Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

OPINI - Janganko Kasih Nyala Blish-nya “Antara Teori Lama dan Praktik Baru”

Karena rasa ingin tahu yang super, maka wajar jika setiap orang bertanya tanya dan pada akhirnya mereka pun kembali menelusuri akan Video aslinya.

Editor: Aldy
zoom-inlihat foto OPINI - Janganko Kasih Nyala Blish-nya “Antara Teori Lama dan Praktik Baru”
tribun timur
Mahasiswa UIN Alauddin Makassar, Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Sisi Lain
Mungkin karena sebagai orang tua, mereka terlalu percaya pada wajah wajah anak mereka yang terlihat polos dan lugu dimata mereka, hingga mereka percaya bahwa anaknya tidak akan mungkin membuka sesuatu yang tidak tidak.

Namun,tahu apa orang tua mengenai link apa saja yang dibuka anaknya tiap waktu?

Tanpa membuka link video yang berbaur porno pun, secara kebetulan kita malah sering berjumpa dengan video yang bisa dikatakan merusak moral anak anak dari media sosial, seperti FB dan Instagram diantaranya.

Namun apakah video yang tanpa sengaja membenturkan dirinya di layar ponsel akan membuat sebagian anak-anak diam begitu saja dan melewatkannya? Tentu tidak!

Dalam pertumbuhan anak, di usia belasan adalah masa dimana anak anak memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi, bahkan mereka bisa saja berusahan mencoba sesuatu yang menurutnya ini perlu dicoba.

Salah satunya ialah pola hidup dan lingkungan yang tidak sehat seperti merokok dan minuman keras tak lupa dengan dunia seks.

Alhasil! Tontonan yang siap sedia bersandar di layar smarphone anak anak zaman sekarang yang hanya tinggal download atau dibuka di media sosial pun seolah menggampangkan mereka untuk tahu lebih jauh mengenai sensasi seks yang perlahan tapi pasti merusak moral mereka.

Baca: Polres Pangkep Tangkap Pegawai Rutan Pengedar Narkoba

Terlebih jika muncul rasa candu yang berlebih.

Jika dicermati, dari kecanduan inilah yang mengakibatkan anak anak yang ketika menjalin hubungan cinta monyet akan selalu mengarah pada hubungan intim.

Maka tak heran jika telinga kita sudah amat sering mendengar kasus pengguguran bayi yang dilakukan oleh seorang ibu yang merupakan anak sekolahan, kedengaran lucu bukan?

Dan tidak hanya itu, ketika seorang anak yang sudah amat kecanduan dalam hubungan seks dan tidak memiliki tempat untuk melampiaskan hasratnya maka alhasil?

Kasus pemerkosaan pun bisa terjadi begitu saja.

Pertanyaannya kemudian ialah kita harus menyalahkan siapa? Anak-anak? Menyalahkan anak-anak yang usianya masih belasan tahun?

Bahkan mengetahui dampak apa yang dilakukannya saja pun mereka belum tahu, ditambah lagi mereka yang belum pahan akan arti rasa malu yang sesungguhnya, lantas mengapa kita harus menyalahkan mereka?

Salahkan pergaulan mereka yang terbilang bebas? Salahkan penggunaan smartphone mereka yang sudah keluar dari ambang batas?

Baca: Enam Bulan, 600 Pasutri di Gowa Bercerai

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved