Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Masih Ada Waktu! Lafaz Niat Puasa Syawal Pahalanya Seperti Puasa Setahun Penuh, Simak Penjelasan UAS

Masih Ada Waktu! Niat Puasa Syawal yang Pahalanya Seperti Puasa Setahun Penuh, Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad ( UAS )

Editor: Ilham Arsyam
Instagram
Puasa Syawal menurut UAS 

Masih Ada Waktu! Niat puasa Syawal yang Pahalanya Seperti Puasa Setahun Penuh, Simak Penjelasan UAS

TRIBUN-TIMUR.COM - Masih ada waktu untuk menunaikan puasa Syawal 1440 Hijriyah (H).

Puasa syawal biasanya dilaksanakan oleh umat Islam selama enam hari.

Meski hukumnya sunnah, puasa selama 6 hari di bulan Syawal sangat dianjurkan.

Pahalanya menggiurkan lo.

Mengapa? Ini karena memiliki keutamaan setara setahun penuh.

Baca: Pertahankan Langsingnya Tubuh Saat Puasa, Trik Jitu Cegah Berat Badan Naik Lagi Ketika Lebaran

Hal itu disebutkan dalam hadits Abu Ayyub Al-Anshari r.a., Nabi Saw.,

 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).

Bagaimana bisa puasa Syawal dinilai setara dengan puasa selama setahun penuh?

Melansir laman muslim.or.id, kesetaraan puasa Syawal dengan puasa setahun penuh tercantum dalam hadits Tsauban berikut ini:

عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا) »

Dari Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

“Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idul Fitri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh.

Karena siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal.” (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Baca: Ini Hukumnya Menikah di Bulan Syawal Menurut Ustadz Abdul Somad (UAS)

Dalam hadits tersebut disebutkan setiap kebaikan akan dibalas minimal dengan sepuluh kebaikan yang semisal.

Ini menunjukkan, puasa Ramadhan sebulan penuh akan dibalas dengan 10 bulan kebaikan puasa.

Baca: Rocky Gerung Sebut MK Penjaga Akal Sehat, Ngabalin: Rocky Terlalu Bergaul dengan Ijtima

Jika dijumlah, seseorang sama saja melaksanakan puasa 10 bulan + 2 bulan sama dengan 12 bulan.

Itulah mengapa orang yang melakukan puasa Syawal bisa mendapatkan ganjaran puasa setahun penuh.

Hari ini, Sabtu (8/6/2019) kita memasuki hari keempat bulan Syawal 1440 Hijriah.

Tanggal 1 Syawal 1440 Hijriah yang merupakan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada 5 Juni 2019.

Bulan Syawal terdiri dari 29 hari, berarti kita masih memiliki waktu 25 hari untuk melakukan puasa Syawal.

Untuk menjalankan puasa Syawal, simak niat dan tata caranya berikut:

Tata Cara Melakukan Puasa Syawal

Tata cara puasa Syawal sama dengan tata cara puasa lainnya secara umum, di antaranya:

1. Melafalkan niat

Jangan lupa berpuasa Syawal didasari dengan niat telebih dahulu.

Berikut ini niat untuk puasa sunnah di bulan Syawal :

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”

Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal pada siang hari.

Berikut ini lafalnya :

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.”

Apa yang Anda masukkan ke dalam tubuh pada saat sahur akan menopang tubuh Anda selama puasa seharian. Jadi sebaiknya pilihlah dengan bijak.
Apa yang Anda masukkan ke dalam tubuh pada saat sahur akan menopang tubuh Anda selama puasa seharian. Jadi sebaiknya pilihlah dengan bijak. (Foto Ilustrasi: Spencer Wynn/Toronto Star)

2. Makan sahur

Disunnahkan makan sahur sebelum terbit fajar.

Namun, tidak makan sahur pun (misalnya terlambat bangun) tidak apa-apa jika kuat, dalam artian puasa tetap sah.

3. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa

Saat berpuasa, hendaknya senantiasa untuk menahan diri dari makan, minum serta hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, atau waktu Maghrib.

4. Berbuka puasa

Disunnahkan menyegerakan berbuka puasa ketika matahari terbenam, yakni bersamaan dengan masuknya waktu Maghrib.

Silakan berbuka puasa melalui doa berikut:

Doa pertama:

Terdapat sebuah hadits shahih tentang doa berbuka puasa, yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ

“Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah-ed.”

"Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki." (Hadits shahih, Riwayat Abu Daud [2/306, nomor 2357] dan selainnya; lihat Shahih al-Jami’: 4/209, nomor 4678)

Periwayat hadits adalah Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma. Pada awal hadits terdapat redaksi, “Abdullah bin Umar berkata, ‘Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka puasa, beliau mengucapkan ….‘”

Yang dimaksud dengan إذا أفطر adalah setelah makan atau minum yang menandakan bahwa orang yang berpuasa tersebut telah “membatalkan” puasanya (berbuka puasa) pada waktunya (waktu berbuka).

Oleh karena itu doa ini tidak dibaca sebelum makan atau minum saat berbuka.

Sebelum makan tetap membaca basmalah, ucapan “bismillah” sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan,

“Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”. (HR Abu Daud nomor 3767 dan At Tirmidzi nomor 1858. At Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih)

Doa kedua:

Adapun doa yang lain yang merupakan atsar dari perkataan Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma adalah,

اَللَّهُمَّ إنِّي أَسْألُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ، أنْ تَغْفِرَ لِيْ

“Allahumma inni as-aluka bi rohmatikal latii wasi’at kulla syain an taghfirolii-ed”

[Ya Allah, aku memohon rahmatmu yang meliputi segala sesuatu, yang dengannya engkau mengampuni aku] (HR Ibnu Majah: 1/557, nomor 1753; dinilai hasan oleh al-Hafizh dalam takhrij beliau untuk kitab al-Adzkar; lihat Syarah al-Adzkar: 4/342).

Lalu, lebih didahulukan mana puasa syawal atau puasa ganti?

Dikutip dari TribunStyle.com, Ustaz Abdul Somad atau biasa dipanggil UAS, menjelaskan tentang lebih diutamakan mana puasa syawal atau puasa ganti.

Menurut Ustaz Abdul Somad, puasa ganti atau puasa qadha merupakan ibadah yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.

Baca: Rusak Rumah Warga, Dua Pemuda di Gowa Terpaksa Mendekam di Penjara

Baca: TRIBUNWIKI : Empat Kali Terpilih di DPRD Lutim, Ini Profil HM Siddiq BM

Baca: Lion Air Pesan 800 Pesawat, Benarkah Berutang Rp 614 Triliun, Ini Klarifikasi Pihak Manajemen

"Ibu-ibu yang kemarin punya hutang 7 hari, nanti selesai Ramadhan masuk bulan Syawal Qadha (puasa ganti) dulu 7 hari," jelasnya.

"Nanti setelah puasa 7 hari baru puasa 6 (Puasa Syawal," imbuhnya.

Meskipun begitu, kata UAS, orang yang sudah menjalankan puasa ganti diperbolehkan untuk tidak melaksanakan puasa syawal.

Menurut UAS, orang yang sudah melaksanakan puasa ganti atau qadha, sudah mendapatkan pahala puasa syawal.

"Namun jika tidak bisa, ibu bisa puasa Qadha saja," ungkap UAS.

"Siapa yang puasa Qadha 6 hari di bulan Syawal, otomatis dapat pahala sunnah Syawal," imbuhnya.

Puasa Syawal

Dikutip dari Tribunnews.com, Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Shidiq, M.Ag mengatakan bahwa puasa syawal dilakukan enam hari di bulan Syawal, yaitu hari kedua Syawal (sehari setelah hari raya Idul Fitri) dan seterusnya.

Puasa Syawal dimulai di hari kedua karena pada hari pertama Syawal merupakan Hari Raya Idul Fitri, maka diharamkan untuk berpuasa.

Akan lebih baik jika dilakukan secara berturut selama enam hari mulai hari kedua Syawal.

Namun, jika merasa kesulitan, maka diperbolehkan tidak berurutan, asalkan berpuasa sebanyak enam hari dan masih di bulan Syawal.

Tanggal 1 bulan Syawal dimulai pada 6 Juni 2019 hingga 3 Juli 2019.

Maka bagi yang ingin menunaikan puasa sunnah Syawal selama enam hari, maka bisa melakukan puasa Syawal sejak hari Kamis (6/6/2019) hingga Rabu (3/7/2019).

Baca: Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI Berkumpul di Markas Kostrad Kariango, Ada Apa ?

Baca: Stasiun Karantina Ikan Mamuju Awasi Ekspor Ikan Terbang dari Majene

Jadwal Imsakiyah Puasa Syawal Senin 10 Juni 2019 Lengkap Niat, Tata Cara, Keutamaan dan Ketentuannya
Jadwal Imsakiyah Puasa Syawal Senin 10 Juni 2019 Lengkap Niat, Tata Cara, Keutamaan dan Ketentuannya (screen twitter)
 

(Tribunnews.com/Whiesa/Irsan Yamananda/Renald)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved