Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

'Protes' Konsep Kampanye Prabowo-Sandiaga di GBK yang Dinilai Tak Lazim, Mahfud MD Bela SBY

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melontarkan 'protes' soal konsep kampanye akbar pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno

Editor: Anita Kusuma Wardana
ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A
Pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno saat kamapnye akbar di Jakarta, Minggu (7/4/2019). Kampanye akbar yang diawali dengan Solat Subuh berjemaah itu untuk menyampaikan visi-misi Prabowo-Sandiaga untuk Pemilu 2019. 

TRIBUN-TIMUR.COM-Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melontarkan 'protes' soal konsep kampanye akbar pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (7/4/2019).

Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyampaikan keterangan tertulis tentang surat internal dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Surat SBY ditujukan kepada petinggi partainya tentang permintaan SBY kepada petinggi partainya agar mengingatkan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk mengedepankan kebhinnekaan dan inklusivitas dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Minggu (7/4/2019) pagi tadi.

Baca: Penjelasan Resmi Demokrat tentang Surat SBY Keberatan Format Kampanye Prabowo - Sandi Padahal Ramai

Baca: Deretan Artis di Kampanye Prabowo & Sandiaga di Stadion GBK Jakarta Raja & Ratu Dangdut Hadir

Baca: Umi Pipik Nangis Lihat Foto Mulan Jameela di Kampanye Prabowo GBK Jakarta Allah Ijabah Doa Ulama

Massa Kampanye Prabowo - Sandi di Stadion GBK Jakarta, Minggu (7/4/2019)
Massa Kampanye Prabowo - Sandi di Stadion GBK Jakarta, Minggu (7/4/2019) (instagram.com/prabowo)

Lalu, apa isi surat internal SBY untuk 3 petinggi Partai Demokrat itu? Berikut isi lengkap dari surat tertanggal 6 April 2019 atau sehari sebelum pelaksanaan rapat akbar Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan:  

"Saya menerima berita dari tanah air tentang set up, run down dan tampilan fisik kampanye akbar atau rapat umum pasangan capres-cawapres 02, Bapak Prabowo Subianto-Bapak Sandiaga Uno, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif,"

Sehubungan dengan itu, saya minta kepada Bapak bertiga agar dapat memberikan saran kepada Bapak Prabowo Subianto, Capres yang diusung Partai Demokrat, untuk memastikan hal-hal sebagai berikut:" "Penyelenggaraan kampanye nasional (dimana Partai Demokrat menjadi bagian didalamnya) tetap dan senantiasa mencerminkan 'inclusiveness', dengan sasanti 'Indonesia Untuk Semua' Juga mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan. Juga mencerminkan persatuan. 'Unity in diversity'. Cegah demonstrasi apalagi 'show of force' identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuasa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim,"

Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Saya pribadi, yang mantan Capres dan mantan Presiden, terus terang tidak suka jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai 'pro Pancasila' dan 'pro Kilafah',

Dari pada rakyat dibakar sikap dan emosinya untuk saling membenci dan memusuhi saudara-saudaranya yang berbeda dalam pilihan politik, apalagi secara ekstrim, lebih baik diberi tahu , apa yang akan dilakukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo jika mendapat amanah untuk memimpin Indonesia 5 tahun mendatang (2019-2024). Apa solusinya, apa kebijakannya.

Tinggalkan dan bebaskan negeri ini dari benturan indentitas dan ideologi yang kelewat keras dan juga membahayakan. Gantilah dengan platform, visi, misi dan solusi. Tentu dengan bahasa yang mudah dimegerti rakyat. Sepanjang masa kampanye, bukan hanya pada saat debat saja.

Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (Youtube)

Ferdinand menjelaskan, surat tersebut memang ditulis SBY dan ditujukan kepada tiga elite Partai Demokrat, yakni Amir Syamsudin, Syarief Hasan, dan Hinca Panjaitan.

"Pak SBY menyampaikan supaya acara dibuat se-Indonesia mungkin dan berbineka tinggal ika dan NKRI, dan saran SBY pun diterima. Ada tadi dari pendeta dan berbagai tokoh agama. Jadi acara tadi Bhineka Tunggal Ika," kata Ferdinand Hutahahean, Minggu (7/4/2019).

Baca: Penjelasan Resmi Demokrat tentang Surat SBY Keberatan Format Kampanye Prabowo - Sandi Padahal Ramai

Baca: Deretan Artis di Kampanye Prabowo & Sandiaga di Stadion GBK Jakarta Raja & Ratu Dangdut Hadir

Baca: Umi Pipik Nangis Lihat Foto Mulan Jameela di Kampanye Prabowo GBK Jakarta Allah Ijabah Doa Ulama

Ferdinand Hutahaean menjelaskan,SBY pada dasarnya menginginkan kampanye dibuat dengan konsep lebih menjunjung tinggi kebinekaan Indonesia dan tidak hanya dikhususkan untuk satu golongan.

“Jadi, Pak SBY sampaikan supaya acara dibuat se-Indonesia mungkin, berbineka, dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” kata Ferdinand.

"Hasilnya gini, (sudah sesuai) kaya (kampanye akbar) pagi ini, itu sesuai arahan SBY. Bahwa orasi dari Ustaz Bachtiar Nasir pun, bahwa tuduhan khilafah tidak betul dan tolol, dan ulama lain pun menyatakan siap jaga NKRI," imbuh Ferdinand.

KAMPANYE AKBAR -Massa pendukung capres-Cawapres 02, sebelum menunaikan Solat Subuh di Stadion GBK Jakarta, puckel 05.20 WiB, Minggu (7/4/2018). Kampanye dijadwalkan pagi ini,
KAMPANYE AKBAR -Massa pendukung capres-Cawapres 02, sebelum menunaikan Solat Subuh di Stadion GBK Jakarta, puckel 05.20 WiB, Minggu (7/4/2018). Kampanye dijadwalkan pagi ini, (courtesy_EA)

Mahfud MD: Masuk SBY Perlu Diperhatikan

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved