Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anda Suka Makan Ikan Asin? Sebaiknya Hati-hati, karena Berpotensi Sebabkan Penyakit Ini? Kenapa Bisa

Tanpa mengingkari kelezatannya sebagai lauk favorit saat bersantap, terlalu sering mengonsumi ikan asin justru akan memicu timbulnya kanker nasofaring

Editor: Arif Fuddin Usman
dok tribun-timur.com
Ikan kering atau ikan asin yang dijajakan di tepi jalan di sebuah daerah di Sulawesi Selatan, Kamis (6/10/2016). 

Anda Suka Makan Ikan Asin? Sebaiknya Hati-hati, karena Berpotensi Sebabkan Penyakit Ini? Kenapa Bisa

TRIBUN-TIMUR.COM - Bagi Anda yang gemar makan ikan kering, ada baiknya Anda berhati-hati.

Artikel ini bukan bermaksud untuk menakut-nakuti, tapi segala sesuatu yang berlebihan memang selalu tidak baik, bukan?

Baca: Viral! Anak-anak Ini Rela Masuk Kantong Plastik Agar Tidak Basah, Demi Bisa Sekolah! Begini Kisahnya

Baca: Ngeri, Jana Baru Saja Tewas Dililit Ular Sanca 17 Kg di Rumahnya, Berikut Kronologi Kejadian

Termasuk juga jika Anda mengonsumsi ikan asin yang memang enak tersebut secara berlebihan.

Tanpa mengingkari kelezatannya sebagai lauk favorit saat bersantap, terlalu sering mengonsumi ikan asin justru akan memicu timbulnya kanker nasofaring.

Alias, kanker pangkal tenggorokan seperti yang diidap Uztaz Arifin Ilham.

Ikan asin goreng
Ikan asin goreng (dok KASKUS)

Yang jadi pertanyaan, apa dan bagaimana hubungan antara kanker nasofaring dengan ikan asin?

Sebuah fakta menarik bisa memberi latar belakang jawabannya.

Terbanyak di Guandong

Jenis kanker ini dapat ditemukan di pelbagai negara di dunia.

Namun yang terbanyak di daratan Tiongkok selatan, khususnya di Guangdong (Kwangtung).

Bahkan keturunan Tionghoa yang banyak tinggal di San Francisco, AS, sekarang pun tak sedikit yang terjangkit kanker ini.

Itu jika dibandingkan dengan orang kulit putih, negro atau ras lain.

Meski demikian, jumlah orang Tionghoa yang terkena kanker tenggorokan lebih besar yang masih tinggal di daratan Tiongkok sendiri.

Faktor penyebabnya diduga berkaitan dengan kebiasaan serta kerentanan ras tertentu akan jenis makanan yang dikonsumsi.

Sebagai contoh, banyak daerah di Tiongkok memiliki kebiasaan memberikan ikan asin kepada anak-anak mereka sejak bayi sebagai makanan tambahan.

Sebuah penelitian menyimpulkan, orang dengan kebiasaan makan ikan laut yang diawetkan seperti ikan asin atau ikan asap mempunyai kecenderungan lebih besar mendapat penyakit ini.

Kandungan Nitrosamin

Substansi nitrosamin yang dijumpai pada ikan yang diawetkan, kalau diberikan terus-menerus pada tikus terbukti dapat mengakibatkan kelainan semacam kanker nasofaring.

Penelitian ini masih terus berjalan sambil melihat sebab sebab lain seperti rokok, infeksi telinga serta tenggorokan yang kronis.

Lalu asap yang berasal dari altar pemujaan di dalam rumah atau asap kayu bakar yang selalu terhirup.

Data lain menunjukkan, penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada wanita, sekitar 2 : 1.

“Ikan asin itu mengandung nitrosamin," jelas dr Budianto Komari SpTHT dari KSMF THT RS Kanker Dharmais, dalam acara penyuluhan Diagnosa & Penatalaksanaan Karsinoma Nasofaring di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

"Nitrosamin merupakan pencetus aktifnya virus Epstein-Barr, penyebab utama kanker nasofaring (kanker tenggorokan atau THT),” jelas dr Budianto.

Nitrosamin merupakan salah satu karsinogen (zat pemicu kanker).

Dalam proses pengasinan dan penjemurannya, sinar matahari bereaksi dengan nitrit (hasil perombakan protein) pada daging ikan, sehingga membentuk senyawa yang disebut nitrosamin.

Menurut penjelasan dr Budi, setelah diteliti oleh para pakar di Tiongkok pencetus utama kasus kanker nasofaring di kawasan itu adalah ikan asin.

Masih menurut dr Budi, virus Epstein-Barr sebenarnya banyak terdapat dimana-mana, bahkan di udara bebas.

Hanya saja tidak semua akan menjadi kanker, virus ini akan tetap “tidur” di nasofaring jika tidak dipicu faktor-faktor tertentu.

Variasi jenis makanan

Lalu apakah kita tidak boleh mengonsumsi ikan asin?

“Sebenarnya kalau sekali-kali makan ikan asin ya enggak apa-apa. Ikan asin enak kok. Tapi ya jangan sering-sering."

"Jangan tiap hari juga. Yang terpenting makan harus bervariasi dan makanan segar, jangan terlalu sering makan makanan awetan atau kalengan,” tutur dr. Budi.

Saat ini sedang dikembangkan pemeriksaan imonologik dengan meneliti kadar antibodi dalam serum seseorang.

Apabila terjadi peninggian kadar antibodi, itu merupakan indikasi untuk melakukan pemeriksaan pada daerah nasofaring secara teliti.

Siapa tahu ada kaitannya dengan gejala dini; kanker nasofaring.

Seseorang yang mengeluh timbulnya pembesaran kelenjar pada leher, pendarahan pada hidung, penglihatan ganda sering disertai sakit kepala yang kronis, sebaiknya waspada.

Karena struktur anatomis nasofaring begitu sempit dan melekat erat dengan tulang di sekitarnya, tindakan pembedahan sulit dilakukan.

Pengobatan yagn dilakukan pada daerah lig-sofaring serta kelenjar getah bening leher biasanya hanya dengan radioterapi, yang diharapkan dapat membasmi penyakit ganas ini.

Kombinasi pengobatan radio aktif dengan obat antikanker (kemoterapi) baru dilaksanakan apabila terbukti ada sel-sel kanker yang telah berada di luar daerah yang memperoleh radiasi.

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari Extra Health 2016)

Artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan Judul "Makan Ikan Asin Memang Enak Sih, tapi Hati-hati Bisa Sebabkan Penyakit Berbahaya Ini Lho..."

Sumber: Suar.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved