Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cerita Pilu Ros, Korban Bencana yang Diusir dari Huntara

Ros sendiri masih bingung dengan kebijakan pemerintah. Pasalnya, kata dia, ada sebagian warga yang dulunya mengontrak tapi diberikan huntara.

Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Imam Wahyudi
Faiz/tribunpalu.com
Ros, salah satu penghuni kamp pengungsian di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah. 

Di kamp pengungsian, Ros mengaku kadang dianak tirikan. Pasalnya jika ada bantuan masuk, mereka selalu mendapat sisa bantua dari huntara.

Padahal, sebelumnya pemerintah setempat sempat menyatakan bahwa mengutamakan bagi warga yang masih tinggal di pengungsian.

Bahkan, mereka tidak tidak dapat bantuan itu.

Hal itu sempayt memicu keributan. Warga yang tinggaldi tenda sempat marah karena merasa dibohongi.

"Kalau tidak ribut orang kemarin, mungkin di sini tidak dapat semua," katanya.

Ros juga merasa tidak ada keadilan dalam pemenuhan hak penerima huntara saat tersebut.

Pasalnya, ada sebagian penerima huntara yang dulunya juga mengontrak rumah alias tak punya tempat tinggal resmi.

"Ada juga rumahnya masih bagus tinggal di huntara, mungkin kena keluarga," keluhnya lagi.

"Mungkin karea kami pendatang kasian, makanya tidak bisa berbuat apa-apa,"tambahnya. (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)

Keterangan Foto : Ros, salah satu penghuni kamp pengungsian di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved