Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kementerian PUPR Beri Kuliah Umum Ratusan Mahasiswa Teknik Unismuh

di Indonesia terdapat sekitar 8,3 juta jiwa tenaga konstruksi tetapi hanya sekitar 7,4 persen atau sekitar 600 ribuan saja yang mempunyai kompetensi.

Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Ridwan Putra
Humas Unismuh Makassar
Dirjen Bina Jasa Konstruksi Kementerian PUPR RI, Dr Ir Syarif Burhanuddin, duduk bersama dan berbincang dengan Rektor Unismuh Makassar, Prof Dr H Abdul Rahman Rahim, SE,MM, sebelum acara kuliah umum digelar di Balai Sidang Kampus Unismuh Makassar, Jumat (24/5/2019). 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM, - Sebanyak 400-an mahasiswa dan alumni Fakultas Teknik Unismuh mengikuti  kuliah umum yang dibawakan dari Kementerian PUPR di Balai Sidang Kampus Unismuh Makassar, Jumat (24/5/2019). 

Kuliah umum dibuka Rektor Unismuh, Prof Dr H Abdul Rahman Rahim, SE,MM, dengan Keynote Speaker, Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Dr Ir Syarif Burhanuddin, M.Eng, IPU. 

Dalam rilis Humas Unismuh Makassar, materi kuliah umum yang dibawakan adalah Penerapan Building Information Modelling di Era Industri 4.0” dan Fasilitasi Distance Learning SIBIMA Konstruksi. 

Hadir dalam kuliah umum tersebut Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Sulawesi, Ir Faizal Lukman, dosen, alumni, dan mahasiswa Fakultas Teknik Unismuh, serta alumni teknik dari perguruan tinggi lainnya. 

Dirjen Bina Jasa Konstruksi Kementerian PUPR,  Syarif Burhanuddin, mengatakan  pelatihan Fasilitasi Distance Learning SIBIMA Konstruksi untuk  menambah wawasan mahasiswa maupun alumni. 

Disebutkan, sekitar 45-50 persen  insinyur  yang tidak bekerja di bidangnya, ada yang jadi pedagang, bekerja di bank, dan hanya sebagian kecil yang bisa bekerja di bidangnya. 

Olehnya, Syarif Burhanuddin  menyampaikan  tantangan mahasiswa teknik  agar bisa bekerja di bidangnya yaitu memiliki kompetensi.

Diungkapkan, perusahaan di sejumlah negara lain tidak lagi bertanya tentang  ijazah yang dimiliki tetapi apa kemampuan atau skill yang bisa dilakukan pelamar tersebut. “Sehingga kalau kita tidak memiliki keterampilan  maka kita sangat kesulitan mendapatkan pekerjaan,” katanya.

Ditambahkan, di Indonesia terdapat sekitar 8,3 juta jiwa tenaga konstruksi tetapi hanya sekitar 7,4 persen atau sekitar 600 ribuan saja yang mempunyai kompetensi.

“Membangun bangsa ini  harus dengan orang-orang yang memiliki SDM yang kompetitif dan salah satu metologi yang saat ini bisa menjawab semua itu adalah dengan metedologi  Building Information Modelling,”tandas Syarif.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved