Mirip Kasus Audrey, Murid SD Dibully Temannya, Sampai Ditampar & Dimaki, Korban Hanya Menangis
Mirip Kasus Audrey, Murid SD Dibully Temannya, Sampai Ditampar & Dimaki, Korban Hanya Menangis
TRIBUN-TIMUR.COM - Lagi. citra pendidikan Sulawesi Utara (Sulut) kembali tercoreng.
Jika kemarin netizen Sulut dihebohkan dengan sebuah video yang memperlihatkan sejumlah pelajar masih dengan seragam putih abu-abu tengah bergoyang ria di atas kap mobil, kali ini warganet Sulut kembali dihebohkan dengan sebuah video kekerasan yang dilakukan oleh siswi SD terhadap rekan sesama SD.
Dalam video berdurasi 21 detik yang dibagikan oleh akun Facebook Jeny Dtlng pada Selasa (09/04/2019) sekitar 12 jam lalu itu memperlihatkan seorang siswi SD menjadi korban bully yang dilakukan oleh rekan lainnya yang menggunakan seragam putih merah khasnya seragam anak SD.
Tak hanya di-bully dengan kata-kata, siswi SD yang belum diketahui namanya itu juga ditampar oleh siswi SD yang ada di depannya.

Belum diketahui apa yang menjadi pokok permasalahan hingga seorang siswi SD tega menganiaya siswi SD lainnya.
Lokasi kejadian ini pun belum diketahui di mana terjadi.
Namun jika didengar dari bahasa yang digunakan oleh pelaku bully, logat yang digunakan adalah logat bahasa Manado.
Meski belum diketahui secara pasti apa yang jadi permasalahannya, namun mendengar tutur kata dari siswi yang rambutnya diikat ke samping itu, diduga penganiayaan itu dilakukan karena Ia tak terima jika Ia disebut sering keluyuran malam.
"Eh b*** (kata makian) kita nda pernah kaluar malam eh (saya tidak pernah keluar malam eh) c*** deng ngana (kata makian, dengan kamu)," ucap dia setelah menampar pipi kiri siswi SD itu.
Mendengar nada bicara sang pemukul sudah meninggi, terdengar seorang siswi lainnya yang diduga merekam video ini mengingatkan agar mengecilkan suaranya.
Baca: Cinta Laura Ikut Tandatangani Petisi #JusticeforAudrey, Ini Identitas Pelaku dan Fakta-faktanya!
Baca: Pelaku Penganiaya Audrey Mengaku Diancam Hendak Dibunuh, Orangtua Minta Perlindungan ke KPPAD
"Jang talalu kuat tuh suara (jangan terlalu kuat suaranya)," ucap siswi yang diduga sebagai perekam video.
Terdengar juga si perekam menyebut nama pelaku yang diduga bernama Je.
"Je, je, majo Jeje," kata perekam sembari mengarahkan kamera ke wajah siswi SD yang menjadi korban penganiayaan.
Didetik ke-14 terlihat jika siswi SD berkulit kuning langsat itu tengah menahan kesakitan sambil memegang pipinya.
Terlihat juga Ia sedang menangis.
Saat berita ini diturunkan, video yang dibagikan oleh Jeny Dtlng video ini sudah ditonton 16 ribu kali, 666 kali dibagikan dan 93 kli dikomentari.
Disclamer: saat ini Tribunmanado.co.id tengah mengonfirmasi pihak terkait seperti Dinas Pendidikan.
Wih serem ya! (Tribun Manado)
5 Fakta Para Pelaku Penganiayaan Audrey Siswi SMP di Pontianak
Fakta 3 Pelaku yang menyerang Audrey siswi SMP (14) di Pontianak.
Ketiganya merupakan siswi SMA di salah satu sekolah di Pontianak.
Sebelum melakukan penganiyaan terhadap Audrey, sempat terjadi saling balas komentar antara satu pelaku dengan Audrey di media sosial.
Komentar Audrey membuat pelaku emosi.
Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Husni Ramli mengatakan,saat itu, Audrey sepulang sekolah dijemput seorang temannya untuk pergi ke rumah saudara sepupunya.
Dicegat di tengah jalan oleh pelaku hingga pengaiayaan itu terjadi.
Berikut rangkuman beberapa fakta para pelaku.
Baca: #JusticeforAudrey Trending 1 Twitter Dunia, Warganet Ramai Buat Petisi Ditandatangani 1,2 Juta Orang
Baca: #JusticeforAudrey : Seolah Tak Merasa Bersalah, Para Pelaku Malah Asyik Snapgram di Kantor Polisi
1. Pelaku 3 Orang
Husni mengatakan, hasil pemeriksaan sementara, jumlah pelaku diindikasikan berjumlah tiga orang pelajar, bukan 12 seperti yang beredar luas di media sosial.
Ketiga terduga adalah E, T, dan L. Sementara D yang menjemput korban menuju rumah P.
Kompol Husni menjelaskan, dari rumah P, korban Au keluar menggunakan roda dua dan diikuti dua sepeda motor yang pengendaranya tidak dikenal korban.
Setelah sampai di Jalan Sulawesi, korban dicegat.
Tiba-tiba dari arah belakang, terduga pelaku, T menyiram air dan menarik rambut korban sehingga terjatuh.
Setelah korban terjatuh, saudari E menginjak perut korban dan membenturkan kepala korban ke aspal.
Setelah itu, korban melarikan diri bersama P menggunakan sepeda motor.
Namun korban dicegat kembali oleh saudari T dan saudari L di Taman Akcaya yang tidak jauh dari TKP pertama.
Setelah itu, korban dipiting oleh T. Selanjutnya L menendang pada bagian perut korban.
Namun saat kejadian itu dilihat warga sekitar, sehingga pelaku melarikan diri.
Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Muhammad Husni Ramli mengatakan, pihaknya masih terus mengumpulkan keterangan saksi-saksi.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan rumah sakit terkait rekam medis dari korban.
Kasat Reskrim mengatakan, setelah mendapat pengaduan orangtua korban selanjutnya dilakukan visum terhadap korban.
Korban saat ini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah kejadian ini.
Au menjalani serangkaian rontgen untuk pemeriksaan tengkorak kepala dan dada untuk mengetahui trauma yang diakibatkan pengeroyokan tersebut.
2. Pelaku Emosi Komentar Korban di Facebook
Malam sebelum kejadian, korban sempat berkomentar di facebook yang terlibat percakapan antara, salah satu pelaku- kakak sepupu korban dan Audrey.
Emosi, pelaku tersebut mencoba bertemu dengan korban sampai mencari lokasi Audrey.
Setelah menemukan korban, para pelaku ini mencegat di Jl Sulawesi dan langsung melakukan penganiayaan.
"Oleh salah seorang pelaku, wajah korban disiram dengan air. Rambutnya ditarik dari belakang. Lalu dia terjatuh ke aspal," kata Husni, di Mapolresta Pontianak, Selasa (9/4/2019).
Setelah terbaring di jalan, pelaku lain menginjak perut korban dan membenturkan kepalanya ke aspal.
"Korban bersama temannya itu kemudian melarikan diri menuju Taman Akcaya, yang memang berada tak jauh dari situ," ujarnya.
Baca: #JusticeforAudrey Trending 1 Twitter Dunia, Warganet Ramai Buat Petisi Ditandatangani 1,2 Juta Orang
Baca: #JusticeforAudrey : Seolah Tak Merasa Bersalah, Para Pelaku Malah Asyik Snapgram di Kantor Polisi
3. Pelaku Mantan Pacar Kakak Sepupu Korban
Motif penganiayaan ini diduga masalah asmara, ketersinggungan hingga buat pelaku emosi dengan korban.
Itu bermula dari korban yang ikut berkomentar di Facebook kakak sepupunya.
Entah kata-kata apa yang buat salah satu pelaku ini emosi.
Sehingga niat bertemu Audrey muncul dan mencoba melabraknya
4. Para Pelaku Buat Video dan Nantang Netizen
Setelah kasus ini viral, beredar foto serta video para terduga pelaku.
Beredar video yang menunjukkan para pelaku malah membuat boomerang melalui Instagram ketika di kantor polisi.
Baca: #JusticeForAudrey - Polisi Ceritakan Cara 12 Siswi SMA Keroyok Audrey, Sungguh Sadis dan Bengis
Beredar juga video yang diyakini sesaat setelah pengeroyokan terjadi.

Salah satu terduga pelaku adalah siswi SMA berinisial F dan memiliki akun Instagram.
Setelah kasus ini viral, F pun menghilangkan seluruh foto melalui akun Instagramnya.
Lalu, pada hari ini, Selasa (9/4/2019), F memposting sebuah story pada Instagram.
Dalam Instagram story tersebut, dirinya membuat status yang cukup menantang.
F menulis jika masyarakat yang tidak tahu menahu mengenai permasalahan tidak menjadi orang yang sok tahu.
F juga mengatakan jika para netizen "sok suci".

Selain itu, F juga menuding media-media yang memberitakan kasus Audrey.
F juga menulis jika media masa justru melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya.

Baca: #JusticeforAudrey Trending 1 Twitter Dunia, Warganet Ramai Buat Petisi Ditandatangani 1,2 Juta Orang
Baca: #JusticeforAudrey : Seolah Tak Merasa Bersalah, Para Pelaku Malah Asyik Snapgram di Kantor Polisi
5. Ancaman Pelaku
Peristiwa pengeroyokan ini telah terjadi dua pekan lalu, tepatnya pada Jumat (29/04/2019).
"Kejadian dua pekan lalu, Jumat (29/3/2019). Namun baru dilaporkan pada orangtuanya, hari Jumat (5/4/2019) ada pengaduan ke Polsek Pontianak Selatan," ujar Manalu saat memberikan keterangan di Kantor KPPAD, Senin (8/4/2019).
“Kemudian kita dari KPAD langsung menerima pengaduan," ujarnya lagi.
Berdasarkan penjelasannya, korban awalnya tidak berani melapor lantaran mendapat ancaman dari pelaku.
Pelaku mengancam akan berbuat lebih kejam lagi apabila korban melaporkan pada orangtua.
"Korban merasa terintimidasi sehingga tak berani melapor," ujarnya.
Setelah orangtua korban melapor, pihak kepolisian langsung memproses kasus penganiayaan ini.
"Setelah dilaporkan pada pihak kepolisian, pada hari itu langsung ada proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan, proses sidiknya terhadap pelaku masih berjalan," katanya menerangkan.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: