Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TRIBUNWIKI

Anandita Danaatmadja VP Regional Gojek Indonesia Timur 'Driver hingga Pernah Dilempar Pesanan'

Anandita Danaatmadja VP Regional Gojek Indonesia Timur dari Driver hingga Pernah Dilempar Pesanan

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Munawwarah Ahmad
Anandita Danaatmadja
Anandita Danaatmadja VP Regional Gojek Indonesia Timur dari Driver hingga Pernah Dilempar Pesanan 

TRIBUNWIKI: Kenalkan VP Regional Gojek Indonesia Timur Anandita Danaatmadja, Coba Jadi Driver Hingga Pernah Dilempar Pesanan

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Anandita Danaatmadja yang biasa disapa Nanda merupakan salah satu sosok yang berpengaruh dalam perkembangan GoJek di Indonesia Timur.

Panggilan untuk mengabdi di tanah air telah membawa Anandita Danaatmadja untuk bergabung pada perusahaan karya anak bangsa.

Kepada Tribun Timur, ia menceritakan perjalanan kariernya hingga akhirnya bekerja di GOJEK.

Awal Karier

Nanda menghabiskan masa remajanya tidak sia-sia.

Sebisa mungkin ia mengasah diri untuk terus maju dan menggapai impian.

Ia tergolong anak yang aktif dan selalu mencari pengalaman di luar rumah.

"Sejak SMP saya sudah tinggal di boarding school, Islamic School," katanya.

Hal tersebut terlihat sejak ia memutuskan untuk mengikuti pertukaran pelajar di luar negeri saat duduk di bangku SMA.

"SMA saya pindah ke Amerika, di North Carolina selama satu tahun," tuturnya.

Saat kuliah, Nanda mengambil jurusan komunikasi di salah satu universitas di Jakarta.

Tidak berhenti sampai di situ, Nanda kemudian melanjutkan masa pendidikan magisternya di Jerman.

Namun, saat kuliah di Jerman ia mengambil jurusan yang berbeda dari jurusan pendidikan sebelumnya, yakni Politik Eropa Timur.

Traveling juga yang menjadi salah satu alasan ia ingin mengenyam pendidikan di Eropa Timur.

"Saya mencari beasiswa ke sana, dan akhirnya saya pilih tempat itu," jelasnya.

Ia berhasil mendapatkan beasiswa di luar negeri, berkat kerja kerasnya dan tidak lepas dari dukungan kedua orang tuanya yang sangat demokratis.

"Mereka membebaskan saya untuk memilih dan selalu mendukung," katanya.

Selama berada di luar negeri, Nanda berusaha agar kebutuhuan pribadinya bisa ia akomodir sendiri. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk bekerja sampingan.

Selama setahun ia bekerja sampingan sembari menyelesaikan gelar masternya.

Empat tahun bersekolah dan bekerja, tidak membuat Nanda tergiur untuk berkarier di luar negeri.

Ia malah memilih untuk pulang ke Indonesia.

"Saya rindu keluarga," jelasnya.

Kembali ke tanah air, Nanda sempat bekerja di sebuah Public Relation Agency, lalu ia pindah ke sebuah koporasi dan menjabat sebagai General Manager untuk bagian Corporate Communications.

Tidak berselang lama, ia merasa seperti merindukan aktivitas travellingnya.

Bukannya berlibur, melainkan ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya lagi di Selandia Baru.

"Di sana saya mengambil diploma selama setahun," tuturnya. Nanda mengatakan jika mengambil program diploma selama setahun, ia bisa diberi kesempatan untuk bekerja selama setahun.

"Setelah mendapatkan kerja, kita bisa tinggal lama di sana,” katanya. Dua minggu berada di Selandia Baru, ia langsung mendapatkan pekerjaan di perusahaan retail.

Setelah lulus diploma ia langsung diangkat menjadi karyawan dan jabatan terakhirnya adalah sebagai Regional Operation Manager.

Enam tahun bekerja di luar negeri dengan karier yang cukup gemilang, tidak membuat Nanda terlena ia tetap saja merindukan Indonesia.

Sampai pada suatu ketika ia berpikir tentang hidupnya yang selalu mengabdi di negara orang namun belum bisa memberikan kontribusi kepada negaranya sendiri.

"Saya belum bisa berbuat sesuatu untuk masyarakat Indonesia, kenapa hidup saya di luar negeri terus," katanya.

Bersama GOJEK

Akhirnya, ia memutuskan kembali lagi ke Indonesia dan bertekad untuk bekerja memberi dampak sosial bagi masyarakat di Indonesia.

Sejalan dengan niatnya tersebut, Nanda ternyata sudah memiliki rencana untuk bergabung dengan GOJEK jauh sebelum kembali ke Indonesia.

"Jadi sebelum ke Indonesia, saya sudah pantau-pantau nih di Youtube. Pasti ini akan jadi besar apalagi punya anak bangsa kan," tuturnya.

Kebetulan, GOJEK sedang membuka kesempatan bekerja, sambung Nanda.

Nanda kemudian mencoba memasukkan lamaran ke GOJEK.

Usahanya tidak sampai disitu, ia terus mencari informasi tentang GOJEK.

"Kebetulan ada keluarga yang kerja di sana, jadi saya sempat menggali informasi juga tentang GOJEK,” katanya.

Akhirnya, Nanda berkesempatan untuk mengikuti proses seleksi.

"Masuknya udah susah banget, sampai menyiapkan materi presentasi selama seminggu," katanya.

Namun, tidak menyurutkan semangat Nanda. Menurutnya, GOJEK adalah perusahaan yang tepat untuk menjalankan visinya untuk memberikan dampak sosial yang baik kepada masyarakat Indonesia.

"Saya jadi ingat quotes dari Nadiem (Founder GOJEK) saat berbicara di Youtube, dia bilang kalau kita ingin membuat sesuatu yang berdampak sosial sangat banyak itu lewat apa? ya lewat teknologi," jelasnya.

Sejalan dengan quotes Nadiem tersebut, ia mengatakan teknologi dapat menyasar pada seluruh aspek kehidupan termasuk keberlangsungan hidup orang banyak dengan cara memanfaatkan sumber daya manusia yang ada.

"Terbukti dengan banyaknya mitra GOJEK saat ini sebanyak 1.7 juta, Itu belum termasuk keluarga dan merchant,” katanya.

Setelah mengikuti proses seleksi, ia diterima menjadi bagian dari GOJEK dan enam bulan kemudian ia ditetapkan sebagai Vice President Regional ndonesia Bagian Timur GOJEK.

Diakuinya, memegang jabatan tersebut tidak begitu mudah.

"Tantangannya banyak sekali, ini berbeda dari industri yang sebelumnya ia ngeluti. Tadinya di pariwisata dan sekarang bekerja di perusahaan teknologi,” jelasnya.

Namun, Nanda terus berusaha untuk mengemban tugas dengan baik dan bertanggung jawab.

"Bertugas di area regional Indonesia Timur, kami selalu berusaha untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi yang disampaikan mitra-mitra kami kepada kantor pusat GOJEK,” jelasnya.

Menjadi Driver GOJEK

Tiga bulan pertama bekerja, Nanda sempat merasa kebingungan, namun ia berusaha untuk memahami apa yang saat ini menjadi tanggung jawabnya.

Makassar menjadi kota pertama yang dikunjungi oleh Nanda saat mengemban tugas menjadi Vice President Regional Indonesia Bagian Timur GOJEK.

Untuk merasakan bagaimana pekerjaan sebagai seorang driver GOJEK, ia tak segan-segan ‘turun’ langsung menjadi driver GOJEK.

“Saya jadi driver GOJEK selama tiga bulan di Makassar, dengan inisiatif diri sendiri saya mendaftarkan diri," katanya.

"To understand, yang bekerja di lapangan itu seperti apa?," jelasnya.

Menurutnya, untuk dapat mengatur dengan baik para mitra driver, ia harus merasakan terlebih dahulu apa yang dirasakan oleh mitra.

"Saya mencoba untuk narik, setiap hari namun tetap bekerja di kantor," katanya.

Ia memanfaatkan waktu pada saat pagi hari dan pulang kantor.

Pada hari libur panjang, ia tidak libur namun tetap bekerja seperti driver pada umumnya.

Dari hal tersebut, Nanda menyadari bahwa GOJEK tidak akan menjadi besar seperti sekarang jika bukan karena mitranya.

"Perjuangan mitra GOJEK itu luar biasa, belum lagi kalau kena complain dari customer," jelasnya.

Pernah Mengalami Pesanan Makanan dilempar

Saat menjadi seorang driver, ia mengalami sebuah insiden yang menyadarkannya tentang pengorbanan menjadi mitra GOJEK.

"Saya sedang mengantar pesanan makanan, namun berhubung hujan deras, saya singgah untuk berteduh, tapi saya konfirmasi kepada customer bahwa terlambat menghantarkan karena hujan, " kenangnya.

Setelah hujan reda ia bergegas mengantarkan pesanan tersebut ketempat tujuannya.

Setibanya, pesanan itu langsung dilemparkan kencang ke meja dan Nanda terkejut melihat kejadian yang ada di depan matanya.

Bukannya berbalik marah, ia tetap tenang dan sabar menghadapi customernya.

"Hal yang seperti itulah sangat penting untuk dirasakan saat menjadi mitra driver. Oleh karena itu, Ketika kita membuat suatu kebijakan nantinya harus didasarkan hal-hal yang dialami oleh driver seperti kejadian yang ia rasakan itu. Ketika kita bisa deliver, kita bisa memberikan dampak sosial yang sesungguhnya," jelasnya.

Hal tersebutlah yang membuat GOJEK selalu memberikan apa yang menjadi kebutuhan mitranya dengan baik.

"Kita selalu berusaha dan yang paling penting kami selalu terbuka dimana ketika mereka memiliki keluhan ataupun saran pintu kantor GOJEK selalu terbuka," katanya.

Bahkan, sambungnya manajemen GOJEK selalu mengadakan KOPDAR (Kopi Darat) setiap tiga minggu sekali untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala dirasakan mitra GOJEK saat di lapangan dan mensosialisasikan kebijakan baru.

Setiap menjalankan pekerjaannya, gambaran Nanda tentang perusahaan super apps ini semakin terbuka.

"GOJEK memang memberikan dampak sosial bagi mitranya, selain itu juga kepada para customernya. Semua dimudahkan, dengan hanya satu aplikasi saja," katanya.

Sebagai pemimpin di wilayah Indonesia Timur, Nanda mengatakan untuk menjaga agar GOJEK tetap dapat berkontribusi kepada masyarakat dan harus mengetahui local insight di suatu daerah.

"Yang paling penting untuk GOJEK adalah local insight. Dimana kita harus mengetahui apa yang menjadi kearifan lokal di sana. Kita turun ke lapangan dan melihat local insightnya seperti apa dan kita ramu menjadi satu inisiatif," tegasnya.

Nanda dalam setiap menjalankan tugasnya tidak hanya melibatkan para mitranya saja melainkan juga stakeholder yang ada di wilayah tersebut.

"Kita undang semuanya dan memberikan sosialisasi, bahwa GOJEK hadir bukan untuk menutup lahan pekerjaan mereka melainkan untuk menaikkan pendapatan mereka," ujarnya lagi.

Status GOJEK Decacorn

Bagi Nanda bekerja bersama GOJEK sangat membanggakan terlebih lagi dengan semua misi yang lebih mengedapankan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Apalagi status GOJEK yang saat ini dari perusahaan startup unicorn menjadi decacorn.

"Ini membanggakan sekali, bisa dibilang ini satu-satunya karya anak bangsa yang saat ini sudah berstatus Decacorn," jelasnya.

Kedepannya, Nanda menjelaskan GOJEK akan terus berkembang.

"Tidak hanya untuk wilayah Indonesia bagian barat, tugas saya adalah bagaimana Indonesia bagian timur juga bisa ikut merasakan manfaat GOJEK,” katanya.

"Servicenya ditingkatkan hingga kesejahteraan mitra juga semakin meningkat,” tambahnya.

Motivasi Nanda

Bagi Nanda motivasinya terbersarnya saat ini adalah memberikan dampak sosial bagi masyarakat Indonesia.

Hal itu didapatkannya melalui GOJEK. Gaji dan nilai tambah bukan lagi menjadi poin utamanya, melainkan perasaan kepuasaan ketika mitra driver kesejahteraannya meningkat dan customer dimudahkan dengan adanya layanan GOJEK.

"Pada saat saya berinteraksi dengan para mitra, lalu mereka memberi apresiasi atas apa yang saya kerjakan, nilainya melebihi dari materi," jelasnya.

Berjalannya waktu, terjadi perubahan pada diri Nanda yang secara sadar dirasakannya.

"Skill saya pasti berubah, dari awalnya bekerja dibidang pariwisata kini wawasannya lebih kompleks lagi," tuturnya.

"Data analytics, dimana tadinya saya membuat inisiatif bertemu orang namun sekarang saya lebih cenderung melihat data. Sehingga ketika menjalankan inisiatif tersebut bisa lebih tepat sasaran," tambahnya lagi.

Selain itu, ia bisa menyesuaikan diri dan mengerti tentang local insight yang ada di suatu daerah.

"KeGOJEKkita mengerahui dan mengerti tentu inisiatif itu akan timbul," jelasnya.

Kedepannya, Nanda berharap Gojek dapat diterima oleh banyak anaGOJEKa.

Menurutnya, anak muda adalah features customer yang nantinya akan selalu menjadi pelanggan setia Gojek bukan hanya hari ini saja tapi juga kedepannya.

"Bagaimana caranya kita meramu program-program yang bisa diterima oleh anak muda," jelasnya.

Nanda juga menambahkan "Saya mengajak generasi muda Indonesia untuk tergerak dan memberikan kontribusi positifnya untuk bergabungbersama aplikasi karya anak bangsa GOJEK demi mendorong kemajuan Indonesia khususnya di Indonesia bagian timur," pungkasnya.

Data diri:

Nama: Anandita Danaatmadja

Lahir: Jakarta, 9 Juni 1980

Instagram: @reaggepop

Pekerjaan: Vice President Regional Indonesia Bagian Timur GOJEK

Hobi: Travelling, nonton film romantic comedy dan food di tv channel

Buku kesukaan: Semua buku yang ditulis Dewi Lestari dan buku tentang jurnal tentang pengembangan diri

Pendidikan:

Randleman High School (1997-1998)

Public Relations, Universitas Sahid (2000-2004)

Master's degree, East European Studies, Freie Universitat Berlin (2009-2011)

Diploma Tourism Management, Auckland Instituteof Studies St Halens (2012-2013)

Riwayat Pekerjaan:

Account Manager di Inke Maris & Associates Strategic Communications Consultant (2008-2010)

Public Relations & CSR Manager di PT Bakrie Telecom Tbk (2010-2012)

Public Relations Manager di PT Bakrie Connectivity (2011-2012)

Retail Sales & Photography Assistant di Kelly Tarlton and Auckland New Zealand (2012-2013)

Site Manager di Tepapa Tongarewa Museum Wellington (2013-2014)

Brand Excellence Manager di NZ (2014-2015)

Retail Manager di Bay of Plenty NZ (2014)

Multi Site Manager di Rainbow Springs and Big Splash Rotorua New Zealand (2014)

Regional Operations Manager di North Island NZ (2015-2017)

Head Of Strategic Regional Gojek (2017-2018)

VP Strategic Regional (2018)

Kedua Putra SBY silaturahmi ramadan ke Presiden Joko Widodo

Follow Instagram @tribuntimurdotcom

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved