VIRAL Video Permadi Satrio Wiwoho 'Masalah Indonesia Bukan Jokowi, Luhut Panjaitan, Atau Megawati'
VIRAL Video Permadi Satrio Wiwoho 'Masalah Indonesia Bukan Jokowi, Luhut Panjaitan, Atau Megawati'
Kalau memang kalian mahasiswa masih punya hati nurani, pakai, pakai kembali.
Ajak teman-temanmu. Biarkan pengurus mahasiswa kaya raya dan menjadi zalim, tetapi mahasiswa yang lain masih mempunyai hati nurani. Ajak mereka untuk bergerak, jangan takut, karena Tuhan di belakang kita.
Oleh karena itu, tidak ada kata lain, kita tidak punya waktu lagi. Begitu tanggal 22 (Mei) diumumkan, pasti terjadi benturan. Apakah memenangkan Jokowi, atau memenangkan Prabowo, sama, pasti akan benturan.
Karena mereka juga siap, siap untuk mati, kita pun siap untuk mati. Para ulama, para habib, sudah menyatakan kita jihad.
Habib Rizieq, saudara saya, sahabat saya, sudah menyuarakan kita jihad (disambut takbir dan tepuk tangan).
Paling tidak ketua MUI, ulama-ulama, banyak yang membela mereka, juga siap berjihad. Karena itu, pasti kita benturan. Tidak ada konstitusi, yang terjadi adalah hukum siapa kuat siapa menang. Terima kasih."
Ucapan Permadi itu akhirnya dilaporkan oleh seorang pengacara, Fajri Safi'i, ke Polda Metro Jaya.
Video Permadi mengucapkan hal tersebut tersebar melalui laman YouTube. Fajri menjadikan video tersebut sebagai bukti untuk membuat laporan ke Polda Metro Jaya.
Dirinya menyebut polisi sudah membuat laporan sendiri, sehingga tidak perlu membuat laporan baru, tetapi akan dijadikan saksi dalam kasus itu.
"Kita enggak perlu buat laporan polisi (LP) lagi, menindaklanjuti LP yang sudah ada katanya oleh tim cyber. Dan nanti kita akan dipanggil sebagai saksi," ujar Fajri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (9/5/2019) malam.
"Setelah kita sampai sini, katanya sudah ada laporan polisi. Nah, itu LP-nya LP A. Kalau LP A itu polisi yang buat laporan sendiri, temuan polisi," sambungnya.
Fajri menyebut dirinya hanya berkonsultasi di SPKT Polda Metro. Laporan dirinya dijadikan satu oleh laporan polisi.
Selanjutnya, Fajri akan dipanggil sebagai saksi oleh polisi. Saat di SPKT, Fajri memberikan video berupa pernyataan-peryataan Permadi yang menyebut revolusi.
"Tadi hanya saya menunjukkan beberapa video dan yang diunggah di beberapa YouTube ada, dan itu tersebar di akun YouTube lain. Itu yang berpotensi menyulut kebencian orang yang membaca dan melihat video itu," papar Fajri.