RENUNGAN RAMADHAN
Didik Anak, Sikap Orangtua: Kasihan atau Sayang? Ini Saran Direktur Sekolah Islam Athirah
Renungan Ramadhan ini ditulis Direktur Sekolah Islam Athirah Syamril Al Bugisyi sekaligus penulis buku Kerja Itu Ibadah.
Renungan 10 Ramadan 1440 H
Sayang dan Kasihan
Oleh: Syamril Al Bugisyi
Direktur Sekolah Islam Athirah
Anak yang sedang belajar berpuasa terasa sangat berat terutama di puasa pertama awal Ramadan. Sampai pukul 15 mungkin masih kuat.
Masuk sore hari pukul 17.00 wita sudah tidak kuat. Sudah menangis ingin makan dan minum.
Sebagai orang tuaada dua pilihan. Apakah membiarkannya makan dan minum atau memotivasinya untuk bersabar 1 jam lagi sampai waktu buka puasa.
Menentukan pilihan tindakan bisa karena sayang atau kasihan.
Jika karena kasihan maka diperbolehkan makan dan minum.
Kasihan membuat kita tidak tega melihat anak menderita atau merengek untuk makan. Berpikirnya cenderung jangka pendek.
Beda dengan cara pandang sayang. Lebih berpikir jangka panjang.
Tindakannya memotivasi anak untuk bersabar menunggu buka puasa. Sayang tinggal 1 jam lagi.
4 Jam Kejari Jeneponto Geledah RSUD Lanto Dg Pasewang, Segini Dokumen yang Diangkut
Ini momentum pembelajaran untuk berjuang sampai akhir. Tidak menyerah di ujung perjalanan.
Jika berhasil sampai akhir maka ada kenikmatan tersendiri dan menjadi pengalaman pertama bahwa dia bisa berpuasa.
Jika hari pertama berhasil maka hari selanjutnya akan lebih mudah.
Hal ini juga yang sering terjadi dalam pola asuh anak. Ada dua pola yaitu kasihan dan sayang.
Jika aliran kasihan yang dipakai maka anak cenderung dimanjakan. Segala keinginannya dipenuhi meskipun belum masanya.