Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Peran Kivlan Zen di Rencana Pembunuhan Wiranto, Luhut Panjaitan, Budi Gunawan, Gories Mere, Yunarto

Peran Kivlan Zen dalam rencana pembunuhan Wiranto, Luhut Panjaitan, Budi Gunawan, Gories Mere, Yunarto Wijaya.

Editor: Edi Sumardi
HO/TRIBUNNEWS.COM
Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Jenderal (Purn) Wiranto, Jenderal (Purn) Budi Gunawan, dan Komjen (Purn) Gories Mere. Mereka adalah 4 tokoh yang akan dibunuh oleh kelompok yang beraksi dengab memanfaatkan momen Pilpres 2019. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Peran Kivlan Zen dalam rencana pembunuhan Wiranto, Luhut Panjaitan, Budi Gunawan, Gories Mere, dan Yunarto Wijaya.

Kepolisian merilis peran tersangka Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen dalam kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal dan pembunuhan berencana terhadap 5 tokoh nasional dan pemimpin lembaga survei.

Peran Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen terungkap dari keterangan para saksi, pelaku dan sejumlah barang bukti.

"Berdasarkan fakta, keterangan saksi dan barang bukti, dengan adanya petunjuk dan kesesuaian mereka bermufakat melakukan pembunuhan berencana terhadap 4 tokoh nasional dan satu direktur eksekutif lembaga survei," ujar Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Pertama, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen diduga berperan memberi perintah kepada tersangka HK alias I dan AZ untuk mencari eksekutor pembunuhan.

Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen memberikan uang Rp 150 juta kepada HK alias I untuk membeli beberapa pucuk senjata api.

Menurut AKBP Ade Ary Syam, setelah mendapatkan 4 senjata api, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen masih menyuruh HK mencari lagi satu senjata api. 

Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen juga diduga berperan menetapkan target pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional dan seorang pemimpin lembaga survei.

Keempat target itu adalah:

1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto,

2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan,

3. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan

4. Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere

Sementara, pimpinan lembaga survei yang dijadikan target adalah Yunarto Wijaya.

"KZ (Kivlan Zein) memberikan uang Rp 5 juta pada IR untuk melakukan pengintaian, khususnya target pimpinan lembaga survei," kata AKBP Ade Ary Syam.

Dibayar Rp 150 Juta

Saat jumpa pers tersebut, diputar rekaman pengakuan para tersangka Tajudin.

Warga Bogor itu mengaku mendapat instruksi dari Kurniawan alias Iwan untuk membuhuh empat tokoh, yakni Wiranto, Luhut Binsar Panjaitan, Budi Gunawan, dan Goris Mere.

Sementara Iwan mendapat perintah untuk membunuh empat tokoh itu dari Kivlan Zen.

Tajudin mengaku mendapat uang total Rp 55 juta dari Iwan untuk melakukan eksekusi pembunuhan.

"Rencana penembakan menggunakan senjata laras panjang kaliber amunisi 22 dan senjata (laras) pendek. senjata tersebut saya peroleh dari H Kurniawan alias Iwan," kata Tajudin dalam rekaman.

Sementara dalam rekaman lain, Iwan mengaku mendapat uang Rp 150 juta dari Kivlan Zen untuk membeli dua senjata api laras panjang dan dua senjata api laras pendek.

Iwan mengaku mendapat instruksi itu pada bulan Maret 2019, saat bertemu Kivlan Zen di daerah Kelapa Gading, Jakarta.

Kepolisian sebelumnya sudah menetapkan tersangka dan menahan Kivlan Zen terkait kepemilikan senjata api ilegal.

Kivlan Zen ditahan di rumah tahanan Guntur, Jakarta.

Kivlan Zen Jamin Keluarga Eksekutor dan Janjikan Liburan ke Mana Pun

Kepolisian juga menampilkan pengakuan Irfansyah, salah satu tersangka dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal dan pembunuhan berencana terhadap 4 tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.

Irfansyah menyebut Kivlan Zen menjanjikan akan menjamin kebutuhan keluarga eksekutor hingga memberikan fasilitas berlibur.

"Pak Kivlan bilang, kalau ada yang bisa eksekusi, saya jamin anak istrinya dan bisa liburan ke mana pun," kata Irfansyah menirukan ucapan Kivlan Zen.

Janji Kivlan Zen tersebut diawali dengan pertanyaan apa ada yang bisa menjadi eksekutor untuk melakukan pembunuhan terhadap Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika.

Irfansyah kemudian diperintah untuk mengamati lokasi kediaman Yunarto Wijaya dan mengecek kondisi sekitar.

"Pak Kivlan mengeluarkan HP dan menunjukkan foto dan alamat rumah Pak Yunarto pimpinan lembaga quick count," ujar Irfansyah.

Menurutnya, Kivlan Zen memberikan uang Rp 5 juta untuk biaya operasional pemantauan.

Pemberian uang dan permintaan calon eksekutor itu dilakukan saat Irfansyah dan Kivlan Zen bertemu di lapangan parkir Masjid di Pondok Indah.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menurut Polri, Peran Kivlan Zen Menentukan Target hingga Rencana Pembunuhan".

Penulis: Abba Gabrillin

Editor  Inggried Dwi Wedhaswary

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved