Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TRIBUN WIKI

TRIBUN WIKI: Terpilih Kembali di DPRD Sulbar, Kenali Profil Sukri Umar

Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Barat Fraksi Demokrat, Sukri Umar, dipastikan kembali terpilih di Pileg 2019.

Penulis: Nurhadi | Editor: Suryana Anas
Dok Sukri Umar
Sukri Umar 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Barat Fraksi Demokrat, Sukri Umar, dipastikan kembali terpilih di Pileg 2019.

Sukri Umar menjadi peraih suara terbanyak kedua di internal partai Demokrat di Daerah Pemilihan Sulawesi Barat V (Kabupaten Mamuju).

Total perolahan pribadi Sukri pada Pileg 17 April lalu, sebanyak 8,146 suara dari total perolah partai Demokrat 40.014 suara.

Lalu siapa sosok Sukri Umar?

Sukri Umar anak seorang petani di Kabupaten Mamuju. Anak ketiga dari lima bersaudara.

Ia termasuk politisi muda yang bergagung ke Demokrat sejak 2009 lalu.

Karirnya berawal di Pileg 2014. Ia terpilih menjadi wakil rakyat Mamuju di DPRD Provinsi Sulawesi Barat Periode 2014-2019.

Demokrat menjadi satu-satunya partai politik yang memuluskan karir Sukri Umar masuk di Parlemen, berkat ajakan Mantan Bupati Mamuju H Suhardi Duka (SDK).

"Saya menganal politik itu dari jalanan sejak aktif di dunia gerakan. Dan Alhamdulilah bisa menyatu, dari gerakan itu bisa mengilhami saya memahami politik praktis seperti sekarang ini,"kata Sukri ditemui di kediaman pribadinya Kelurahan Binanga, Mamuju, Minggu (2/6/2019) malam.

"Jadi saya mengenal masyarakat itu sejak mahasiswa. Saya mulai mengenal dinamika atau persoalan masyarakat diakar rumput,"Sukri menambahkan.

Dikatakan, Ia memutuskan terjung di dunia politik, karena sadar, untuk menyalurkan harapan-harapan masyarakat yang begitu besar dan kompleks, tentu perjuangannya lewat parlemen.

"Disana (Demokrat) saya memulai itu, sejak Pak SDK meninggalkan Golkar karena saya juga sempat menjadi kader Golkar dan menjadi pengurus, tapi saya diajak bergabung ke Demokrat dan saya terima,"ucapnya.

Sukri mengungkapkan, awalnya dia bergabung ke partai Demokrat belum berpikir untuk menjadi Caleg, namun karena ditawari ia memberanikan diri dengan modal sosial selama aktif dunia gerakan.

"Dari sisi cita-cita saya belum berpikir untuk jadi caleg saat itu, karena anggapan saya masih butuh belajar sekitar lima tahun dan awalnya saya ditawari di DPRD Kabupaten, tapi saya menolak, dengan sambil bercandar kepada pak SDK kalau di kabupaten lebih baik saya tidak usah maju,"ungkapnya.

"Bagi pak SDK ini berat karena komposisi Caleg di provinsi banyak mantan pejabat dan ada dua incumben bahkan mantan bupati karateker ada disana dan mantan Sekda, tapi saya haqqul yakin dengan modal sosial karena banyak berkenalan dengan orang di dunia gerakan, dan alhamdulillah hasilnya sesuai harapan,"sambung Sukri.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved