ACT Kenbali Resmikan Intergrated Community Shelter untuk Pengungsi di Palu
Lembaga kemanusiaan global, Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali meresmikan Intergrated Community Shelter (ICS), di Kota Palu, Sulawesi Tengah
Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Suryana Anas
TRIBUNPALU.COM, PALU - Lembaga kemanusiaan global, Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali meresmikan Intergrated Community Shelter (ICS), di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (25/4/2019).
Hunian nyaman terpadu bagi korban bencana ini, dibangun di Jl Untad 1 Vatutela, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikolore.
Penyediaan kompleks hunian sementara untuk penyintas gempa ini, merupakan kerja sama ACT dengan Peace Winds Japan.
Baca: ACT Luncurkan Program Marhaban Yaa Dermawan, Banyak Bantuan Selama Ramadan di Palu
Baca: Pencarian Warga Toli-toli yang Diterkam Buaya Dihentikan
Baca: Ini Jadwal dan Daftar TPS yang Lakukan Pemungutan Suara Ulang di Palu
Baca: BNN Sulteng Rilis Pengangkapan Periode Jabuari-April 2019, Hadirkan 30 Tersangka
Shelter sebanyak 160 unit ini dirancang ramah bagi penyandang disabilitas.
Tiap bilik, dibangun menggunakan dua pintu.
Pintu belakang hunian, dikhususkan bagi para difabel.
Hunian sengaja dibuat jalan khusus kursi roda, agar penyandang disabilitas bisa masuk ke ruangan.

ICS Vatutela ini, juga dilengkapi fasilitas umum lainnya seperti Masjid, Mandi, Cuci, Kakus (MCK), dapur umum, serta ruang cuci pakaian.
Selain itu juga ada satu bangunan kantor yang digunakan oleh pengurus ICS.
"Kantor ini nantinya digunakan untuk mengkomunikasikan terkait kebutuhan penghuni huntara," kata Kepala ACT Cabang Sulteng, Nurmarjani Loulembah.
Begitupun sarana air dan linstrik, menurutnya, pihak ACT juga telah melengkapinya.
"Kami juga menyediakan taman bermain anak-anak, sehingga mereka bisa menikmati harinya seperti sebelum bencana," jelasnya.
Wanita yang akrab disapa Nani itu mengatakan, Peace Winds Japan sendiri sudah mendonasikan pembangunan ICS di dua lokasi.
"Yaitu ICS Vatutela, Kota Palu, yang saat ini diresmikan dan ICS di Desa Sumari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala pada Senin 15 April 2019 kemarin," pungkasnya.
Direktur Overseases Program Peace Wind Japan, Rika Yamamoto berharap Kota Lalu bisa secepatnya pulih.
Kata dia, di Japan, pemulihan terbilang sangat cepat.
Pasalnya, ada kerja sama yang baik antar pemerintah dan lembaga swasta.
Pun masyarakat yang begitu mendukung dalam program pemulihan.
Rika Yamamoto kemudian menjelaskan bagaimana kondisi bencana 2011 di Japan.
"Sebagian dari kita sudah tahu bagaimana bencana yang melanda jepang delapan tahun lalu," katanya.
"Saya pikir sangat baik saling berbagi tentang bagaimana orang-orang Japan menghadapi kehidupan pasca bencana," tambahnya.
Ia berharap agar warga kota Palu yang tinggal di hunian sementara bisa saling memberikan perhatian terhadap tetangganya.
Jadi kita sesama penghuni huntara harus saling mengetahui, siapa siapa saja yang tinggal di setiap biliknya.
Minimal, bisa mengetahui jumlah orang tua renta dah jumlah ibu hamil.
Begitu juga jumlah anak-anak dan difabel.
"Kita harus mengetahui di unit mana-mana saja mereka tinggal," harapnya.
Kata dia, yang perlu disosialisasikan kepada penghuni huntara ialah bagaimana kita membantu diri sendiri.
Baru kemudian beroikir membantu orang-orang di sekitar.
Ia berharap, agar penyintas bencana si Palu bisa mengambil hikmah dari kejadian 7 bulan lalu.
Caranya ialah dengan mempersiapkan diri menhadapi bencana.
"Karena persiapan penting dilakukan untuk menjaga sewaktu-waktu kejadian serupa terulang," pungkasnya.
Untuk diketahui, jumlah hunian sementra yang telah dibangun ACT ialah sebanyak 13 lokasi.
13 lokasi yang dibangun tersebar di daerah terdampak bencana.
Total pembangunan ICS sudah sebanyak 1180 shelter.
Seluruh hunian nyaman bagi penyintas bencana ini juga telah dihuni oleh penyintas bencana. (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: