Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Situs kawalpemilu.org Dikirimi C1 Palsu hingga Upaya Perusakan Data, Admin: Sistem IT Kami Kuat

Situs kawalpemilu.org Dikirimi C1 Palsu hingga Upaya Perusakan Data, Admin: Sistem IT Kami Kuat

Editor: Arif Fuddin Usman
twitter
Perolehan Suara Real Count 01 & 02 

TRIBUN-TIMUR.COM - Situs kawalpemilu.org dalam proses penginputan data C1 pengitungan suara Pemilu 2019, mendapat beberapa gangguan.

Gangguan yang dialami kawalpemilu.org adalah form kiriman data C1 dari TPS banyak yang ditemukan palsu.

Tidak hanya palsu, ada juga yang dikirim berulang kali hingga sampai 10 kali.

Baca: Raih 633 Suara, Jokowi Ungguli Prabowo di Kelurahan Untia Makassar

Baca: Mantap! KPU Gowa Umumkan Hasil Pemilu 2019 di Kantor Desa dan Kecamatan

Hal tersebut tentu membuat proses penghitungan terganggu. Ada upaya perusakan data hasil pemilu 2019.

Situs https://kawalpemilu.org hadir dalam posisi untuk mengawal penghitungan suara Pemilu 2019 yang tugasnya diemban Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Seperti dikutip twitter @KawalPemilu2019, Sabtu (20/4/2019), pihak admin kawalpemilu.org melakukan rekonsiliasi mendadak karena sejumlah kejanggalan dari laporan para moderator.

Temuan KawalPemilu, banyak data C1 atau form hasil penghitungan suara di TPS yang diunggah ke situs KawalPemilu, terindikasi palsu.

Tidak Ada Hologram

Ciri-ciri C1 palsu, yakni tidak ada hologram dan terjadi penggelembungan jumlah suara yang melampaui jumlah pemilih di TPS tersebut.

Selain itu, ada indikasi upaya perusakan data di situs kawalpemilu.org dengan cara mengunggah foto C1 yang sama hingga 200 foto.

Selain itu, mengunggah foto-foto non C1 dengan jumlah yang lumayan banyak.

Baca: Pastikan Rekap Suara Pemilu Aman, Kapolres Majene Monitor Keliling

Baca: Rekapitulasi Suara Hasil Pilpres di Makassar Diketahui Besok? Ini Penjelasan KPU Makassar

Dampaknya pada proses perhitungan real count, yakni Tim Moderator menjadi kesulitan memproses secara efektif karena banyaknya foto-foto non C1 serta C1 terindikasi palsu.

"Apabila tim moderator kewalahan dengan derasnya data yang tidak relevan ini, tentunya proses digitize terhambat," tulis admin twitter @KawalPemilu2019.

Ketika proses digitize terhambat, barisan admin verifikasi (di atas moderator) tentunya juga menjadi terhambat dalam verifikasi datanya.

Dampaknya, pemrosesan C1 dari seluruh TPS Indonesia menjadi melambat juga.

KawalPemilu mengimbau semua simpatisan dan tim pendukung kedua kandidat capres-cawapres untuk membantu tim relawan KawalPemilu secara jujur dan berintegritas.

"Ingatlah, apabila kalian berupaya mengacaukan perhitungan real count KP, KITA SEMUA RUGI," tulis admin.

Sistem IT Sangat Kuat

Menyikapi hal tersebut, Tim Admin dan Pengawasan KawalPemilu akan lebih tegas memonitor akun-akun Facebook yang terindikasi berupaya melakukan perusakan atau mengacaukan proses perhitungan real count KawalPemilu2019 "Kami akan melakukan "BAN" bagi yang tetap bersikukuh," tulis admin.

Selain itu, tim moderator diminta lebih teliti melakukan moderasi dengan memperhatikan keaslian formulir C1, jumlah suara dengan data jumlah pemilih sesuai aturan KPU.

"Kami melakukan monitor dan verifikasi selalu, tidak ada data mentah yang tidak diproses dan diteliti. Ini sudah biasa kami lakukan, 5 tahun yang lalu dan tahun ini. Sistem IT kami sgt kuat :) , partisipasi terbuka demokrasi memang ada downside selalu :) - sudah diantisipasi," tulis admin.

Baca: Situs kawalpemilu.org Dikirimi C1 Palsu hingga Upaya Perusakan Data, Admin: Sistem IT Kami Kuat

Baca: Berangkatkan 276 JCH Plus, Ananda Group Gelar Manasik di Hotel Claro

"Mari kita Kawal bersama dengan JUJUR dan BERINTEGRITAS. Terima kasih," pungkasnya.

KawalPemilu.org adalah proyek urun daya (crowdsourcing) netizen pro data Indonesia yang didirikan tahun 2014 untuk menjaga suara rakyat di Pemilu melalui penggunaan teknologi.

Kawalpemilu.org melakukan real count secara cepat dan akurat. Pada Pemilu 2014, perbedaan suara KawalPemilu dengan hasil rekapitulasi KPU, yaitu 0,14 persen.

Gerakan bernama KawalPemilu hendak mengulang keberhasilan penghitungan suara yang mendekati hasil akhir Pilpres 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU) pada Pemilu serentak 2019.

Gerakan itu juga diharapkan dapat memperkuat legitimasi KPU. Salah satu penggagas gerakan KawalPemilu, Ruly Achdiat mengungkapkan, pada Pilpres 2019, hasil penghitungan suara yang mereka lakukan hanya berbeda 0,14 persen dari KPU.

"Kawal Pemilu 2019 ingin mengulang apa yang sudah terbukti kami lakukan pada 2014. Pada waktu itu, perbedaan suara KawalPemilu dengan KPU yaitu 0,14 persen," ujar Ruly konferensi pers peluncuran gerakan KawalPemilu di Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019).

Ia menjelaskan, pada 2014, jumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang ditabulasi oleh KawalPemilu.org yaitu sebesar 97,76 persen dari total 472.000 TPS di Indonesia.

Adanya gerakan KawalPemilu, lanjut Ruly, sebenarnya membantu KPU dalam mendapatkan legitimasi kuat dari masyarakat sebagai penyelenggara pemilu.

Baca: Mayoritas Warga Bawalipu Luwu Timur Mau Prabowo Jadi Presiden

Baca: Rekapitulasi Suara Hasil Pilpres di Makassar Diketahui Besok? Ini Penjelasan KPU Makassar

"2019 harapannya KPU mendapatkan data pembanding yang membuat legitimasinya makin kuat," ungkapnya kemudian.

Untuk itu, kata Ruly, gerakan tersebut memerlukan partisipasi masyarakat secara sukarela berada di 809.500 TPS di seluruh Tanah Air.

"Ada tiga alasan mengapa Pilpres dan DPR RI di 2019 harus dipantau. Pertama, pemilu di Indonesia adalah pemilu yang kompleks, rumit, dan terbesar di dunia," jelasnya.

"Kedua, Pilpres dan Pileg 2019 untuk pertama kalinya dilakukan di hari yang sama. Ketiga, integritas hasil pemilu akan meningkatkan kepercayaan publik, maka kami ingin mengajak keterlibatan publik," jelasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerja KawalPemilu Diganggu, Dikirimi C1 Palsu hingga Upaya Perusakan Data"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved