Citizen Reporter
Gempa Halmahera Selatan - Relawan LAZIS dan SAR Wahdah Islamiyah Bersiap Menuju Gane Dalam
Gempa Halmahera Selatan 7,2 SR Senin (14/9/2019) juga membuat sejumlah warga terpisah dari keluarganya.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
Halmahera Selatan – Gempa Halmahera Selatan 7,2 SR Senin (14/9/2019) kemarin tidak hanya merusak bangunan rumah dan sejumlah instansi pemerintahan, namun membuat sejumlah warga terpisah dari keluarganya.
Haris adalah salah satunya. Pria berusia 35 tahun ini adalah seorang guru agama Islam yang dittugaskan di Kecamatan Dange Dalam.
Ia menuturkan, saat terjadinya gempa, ia sementara berada di Pulau Bacan. Sementara istrinya dan satu orang anak berusia satu tahun masih berada di Kecamatan Dange Dalam.
“Kitorang mo balik kesana. Tarada kapal untuk kita naiki,” katanya dalam rilis LAZISWahdah ke Tribun.
Beruntung rupanya bagi pria berkulit hitam manis ini, beberapa hari kemudian, Haris mendapati beberapa relawan yang singgah di Pulau Bacan. Ia meminta bantuan untuk diangkut ke pulau terdekat.
“Makanya beta sampe di Saketa ini. Beta so rindu deng kaluarga so mau pulang,” jelasnya.
Relawan LAZIS Wahdah dan SAR Wahdah Islamiyah rencananya akan bersama0sama dengan Haris menuju ke Kecamatan Dange Dalam. Namun berdasarkan laporan BMKG Maluku Utara pada hari Kamis (18/9/2019), angin kencang berhembus dari arah tenggara dengan suhu 23 hingga 24 derakat celcius membuat sejumlah dermaga tak mengizinkan para relawan untuk berlayar ke pulau-pulau kecil sekitaran Tidore.
“Kita masih menunggu cuaca kembali normal. Semoga saja bisa cepat,” ungkap Syukri Turusi, relawan SAR Wahdah Islamiyah
Hujan Deras Guyur Saketa, Ombak Besar
Tiga orang relawan LAZIS Wahdah dan SAR Wahdah Islamiyah sejak tadi pagi, Kamis (18/7/2019) bersiap menuju Kecamatan Gane Dalam, wilayah yang paling terdampak parah gempa Halmahera Selatan.
Dari hasil laporan kordinator Assessment dan SAR Wahdah Islamiyah wilayah Abu Umar, ratusan penduduk mengungsi ke daerah perkebunan.
Meskipun tidak separah kawasan Yongme, Gane Dalam menjadi salah satu daerah tujuan ekspedisi kemanusiaan kali ini. Sebab, kondisi rumah penduduk hancur lebur dihantam gempa.
Bahkan, dedaunan dijadikan sebagai atap untuk bernaung.
Sejak semalam, tepatnya pada hari Rabu (17/9/2019), hujan deras mengguyur Desa Saketa, Kec. Gane Barat, Kab. Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Intensitas hujan dari pengamatan Andi Bangsawan, relawan LAZIS Wahdah, hujan yang turun sangat deras.
Dari pelabuhan Saketa tidak tampak aktivitas seperi biasanya. Dari ujung dermaga, kapal-kapal yang bersandar juga tidak terlalu menampakkan aktivitas warga. Bahkan kabut dan gulungan ombak besar masih terlihat jelas hingga ke ujung pulau terjauh.
“Hari ini kita belum bisa menembus Desa Dange Dalam hingga cuaca benar-benar stabil. Meskipun menggunakan kapal motor, itu pun tetap berisiko. Mohon doanya agar cuaca bisa cepat kembali normal,” tandasnya.
Pengiriman barang logistik dari Ternate menggunakan via darat dan laut dijadwalkan tiba hari ini. Bantuan yang masuk, kata Abu Umar, ditempuh dalam waktu 8 jam lamanya.
“Sangat jauh. Karena gempa ini masif makanya tak mudah. Harus gunakan jalur darat, laut dan udara. Doanya kami,” tambahnya.
Jika cuaca kembali normal, maka tim akan bergerak membawa bantuan logistik dan menerjunkan tim trauma healing (psikososial) di Kecamatan Dange Dalam. Rencananya tim akan menginap selama tiga hari untuk memasifkan bantuan dari para donatur. Terlebih, untuk saat ini, warga sangat membutuhkan tenda sebagai hunian sementara, logistik, pakaian layak pakai, perlengkapan mandi, air bersih, dan perlengkapan bayi dan balita.