Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tukang Bubur Benar-benar Bisa Naik Haji, Samsuri & Siti Menabung di Bawah Kasur Selama 12 Tahun

Tukang Bubur Benar-benar Bisa Naik Haji, Samsuri & Siti Menabung di Bawah Kasur Selama 12 Tahun

Kompas.com
pasangan kakek-nenek Samsuri (72) dan Siti Mukianik (67). 

"Masih ada sisa tabungan, sekitar Rp 7 juta. Itu yang kami buat 'bancakan' (acara syukuran) kemarin," tutur Mukianik.

Berjualan Bakso sejak 1970

Siti Mukianik mengatakan, jauh sebelum berjualan bubur di Pasar Mojowarno yang berada tidak jauh dari rumahnya, Samsuri berjualan Bakso keliling ke desa-desa di sekitar Mojowarno.

" Jualan Bakso sekitar 30 tahun, terus jualan bubur. Sampai sekarang masih jualan bubur di Pasar," ungkap Siti Mukianik, di samping suaminya yang sedang membuat Bakso.

k

Samsuri (72) didampingi istrinya, Siti Mukianik (67), saat mempraktekkan sisa kemampuannya membuat 'pentol' bakso, Kamis (11/7/2019). Pasangan suami istri asal Desa Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tersebut akan berangkat haji berkat rutinitas menabung dari hasil jadi tukang bubur, sejak tahun 2007.(MOH. SYAFIÍ)

"Waktu dulu ya jualan baksonya keliling, dipikul sama bapaknya. Terus tahun berapa itu, baru pakai rombong (gerobak), didorong," tambah Siti Mukianik.

Samsuri mulai berjualan Bakso mulai tahun 1970. Dari hasil berjualan Bakso keliling, pasangan Samsuri-Siti Mukianik bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang pendidikan SMA.

"Memang tidak ada yang bisa sampai kuliah. Anak-anak saya semuanya lulus SMA," kata Samsuri.

Pada tahun 2000, usaha berjualan Bakso diteruskan oleh anak-anaknya.

Setelah memutuskan berhenti berjualan Bakso, Samsuri kemudian berjualan gorengan di sekitar sekolah, tak jauh dari rumahnya.

Lalu, sekitar tahun 2003, Samsuri berhenti berjualan gorengan.

Dia dan istrinya kemudian jadi tukang bubur di Pasar Desa Mojowarno.

"Anak-anak yang meneruskan usaha jualan Bakso. Saya dan ibunya jualan bubur di pasar, sampai sekarang. Tapi, sekarang istirahat dulu untuk persiapan (berangkat haji)," ungkap Samsuri.

Samsuri mengungkapkan, pergi haji merupakan hasrat yang sudah muncul sejak tahun 1970.

Berkat perjuangan keras bersama istrinya, hasrat itu akhirnya bakal segera terwujud.

"Alhamdulillah, saya dan istri bisa pergi haji. Harapan kami bisa menjadi haji mabrur dan membawa berkah untuk keluarga, anak-anak dan cucu," ujar Samsuri.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Tukang Bubur Naik Haji: Kakek-Nenek Asal Jombang Kumpulkan Uang Rp 10-15 Ribu di Bawah Kasur

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved