TRIBUNWIKI: Bubble Tea Jadi Trending Topik Google, Simak Sejarahnya
Pembahasan tentang kematian seorang wanita akibat sering mengonsumsi minuman bubble menjadi trending pula.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Syamsul Bahri
Kandungan gula dan kalori yang tinggi sangat berpotensi menimbulkan risiko penyakit jantung dan asam urat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Caitlin Batt, et al, sering mengonsumsi minuman manis lebih dari 2 kali per hari, dapat meningkatkan risiko terkena asam urat sebesar 1,78 kali pada pria dan 3,05 kali pada wanita.
Hal ini disebabkan karena adanya kadar fruktosa dan kalori yang tinggi dan berlebih dapat memicu terjadinya peningkatan asam urat.
Selain itu, adanya kandungan gula yang tinggi, dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin.
Insulin merupakan hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam darah.
Hal ini dapat mencetuskan terjadinya penyakit diabetes melitus tipe 2.
Minum bubble tea secara berlebih juga dapat memicu peningkatan deposit lemak, peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas.
Untuk meminimalisasi dampak buruknya, kamu dapat tetap mengkonsumsi bubble tea yang mengandung susu namun, jangan gunakan topping lain seperti boba, jeli, dan puding.
Nah itu lah beberapa dampak buruk pada kesehatan jika terlalu banyak mengkonsumsi minuman bubble tea.
Nah simak ulasan tentang bubble tea
Dilansir dari wikipedia, Bubble tea adalah minuman berbasis teh Taiwan yang ditemukan di Tainan dan Taichung pada 1980-an.
Resep mengandung teh dari beberapa jenis, rasa susu, serta gula (opsional).
Topping, seperti bola tapioka kenyal (juga dikenal sebagai mutiara atau boba), poba boba, jeli buah, jeli rumput, agar-agar, dan puding sering ditambahkan.
Versi ice-blended dibekukan dan dimasukkan ke dalam blender, menghasilkan konsistensi yang cair.
Ada banyak jenis minuman dengan berbagai rasa.