Pemilu 2019
Dirundung Konflik Jelang Pileg 2019, PKS Justru Jadi Pemenang Kelima di Sulawesi Selatan
Sebelum Pileg 2019, PKS dirundung konflik internal. Efek konflik ini adalah banyak kader PKS tak maccaleg.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - "Itu adalah hak mereka tak apa-apa kalau mereka gabung ke organisasi itu, jadi santai saja. Itu tidak akan berpengaruh ke (elektoral) PKS."
Itulah pernyataan perdana, Sri Rahmi sebagai Wakil Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setelah gerbong Anis Matta hengkang dari PKS, Senin (22/10/2018).
Sebelum Pileg 2019, PKS dirundung konflik internal. Efek konflik ini adalah banyak kader PKS tak maccaleg.
Baca: Hasil Real Count Suara Partai di KPU, PDIP No 1, Golkar-Gerindra, PKB Salip Nasdem, PKS Geser PAN
Baca: PKS Raih 8 Kursi, Muzayyin Arif Suara Tertinggi
Baca: PKS Amankan 2 Kursi di DPRD Luwu Utara Periode 2019-2024
Bahkan, caleg di Kabupaten Pinrang tak ada sama sekali.
Tapi, justru konflik ini tak berefek signifikan dengan hasil Pileg 2019. Pernyataan, Sri Rahmi terbukti sehabis pileg.
Secara nasional, PKS mendapatkan suara sebanyak 11.493.663 (8,21 persen).
Suara ini naik dari Pileg 2014 lalu sebanyak 6,79 persen atau 8.480.204 suara.
Bahkan, terjadi kenaikan kursi di DPRD Sulsel dari enam menjadi delapan.
Tak hanya itu, PKS mempunyai suara terbesar kelima. Sehingga, mampu mengamankan kursi pimpinan.
Golkar meraih suara terbanyak dengan total 683.444 suara, Partai NasDem dengan 564.642 suara, Gerindra dengan 538.232 suara, Demokrat dengan 400.151 suara, dan PKS 326.697 suara.
PKB mengumpulkan 312.486 suara, PDIP 291.160 suara, PAN 314.717 suara, PPP 240418 suara, Perindo 43.726 suara, serta Hanura 41.045 suara.
Selain itu, kursi DPRD Kota Makassar bertambah satu, dari empat menjadi lima.
Meskipun, kursi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) PKS berkurang dari 2 menjadi sisa 1.
PKS kehilangan kursi di dapil Sulsel I. Mereka hanya mampu membukukan suara 104.218.
Suara PKS selisih 10.177 dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 114.395 untuk kursi kedelapan, atau terakhir di dapil Sulsel I.
PKS juga kalah di Bantaeng dan Pinrang. Namun, PKS mampu menjadi pemenang di Takalar.
Lalu mengapa PKS bisa bertahan di tengah konflik?
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin Makassar, Ali Armunanto SIP MSi menganggap PKS mampu bertahan dan bangkit dari konflik bukan karena kemampuan organisasinya.
Tapi karena mendapatkan momentum sangat menguntungkan dengan berjubelnya massa islam di belakang calon presiden dan wakil presiden RI 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Massa 212 tidak memiliki kedekatan ideologis dengan partai-partai lain di 02 selain PKS. Inilah membuat PKS mendapatkan berkah durian runtuh dari massa 212 yang mencari wadah politik," katanya, Selasa (21/5/2019).
Selain itu, bekas pengurus PKS yang diberhentikan juga tak memberikan bantuan kepada partai lain.
Sehingga, kader yang keluar tak menjadi lawan politik PKS selama Pileg 2019.
Dari perhitungan suara partai PKS di Pileg 2019 level DPRD Sulsel, suara partai PKS sebanyak 37.182.
Suara partai PKS sangat signifikan di daerah kemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno seperti di Gowa, Takalar, Makassar.
Suara terbesar PKS adalah di dapil III yang mencapai 6.078.
Sementara itu, daerah suara partai kecil justru tak meloloskan kader PKS seperti Dapil IV dengan suara partai sebanyak 2.608. Dapil VIII dengan suara partai sebanyak 1.722.
PKS memang tak memasang caleg di dapil X, Tana Toraja-Toraja Utara.
Berikut perolehan suara partai di sebelas dapil yakni Dapil IV: 2.608, Dapil V: 2.074, Dapil X: 285, Dapil XI: 3.870, Dapil VII: 3.179, Dapil I: 5.403, Dapil III: 6.078, Dapil II: 5329, Dapil IX: 2.157, Dapil VI: 4.477, dan Dapil VIII: 1.722. (*)
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: