Tak Lulus Sekolah, tapi Mohamed Hamdan Dagalo atau Hemeti Kini Menjabat Wakil Presiden
Siapa sangka jika dia tak lulus sekolah, tapi Mohamed Hamdan Dagalo kini menjabat wakil presiden.
'Menciptakan Monster'
Para ahli menganggap Omar al-Bashir, orang kuat yang menjadi presiden Sudan selama 30 tahun, memperkuat milisi dan "menciptakan monster" yang tidak lagi dapat dikontrol pemerintah.
Setelah perang, Bashir dihukum Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) Den Haag karena kejahatan yang dilakukan di Darfur.
Karena khawatir dikudeta, Bashir memperlemah militer dan memperkuat layanan intelijen dan milisi.
Pada tahun 2013, pasukan Hemeti menjadi Pasukan Pendukung Cepat (RSF).
Dua tahun kemudian, Bashir mengirimkan pasukan ke Yaman untuk membantu Arab Saudi dalam perang di sana. Sebagian besar pasukan itu adalah petempur RSF.
Pada tahun 2016, mereka di bawah kendali langsung presiden. Usaha menempatkan mereka di bawah Kementerian Pertahanan mengalami kegagalan pada tahun selanjutnya.
Kekuasaan Tidak Tersaingi
Menurut Small Arms Survey (2016), RSF diperkirakan beranggotakan 10.000-20.000 orang, perkiraan lain adalah sekitar 50.000.
Hemeti mengatakan pihaknya memiliki 15 sampai 20 kamp pelatihan bagi tentaranya.
Dia mengatakan dirinya didukung 67 pimpinan suku dan 50 mantan perwira pemberontak.
Salah satu pendukung utamanya adalah Taha Hussein, mantan pejabat kantor pribadi Bashir yang membentuk penempatan RSF di Arab Saudi dan merupakan penghubung antara Hemeti, Saudi, dan Emirat.
Hemeti juga menyediakan sekitar US$350 juta atau Rp4,9 triliun untuk keuangan Sudan dan mengatakan dirinya mendapatkan dana ini lewat perannya di Yaman dan penambangan emas di Sudan.
Para diplomat Barat mengantre agar dapat berjabat tangan, bukan dengan presiden dewan militer, Abdel Fattah al-Burhan - tetapi dengan wakilnya, Hemeti.
Menekan Unjuk Rasa