Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2019

Setelah Kalah di Pilpres 2019, Partai Demokrat Ungkap Sempat Tak Setuju Sandiaga Dampingi Prabowo

Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon pun akhirnya mengungkap ketidaksetujuan Partai Demokrat atas dipilihnya Sandiaga Uno

Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN TIMUR
Setelah Kalah di Pilpres 2019, Partai Demokrat Ungkap Sempat Tak Setuju Sandiaga Dampingi Prabowo 

TRIBUN-TIMUR.COM-Sengketa Pilpres 2019 segera bergulir di Mahkamah Konstitusi setelah BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengajukan gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU).

Sebelumnya, berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan KPU RI menyatakan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin unggul dari pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon pun akhirnya mengungkap ketidaksetujuan Partai Demokrat atas dipilihnya Sandiaga Uno untuk mendampingi Prabowo Subianto.

Meski diakuinya kalau Sandiaga Uno memiliki banyak uang, tapi menurut Partai Demokrat, Sandiaga Uno belum memiliki elektabilitas yang kuat.

Hal itu disampaikan oleh Jansen Sitindaon dalam wawancara bersama Kompas TV, Senin (10/6/2019) pagi.

Baca: Profil 9 Hakim Mahkamah Konstitusi yang akan Tangani Kasus Sengketa Pilpres 2019 Prabowo-Sandi

Baca: TRIBUNWIKI: Beri Pernyataan Tentang Buzzer yang Salahkan Demokrat, Siapa Andi Mallarangeng?

Baca: Inikah Tanda Agus Harimurti Yudhoyono Siap Maju Pilpres? Temui Jokowi Gunakan Mobil Plat B 2024 AHY

Baca: Demokrat Dapat Tawaran Menteri Koalisi Prabowo Terancam Bubar, Jubir 02: Silakan Kalau Nggak Sabar

Jansen Sitindaon membeberkan juga faktor dipilihnya Sandiaga Uno Sebagai pasangan Prabowo Subianto.

Ia juga menyebut kalau Prabowo Subianto menolak Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapresenya yang dicalonkan oleh Demokrat.

Menurut Jansen Sitindaon, jika Prabowo Subianto tidak menginginkan AHY, pihaknya bisa mencarikan pilihan yang lain.

Namun, Prabowo Subianto bersikeras ingin Sandiaga Uno yang jadi cawapresnya.

Ia menyebut kalau pihaknya menjadikan hasil survei sebagai panduan.

"Kami itu memang sangat percaya dengan survei, sebagai panduan kita untuk mengambil kebijakan dan keputusan," kata dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Kompas TV, Senin (10/6/2019).

Pasangan Capres dan Cawapres RI, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Pasangan Capres dan Cawapres RI, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. (KOMPAS.COM)
Menurutnya, berdasarkan survei saat itu, nama Sandiaga Uno belum muncul.

"Ketika itu Demokrat menyampaikan, Bang Sandi ini belum ada namanya, dalam survei-survei yang dikeluarkan oleh banyak lembaga survei itu belum bunyi namanya, belum muncul elektabilitasnya, apa kita mau paksakan ini?," ujar Jansen Sitindaon.

Ia memang mengakui kalau Sandiaga Uno memiliki banyak uang untuk modal.

Namun menurutnya, uang saja tidaklah cukup untuk memimpin Indonesia.

"Oke lah memang punya banyak uang, yang kita butuhkan untuk mengarungi politik Indonesia yang luas ini, 17 ribu pulau ini bukan banyak uang, tapi banyak elektabilitas," jelasnya.

Ia pun mengaku kalau Partai Demokrat sempat menyarakan Prabowo Subianto, jika ingin menang maka akan dicarikan calon yang lain.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved