terbaru dalam misi itu adalah keikutsertaan astronot perempuan di dalamnya.

NASA menegaskan, akan ada kursi di misi lunar 2024 khusus diperuntukkan bagi seorang perempuan yang nantinya akan berjalan pertama kali di Bulan.

Program ini menjadi salah satu pengejawantahan kesetaraan gender.

Untuk itu, misi ini diberi nama dewi Yunani yang merupakan kembaran dewa Apollo, yaitu Artemis.

"Lima puluh tahun setelah Apollo, program Artemis akan membawa pria berikutnya dan perempuan pertama ke Bulan," kata Jim Bridenstine, administrator NASA dikutip dari CNN, Selasa (14/5/2019).

Tak hanya membawa perempuan untuk melakukan lompatan pertama ke Bulan, NASA juga berencana untuk membuat kemah di sana.

Dalam hal ini, NASA berharap eksplorasi bulan akan membuat posisi AS lebih strategis pada bidang antariksa.

Meski begitu, dikutip dari Science Alert, Rabu (15/5/2019), banyak orang yang skeptis terhadap rencana ambisius ini.

Pasalnya, rentangan waktu yang ditetapkan dianggap tidak realistis. Selain itu, masalah pembiayaan program ini juga perlu dipertimbangkan.

Misi ini juga memerlukan roket paling kuat dan pendekatan baru untuk sistem pendaratan di Bulan.

Namun, pihak NASA sendiri optimis dengan rencana ini.

Jika semuanya berhasil, AS akan memiliki pos terdepan dalam perjalanan ke planet Mars.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved