Tak Ditanggung BPJS, Petani ini Dipulangkan dalam Kondisi Kritis Gegara Biaya Operasi Rp 150 Juta
I Nyoman Sengod (43) sempat dipulangkan secara paksa oleh pihak keluarganya meski dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Sanglah.
NIAT JAJAKAN GINJAL KELILING KOTA
Rina Maelani melalui postingan di akun Facebook-nya, ingin menjual ginjal untuk membiayai pengobatan sang adik yang sakit parah sejak satu tahun terakhir.
"Saya memang sudah lama mau jual ginjal saya, sempat buat tulisan dan mau keliling kota untuk menjual ginjal saya. Tetapi dilarang orangtua. Kemarin saya buat di Facebook, tanpa sepengetahuan orangtua saya," ujar Rina, saat ditemui di rumahnya, Rabu (10/7/2019) pagi.
Gadis asal Kecamatan Terentang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat ini nekat ingin menjual ginjalnya untuk pengobatan sang adik, Bery Agustustina (16) yang menderita sakit komplikasi, paru-paru, hati, dan beberapa penyakit lainnya.
"Saya cuma mau adik saya sembuh, bagaimanapun caranya. Karena kekurangan biaya, saya mau jual ginjal saya, supaya adik saya bisa berobat dan sembuh. Harapannya adik saya bisa sehat kembali, biar enggak kurus dan enggak kesakitan gini lagi," ujarnya dengan wajah sendu.
Berawal dari seringnya Bery mengalami demam, dan tipus sejak SMP.
Kini Bery yang seharusnya sudah memasuki bangku SMA, hanya bisa terbaring lemah menahan sakit di atas kasur tipisnya.
Diketahui Rina bersama adiknya dan kedua orangtuanya sudah menjual semua harta benda milik mereka untuk pengobatan sang adik (Bery).
Meminta bantuan kepada sanak saudara maupun dinas terkait pun telah dilakukan.
Hingga tak ada lagi yang tersisa dan saat ini mereka hanya bisa menumpang di rumah kontrakan sang kakak yang beralamat di Jalan Tanjung Raya II, Gang Mekar Sari 36 Indah, Nomor A16.
Bagi masyarakat yang ingin memberikan bantuan, bisa menghubungi Rina langsung, di nomor 083125580558.
Atau bisa mengunjungi langsung kediaman Rina dan sang adik.
Baca: Setiap Tahun, Pemkab Bone Bayar Rp 72 Miliar ke BPJS Kesehatan Watampone
Baca: TRIBUNWIKI: Ini Jadwal Praktek Dokter Penyakit Dalam di RS Luramay Makassar, Terima BPJS Kesehatan
Baca: Ke Kantor BPJS Kesehatan Makassar Tapi Tak Mau Antri Lama, Begini Caranya
Tanpa Sepengatuan Orangtua
Dedi, (52) ayah dari Rina, gadis cantik yang ingin menjual ginjalnya untuk biaya pengobatan sang adik (Bery) saat ditemui di kediamannya berlinang air mata ketika menceritakan tentang sakit yang diderita sang anak.
Dedi adalah warga Kecamatan Terentang yang saat ini tinggal bersama anak tertuanya di Sungai Raya.
Ia beserta istri dan anak-anaknya yang masih kecil harus tinggal dengan anak tertuanya akibat tidak ada lagi tempat untuk mereka tinggal. Seluruh harta benda hingga usaha yang dimiliki pun habis dijual demi pengobatan sang anak (Bery).
"Saya sebenarnya tidak menginginkan Rina untuk menjual ginjalnya. Karena ini bukanlah jalan yang terbaik. Tetapi ternyata tanpa sepengetahuan saya, Rina buat postingan di media sosial," ujar Dedi.
Diketahui Rina adalah kakak kandung dari Bery.
Semasa sehat Bery adalah pelajar SMP yang aktif di Pramuka, ia juga merupakan anak yang kreatif.
Terbukti dengan beberapa kerajinan tangan yang ia buat sendiri sepulang sekolah.
Semangatnya untuk bersekolah pun sangat tinggi.
Hal itu terlihat dari dirinya sendiri yang tetap ingin bersekolah meskipun dalam keadaan sakit.
Namun setelah satu tahun terakhir, fisiknya mulai kalah dari semangatnya untuk bersekolah.
Bery sudah tidak mampu lagi untuk berdiri lama, bahkan untuk menegakkan badannya pun ia tak mampu.
Seluruh tubuhnya terasa sakit hingga seperti menusuk ke tulang-tulang. Badannya kurus, dan putih pucat.
"Bery ini dari mulai satu tahun ini, sakit parah. Komplikasi, kata dokter ada ginjal, tipus, paru-paru, asam lambung, amandel," ujar ayah Bery, Dedi.
Pengobatan sudah selalu dilakukan.
Bery sudah dua kali dirawat di RS Kota Pontianak, kemudian dirujuk ke RSUD dr Soedarso.
Pengobatan tradisional, obat-obatan dokter hingga obat herbal pun sudah dicoba.
Namun hingga saat ini belum mendapatkan hasilnya.
Dedi mengaku sudah melakukan pekerjaan apapun untuk mencari biaya pengobatan sang anak, bahkan beberapa waktu terakhir ia mengalami kecelakaan ketika sedang mencari dedaunan untuk dijadikan obat herbal.
"Semuanya sudah saya lakukan, rumah dan usaha sudah saya jual. Saya bekerja sebagai kuli, saya juga sudah meminta bantuan kepada pemerintah. Bahkan kemarin saya menemui sanak saudara di Jawa untuk meminta bantuan. Tetapi hingga sekarang kami belum mendapatkan biaya yang cukup untuk pengobatan Bery. Untuk makan saja tidak cukup, dan BPJS sudah tidak mampu dibayar lagi," ungkapnya dengan berlinang air mata.
Baca: Setiap Tahun, Pemkab Bone Bayar Rp 72 Miliar ke BPJS Kesehatan Watampone
Baca: TRIBUNWIKI: Ini Jadwal Praktek Dokter Penyakit Dalam di RS Luramay Makassar, Terima BPJS Kesehatan
Baca: Ke Kantor BPJS Kesehatan Makassar Tapi Tak Mau Antri Lama, Begini Caranya
Ia mengharapkan pihak Pemerintah senantiasa dapat membantu biaya pengobatan sang anak. Sehingga Rina tidak perlu menjual ginjalnya.
"Saya mengharapkan sekali bantuannya, seikhlasnya saja. Karena kami sudah tidak mempunyai biaya lagi untuk berobat," tutup pria paruh baya tersebut.
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Kritis, Petani di Bali Sempat Dipulangkan Paksa karena Biaya Operasi Rp 150 Juta Tak Masuk BPJS, https://wow.tribunnews.com/2019/07/17/kritis-petani-di-bali-sempat-dipulangkan-paksa-karena-biaya-operasi-rp-150-juta-tak-masuk-bpjs-?page=all.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Astini Mega Sari