Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Google Doodle Peringatan ke-50 Tahun Pendaratan di Bulan/Moon Landing, 3 Astoronot Paling Beruntung

Google Doodle peringatan ke-50 tahun pendaratan di Bulan atau 50th anniversary of the Moon landing, apa itu?

Editor: Edi Sumardi
NASA/CNN.COM
Astronot yang ditugaskan NASA berhasil menginjakkan kakinya di Bulan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Google Doodle peringatan ke-50 tahun pendaratan di Bulan atau 50th anniversary of the Moon landing, apa itu?

Pada Jumat (19/7/2019), situs mesin pencarian Google menampilkan doodle astronot mendarat di Bulan sebagai tanda peringatan 50 tahun pendaratan manusia di Bulan untuk kali pertama. 

Momentum bersejarah di dunia antariksa tercatat pada 20 Juli 1969.

Tiga orang astronot asal Amerika Serikat paling beruntung karena berhasil menginjakkan kakinya ke Bulan.

Proyek ini berawal dari keinginan Presiden AS John F Kennedy yang ingin mendaratkan manusia di bulan dan mengembalikannya ke bumi dengan selamat.

Harian Kompas, 11 Januari 1969, memberitakan, badan antariksa AS, National Aeronautics and Space Administration ( NASA ) telah menugaskan tiga astronot yang akan didaratkan di Bulan.

Ketiga astronot tersebut adalah Neil Armstrong seorang pegawai sipil NASA, Letnan Kolonel (AU) Michael Collins, dan Kolonel (AU) Edwin Aldrin.

Dalam penerbangan tersebut, Armstrong menjadi komandan penerbangan, sementara Collins menjadi pilot pesawat luar angkasa, dan Aldrin bertugas sebagai pilot lunar modul yang akan digunakan ketika mendarat di bulan.

Pada 16 Juli 1969, rencana tersebut terwujud dan berjalan lancar.

Apollo 11 meluncur ke angkasa dari Cape Kennedy, Amerika Serikat.

Dikutip dari Harian Kompas, 21 Juli 1969, jadwal pendaratan 3 awak pesawat di bulan sudah direncanakan dengan pasti.

Apollo 11 telah sampai di bulan pada 20 Juli 1969.

Pejabat NASA mengumumkan bahwa pesawat mendarat di Mare Transquilitatis (Laut Teduh) pukul 18.22 GMT (01.22 WIB).

Selama 9 jam 50 menit, Armstrong dan Aldrin tetap berada di LEM (Lunar Excursion Module) atau lander pendarat pesawat ruang angkasa.

Kemudian, mereka mengecek seluruh peralatan dan memempersiapkan pesawat induk.

Setelah itu, Armstrong membuka lubang ke luar LEM dengan menuruni tangga sembilan tapak pada 21 Juli 1969, pukul 04.22 GMT (11.22 WIB).

Saat itu, Armstrong menjadi orang pertama yang menginjakkan kakinya di bulan.

Setelah 27 menit, Aldrin menyusul Armstrong.

Michael Collins tetap berada di orbit bulan dalam Command Module.

Tugas terpenting dari dua angkasawan itu adalah mengabadikan area bulan dengan kamera, dan yang paling penting mencari contoh jenis-jenis tanah yang ada di bulan untuk bahan penelitian Selenologi (ilmu pengetahuan tentang geologi bulan).

Seusai misi ini, seperti diberitakan Harian Kompas, 23 Juli 1969, Armstrong menyatakan telah melihat keindahan dari ketinggian 700 meter dari permukaan bulan ketika Lunar Module melontarkan pesawat.

"Oh Tuhan, betapa indahnya!" seru Armstrong.

Selanjutnya, dilakukan misi kembali ke Bumi.

Collins menunggu kedatangan Armstrong dan Aldrin sambil berteriak "Allelulaa!" karena kegembiraannya.

Setelah ketiga awak tersebut bertemu, mereka mengelilingi bulan satu kali lagi dan menghidupkan mesin, kemudian mengarahkan pesawatnya kembali ke Bumi.

Perjalanan 59 jam dari bulan ke Bumi digunakan ketiga astronot ini untuk beristirahat.

Pada 24 Juli 1969, ketiganya tiba di Bumi dengan mencebur bersama Apollo 11 di Lautan Pasifik, kira-kira 1.400 km sebelah barat daya Hawai.

Kapal induk Hornet dan tim penolong membantu ketiga astonot itu untuk keluar dari laut.

NASA Siapkan Misi Pendaratan Pertama Perempuan di Bulan

Sejak Neil Armstrong menginjakkan kakinya di Bulan beberapa dekade lalu, setidaknya telah ada 12 orang yang melakukan perjalanan ke satelit Bumi itu.

Seluruh astronot yang pernah menjalankan misi Bulan itu adalah laki-laki.

Artinya, belum ada perempuan yang melakukan misi perjalanan ke Bulan.

Namun, sejarah baru akan terukir.

NASA mengumumkan rencana besar pada misi ke Bulan, Mei 2019 lalu.

Juli 1969, astronot Amerika Serikat, Edwin Buzz Aldrin, terekam di permukaan Bulan dekat bendera AS dalam misi Apollo 11. Aldrin merupakan orang kedua yang berjalan di Bulan setelah Neil Armstrong.
Juli 1969, astronot Amerika Serikat, Edwin Buzz Aldrin, terekam di permukaan Bulan dekat bendera AS dalam misi Apollo 11. Aldrin merupakan orang kedua yang berjalan di Bulan setelah Neil Armstrong. (HULTON ARCHIVE/ARSIP KOMPAS)

Merangkum dari video yang dijadikan keterangan pers, NASA menyebut akan mempercepat rencana ambisius ke bulan dalam lima tahun mendatang.

Hal terbaru dalam misi itu adalah keikutsertaan astronot perempuan di dalamnya.

NASA menegaskan, akan ada kursi di misi lunar 2024 khusus diperuntukkan bagi seorang perempuan yang nantinya akan berjalan pertama kali di Bulan.

Program ini menjadi salah satu pengejawantahan kesetaraan gender.

Untuk itu, misi ini diberi nama dewi Yunani yang merupakan kembaran dewa Apollo, yaitu Artemis.

"Lima puluh tahun setelah Apollo, program Artemis akan membawa pria berikutnya dan perempuan pertama ke Bulan," kata Jim Bridenstine, administrator NASA dikutip dari CNN, Selasa (14/5/2019).

Tak hanya membawa perempuan untuk melakukan lompatan pertama ke Bulan, NASA juga berencana untuk membuat kemah di sana.

Dalam hal ini, NASA berharap eksplorasi bulan akan membuat posisi AS lebih strategis pada bidang antariksa.

Meski begitu, dikutip dari Science Alert, Rabu (15/5/2019), banyak orang yang skeptis terhadap rencana ambisius ini.

Pasalnya, rentangan waktu yang ditetapkan dianggap tidak realistis. Selain itu, masalah pembiayaan program ini juga perlu dipertimbangkan.

Misi ini juga memerlukan roket paling kuat dan pendekatan baru untuk sistem pendaratan di Bulan.

Namun, pihak NASA sendiri optimis dengan rencana ini.

Jika semuanya berhasil, AS akan memiliki pos terdepan dalam perjalanan ke planet Mars.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved