Update Pilpres 2019
5 Fakta Jokowi Menang vs Prabowo Kalah Lagi Usai Pengumuman KPU Pilpres 2019, Beda Sikap '01' & '02'
Berikut 5 fakta Jokowi menang vs Prabowo kalah lagi usai pengumuman KPU Pilpres 2019, beda sikap '01' dan '02'.
TRIBUN-TIMUR.COM - Berikut 5 fakta Jokowi menang vs Prabowo kalah lagi usai pengumuman KPU Pilpres 2019, beda sikap '01' dan '02'.
Pengumunan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 pada Selasa (21/05/2019).
Pada pengumuman KPU Pilpres 2019, Joko Widodo (Jokowi) yang berpasangan Maruf Amin menang atas Prabowo Subianto yang berduet Sandiaga Uno.
Kubu pasangan calon (paslon) nomor urut '01' dan paslon '02' pun berbeda sikap menyikapi pengumuman KPU Pilpres 2019.
Berikut 5 fakta Jokowi menang vs Prabowo kalah lagi usai pengumuman KPU Pilpres 2019, beda sikap '01' dan '02' dihimpun tribun-timur.com dari berbagai sumber.
Baca: Hasil Final KPU Pilpres 2019, Jokowi Menang 55,50% vs Prabowo 44,50% Lengkap Rincian Perolehan Suara
Baca: Jelang 22 Mei 2019, Habib Rizieq Shihab & Amien Rais Ditantang Sumpah Mubahalah oleh Relawan Jokowi
Baca: Hasil Lengkap KPU Pemilu 2019 Sulsel, Klan SYL, NA, NH, Agus AN, Muzakkar, DP, Politisi Tenar ‘Out
Kemenangan Jokowi

1. Joko Widodo (Jokowi) Menang 55,50%
Berdasarkan pengumuman KPU Pilpres 2019, pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo dan Maruf Amin menang atas paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Jumlah perolehan suara Jokowi-Ma'ruf mencapai 85.607.362 atau 55,50 persen.
Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen.
Adapun jumlah pemilih yang berada di dalam maupun luar negeri mencapai 199.987.870.
Sementara pemilih yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 158.012.506.
Dari total suara yang masuk, sebanyak 3.754.905 suara tidak sah. Sehingga, jumlah suara sah sebanyak 154.257.601.
2. Menang di 21 Provinsi
Jokowi-Ma'ruf menang di 21 provinsi, yakni Gorontalo, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Bali, Sulawesi Barat, Yogyakarta.
Selanjutnya, Kalimantan Timur, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, NTT, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Papua Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Maluku, dan Papua.
3. Saksi TKN Tandatangan
Berita acara hasil rekapitulasi suara pilpres ditandatangani oleh saksi perwakilan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf serta ketua dan anggota KPU.
Sementara, berita acara hasil rekapitulasi suara pileg, selain ditandatangani oleh Ketua dan Anggota KPU.
Selain itu, ditandatangani oleh PKB, PDI-P, Golkar, Nasdem, Garuda, PPP, PSI, Demokrat, PBB, dan PKPI.
4. Jokowi Belum Pernah Kalah
Jika tidak ada gugatan dan Jokowi-Maruf ditetapkan sebagai pemenang Pilpres, maka Jokowi secara tidak langsung telah memecahkan rekor sebagai pemenang di 5 pemilu berturut-turut.
Joko Widodo pertama kali mengikuti Pemilihan Umum Wali Kota Surakarta 2005 yang diselenggarakan 27 Juni 2005.
Saat itu, Jokowi menggandeng F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil calon walikota Solo.
Hasilnya, pasangan Jokowi-Rudy memenangkan Pilkada Solo 2005 dengan perolehan 99.747 suara atau 36,62%. Jokowi kembali mengikuti Pilkada tahun 2010.
Jokowi kembali menggandeng F.X. Hadi Rudyatmo. Hasilnya, Jokowi-Rudy meraih kemenangan telak dengan 248.243 suara atau 90,09%.
Dari Solo, Jokowi "terbang" ke Jakarta mengikuti pemilihan gubernur DKI Jakarta Periode 2012-2017. Joko Widodo menggandeng Basuki T Purnama sebagai calon wakil gubernur.
Di putaran kedua yang merupakan penentu, Joko Widodo-Basuki T Purnama meraih suara paling banyak yaitu 2.472.130 suara atau 53,82%. Rival mereka, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli kalah dengan perolehan 2.120.815 suara atau 46,18%.
Pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2014, Jokowi Widodo berpasangan Muhammad Jusuf Kalla berpasangan melawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Hasilnya, pasangan Joko Widodo-Muhammad Jusuf Kalla memenangkan Pilpres 2014 dengan perolehan 70.997.833 atau persentase 53.15%.
Sedangkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meraih 62.576.444 suara dengan 46.85%.
5. Jokowi-Ma'ruf Amin Ingin Bertemu
Calon presiden petahana Jokowi mengaku hingga saat ini belum sempat berkomunikasi dengan pesaingnya Prabowo - Sandi pascapengumuman rekapitulasi hasil pemilu yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Selasa (21/5/2019) dini hari.
Meski begitu, Jokowi dan pasangan cawapresnya, Ma'ruf Amin mengaku ingin segera menemui Prabowo beserta Sandiaga Uno dalam waktu dekat ini. Jokowi dilansir tribunnews.com menyatakan sejak Pemilu 17 April, dia sudah berencana menemui Prabowo.
Sayangnya, jadwal mereka belum pas untuk bertemu.
"Rencanakan sudah sejak awal, sejak tanggal 17 April, tapi memang belum ketemu. Mungkin belum ketemu waktunya saja,” kata Jokowi di Kampung Deret, Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan dirinya dan Ma'ruf Amin ingin terus bersahabat dan bersilaturahmi dengan Prabowo- Sandi.
Termasuk pula dengan seluruh pendukung mereka juga diharapkan kembali menjalin silaturahmi.
Terakhir, Jokowi turut menyampaikan pesan-pesan kepada Prabowo soal kedewasaan rakyat dalam berdemokrasi.
"Rakyat telah dewasa dalam berdemokrasi, telah berkehendak. Itu adalah suatu kedaulatan rakyat dalam bentuk Pemilu 17 April yang lalu," imbuhnya.
Baca: Hasil Final KPU Pilpres 2019, Jokowi Menang 55,50% vs Prabowo 44,50% Lengkap Rincian Perolehan Suara
Baca: Jelang 22 Mei 2019, Habib Rizieq Shihab & Amien Rais Ditantang Sumpah Mubahalah oleh Relawan Jokowi
Baca: Hasil Lengkap KPU Pemilu 2019 Sulsel, Klan SYL, NA, NH, Agus AN, Muzakkar, DP, Politisi Tenar ‘Out
Prabowo Subianto Kalah

1. Kalah dengan Selisih 11%
Berdasarkan pengumuman KPU Pilpres 2019, pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kalah dari paslon nomor urut 01 Joko Widodo dan Maruf Amin.
Perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen.
Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen.
2. Menang di 13 Provinsi
Prabowo-Sandi hanya menang di 13 provinsi berdasarkan pengumuman KPU untuk hasil Pilpres 2019.
Daerah kemenangan Prabowo di Bengkulu, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Jambi, Sumatera Selatan.
Selain itu, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Banten, Aceh, NTB, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Riau.
3. Saksi BPN Tolak Tandatangan
Saksi dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menolak menandatangani berkas penetapan hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019.
Saksi dari Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Berkarya juga memutuskan untuk tak memberikan tanda tangan.
Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria, yang juga menghadiri pleno akhir rekapitulasi di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (21/5/2019) dini hari, mengatakan, yang ditolak pihaknya adalah hasil pilpres dan pileg di beberapa provinsi.
"Bukan (tolak hasil pileg). Hasil pilpres kami menolak. Kalau pileg, kami minta perbaikan ada beberapa provinsi.
Kami minta dikoreksi seperti Papua ada beberapa lebih dari 5 kabupaten supaya kami minta ada pemungutan suara ulang," kata Riza.
Sementara itu, saksi Gerindra yang juga Ketua Bidang Hubungan Penyelenggara Pemilu, Abdul Haris, mengatakan, partainya menganggap ada beberapa provinsi yang dianggap bermasalah.
"Kami ajukan ke MK. Jadi, karena BAP keseluruhan, maka saya kira kami tolak tanda tangan. Ada sekitar 5 provinsi," ujar Haris.
Ia menyebutkan, dari lima provinsi yang dianggap bermasalah, empat di antaranya adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur.
BPN juga memastikan akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).
“Menyikapi pengumuman dari KPU tentang hasil rekapitulasi nasional pada dini hari tadi, rapat hari ini memutuskan paslon 02 akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi,” ujar Direktur Advokasi dan Hukum BPN Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui seusai rapat internal.
5. Kekalahan Prabowo Subianto Terulang
Dengan hasil Pilpres 2019 ini, Prabowo diketahui telah mengalami kekalahan 3 kali dalam kontestasi Pilpres yang diikutinya.
Dikutip dari Kompas.com, Prabowo pada Pilpres tahun 2009 lalu pertama kali maju di kontestasi pilpres menjadi calon wakil presiden dari Megawati Soekarnoputri.
Namun, Megawati-Prabowo harus menerima kekalahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono yang meraih suara 73.874.562 atau 60,80 persen.
Megawati-Prabowo hanya meraih 32.548.105 atau 26,79 persen.
Sementara paslon lainnya, yakni Jusuf Kalla-Wiranto, hanya meraih 15.081.814 atau 12,41 persen.
Prabowo lalu maju menjadi capres dan menggandeng Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) saat itu, yakni Hatta Rajasa pada Pilpres 2014 lalu.
Prabowo-Hatta bersaing dengan Jokowi yang menggandeng Jusuf Kalla. Berdasarkan hasil pemungutan suara, Prabowo-Hatta meraih perolehan suara 62.576.444 atau 46,85 persen.
Sedangkan Jokowi-JK menang dengan perolehan suara 70.997.833 atau 53,15 persen.
Pada Pilpres 2019, Prabowo menggandeng mantan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno.
Prabowo-Sandi melawan Jokowi yang kali ini menggandeng mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Ma'ruf Amin.
Kembali mengulang sejarah, dalam pengumuman hasil resmi rekapitulasi KPU, Prabowo-Sandi kalah suara dengan perolehan 68.650.239 suara atau 44,50 persen dari total suara sah nasional.
Sedangkan Jokowi-Ma'ruf memperoleh 85.607.362 atau 55,50 persen dari total suara sah nasional.(kompas.com/tribunnews.com)