Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bikin Spoiler Film Avengers: Endgame, Pria Ini Dihajar Setelah Menonton, Semoga Tak Terulang

Bikin spoiler film Avengers: Endgame, pria ini dihajar setelah menonton, semoga tak terulang.

Editor: Edi Sumardi
LIHKG VIA ASIA ONE
Seorang pria di Hong Kong menerima perawatan setelah dikabarkan dia dihajar karena memberitahukan (spoiler) film Avengers: Endgame. 

Percobaan ketiga adalah tidak memberikan para peserta bocoran cerita.

Hasil temuan menunjukkan bahwa para peserta lebih menyukai cerita ketika telah mendapatkan Spoiler dibandingkan yang tidak.

Bahkan, mereka lebih suka ketik bocoran keseluruhan kisah dimasukkan sebagai teks penngantar dalam cerita.

Temuan ini mungkin membuat Anda terheran-heran dan bertanya kok bisa seperti ini, bagaimana logikannya?

Mari kita memutar waktu ke tahun 1944 untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Pada 1944, Fritz Heider dan Mary-Ann Simmel dari Smith College melakukan penelitian yang sederhana namun kuat.

Para peneliti menunjukkan kepada para peserta animasi dua segitiga dan sebuah lingkaran bergerak mengelilingi sebuah kotak.

Saat menonton animasi tersebut, sangat sulit untuk tidak menambahkan dialog Anda sendiri untuk menjelaskan apa yang terjadi.

Sebagian besar peserta menggambarkan bahwa lingkaran dan segitiga biru sebagai orang yang jatuh cinta dan segitiga berwarna abu-abu sebagai orang yang berusaha menghalangi.

Para peserta menggunakan narasi yang menggambarkan tindakan dan adegan dalam animasi itu seperti benda yang memiliki niat dan motivasi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa manusia punya naluri dasar untuk mendongeng atau bercerita. Bagi manusia, bercerita menjadi alat penting untuk memahami perilaku manusia lain dan mengomunikasikan pemahaman kita terhadap orang lain.

Menurut penulis psikologi Adoree Durayappah, hal tersebut berhubungan dengan teori pikiran.

.
Robert Downey Jr saat memberi kejutan kepada ribuan penggemar Marvel dalam fan event Avengers: Endgame di Seoul, Korea Selatan, Senin (15/4/2019) malam.(KOMPAS.COM/ANDI MUTTYA KETENG)

"Memiliki teori pikiran berarti kita memiliki kemampuan untuk menghubungkan pikiran, keinginan, motivasi, dan niat orang lain, dan kita menggunakan ini untuk memprediksi dan menjelaskan tindakan dan perilaku orang lain," tulis Durayappah.

"Karena kita memiliki kemampuan untuk mengaitkan niat kepada orang lain dan memahami bagaimana niat itu dapat menyebabkan perilaku, cerita menjadi penting karena memungkinkan kita untuk mengomunikasikan sebab dan akibat hubungan ini," imbuhnya.

Duryappah menilah hal ini penting untuk diingat karena berarti cerita itu baik jika memenuhi fungsinya: menyampaikan informasi secara efektif kepada orang lain.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved