Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hoaks Marak di WhatsApp Jelang Pilpres 2019, Ternyata Penyebarnya Kebanyakan "Emak-emak"

Hoaks marak di WhatsApp jelang Pilpres 2019, penyebarnya kebanyakan "emak-emak" . Duh, "emak-emak" banyak nyebar

Editor: Edi Sumardi
KOMPAS.COM
Ilustrasi hoaks terkait Pilpres 2019. 

"Yang lebih penting dari itu adalah literasi digital, Kementerian Kominfo telah menginisiasi gerakan nasional yang namanya siber kreasi," papar Ferdinandus.

Siber Kreasi katanya melibatkan 96 lembaga baik lembaga pemerintah, BUMN, maupun swasta untuk mendatangi sekolah, kampus, pesantren, komunitas, dan masyarakat umum lainnya untuk memberi pelatihan literasi digital.

Pengaruh hoaks ke Capres

Kedua tim kampanye pasangan calon presiden mengaku dampak hoks merugikan mereka.

Direktur Media Sosial Tim Kampanye Nasional dari calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo - Maruf Amin, Arya Sinulingga, mengatakan dampak hoaks dalam menggerus suara Paslon nomor urut 01 cukup besar.

"Cukup banyak yang terpengaruh, dulu awal-awal ada 9 juta orang yang percaya isu (soal Jokowi anti Islam-dan PKI) dan itu digunakan untuk menggunakan suara kita di bawah, tapi sekarang sudah ada perbaikan bahwa ternyata itu bohong."

Perbaikan itu klaim Arya Sinulingga tampak dalam laporan berbagai lembaga yang menyebut fitnah isu Islam mulai berkurang, dan tergambar dalam elektabilitas.

Namun, isu komunis mulai dilempar lagi.

Terakhir katanya, tengah beredar foto seseorang dengan seragam hitam 01 datang ke debat dengan menggunakan topi yang disematkan pin bersimbol palu arit.

"(Padahal) kami pada hari itu semuanya pakai baju putih," kata Arya Sinulingga.

Di sisi lain, juru bicara Badan Pemenangan Pemilu BPN Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Rahayu Saraswati bercerita, ia kerap mendapat pertanyaan seputar isu pro-Khilafah yang ditudingkan ke Prabowo Subianto.

Capres dan Cawapres RI nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Capres dan Cawapres RI nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. (KOMPAS.COM)

"Orang-orang yang menyatakan bahwa 'Oh, Prabowo itu akan menggantikan negara Pancasila menjadi negara Khilafah' masih sering, bahkan sampai dua hari menjelang debat kemarin."

Rahayu menambahkan jumlah yang bertanya dikhawatirkan lebih sedikit ketimbang yang langsung percaya.

"Takutnya lebih banyak lagi yang langsung percaya saja," lanjut dia.

Rahayu mengklaim hoaks soal prokhilafah sudah cukup lama. "Sebagai jubir, cukup melelahkan untuk mengklarifikasi."

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved