Spirit Ramadan
Karena Nafsu Manusia Bisa Lebih Jahat dari Iblis dan Lebih Buas dari Binatang
Jika pemimpin dikuasai nafsu, dipastikan kepemimpinannya hanya akan membawa kerusakan, kerakusan, dan koruptif.
Editor:
AS Kambie
Dalam dinamika dan hiruk-pikuknya politik itu, tensi nafsu politik meninggi, tensi akal yang berpotensi “akal-mengakali" meningkat, tensi penyalahgunaan identitas keagamaan guna mempengaruhi pikiran dan keyakinan politik rakyat juga ikut meninggi dan melangit.
Oleh karena itu, hadirnya Ramadan yang didalamnya diwajibkan ibadah puasa “al-shiyam" yang bermakna pengendalian, baik pengendalian hati, pikiran, penglihatan, pendengaran, tangan, kakidan anggota badan lainnya.
Walhasil, orang yang mampu dan istiqomah dalam pengendalian diri dari berbagai godaan dan pengaruh nafsu dan pragmatisme,itulah yang digambarkan oleh Islam sebagai insan dan sumber daya manusia yang terbaik. Jadilah ni’mal ‘abdu di tengah tensi politik!(*)