Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kisah-kisah Miris Warnai Pelaksanaan UNBK 2019 Siswa SMA Hari ini, Ada yang Harus Nginap di Sekolah

UNBK 2019 hari pertama tadi mengujikan mata pelajaran Bahasa Indonesia. UNBK masih akan berlangsung 2 April, 4 April, dan 8 April 2019.

Editor: Anita Kusuma Wardana
Semuel Mesakaraeng
ILUSTRASI-Kisah-kisah Miris Warnai Pelaksanaan UNBK 2019 Siswa SMA Hari ini, Ada yang Harus Nginap di Sekolah 

TRIBUN-TIMUR.COM-Seluruh siswa Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Agama Katolik atau SMA/MA/SMAK mulai mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK 2019, Senin (25/3/2019) hari ini.

UNBK 2019 hari pertama tadi mengujikan mata pelajaran Bahasa Indonesia. UNBK masih akan berlangsung 2 April, 4 April, dan 8 April 2019.

Setiap hari, ada tiga sesi UNBK, yaitu pukul 07.30-09.30, 10.30-12.30, dan 14.00-16.00 (waktu setempat).

Namun, sejumlah kisah 'miris' mewarnai pelaksanaan UNBK 2019.

Baca: Persiapan 100 Persen, Wakasek SMAN 2 Jeneponto Yakin Semua Siswanya Lulus UNBK

Baca: Hari Ini Siswa SMA Mulai Jalani UNBK 2019, Ketahui Jenis Pelanggaran dari Level Ringan hingga Berat

Baca: Tips Siswa SMAN 9 Makassar Agar Tetap Rileks Hadapi UNBK 2019

Siswa SMAN 2 Jeneponto saat mengikuti UNBK, Senin (1/4/2019)
Siswa SMAN 2 Jeneponto saat mengikuti UNBK, Senin (1/4/2019) (Ikbal Nurkarim)

Berikut tribun-timur.com rangkum dari Kompas.com:

1. Kerja di Pabrik, 10 Siswa di Garut Tak Ikut UNBK 

Sebanyak 10 siswa SMA terbuka di SMAN 6 Garut tak bisa mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) hari pertama karena terganjal oleh izin dari tempat kerjanya.

Pihak sekolah pun akan melaporkan data siswa yang tidak mengikuti UN di hari pertama ini ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

"Siswa SMA terbuka yang mengikuti ujian ada 101, 10 tidak hadir," jelas Kepala SMAN 6 Garut, Sumpena Permana saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (1/4/2019).

Sumpena menyampaikan, pihaknya memang belum menerima laporan resmi alasan dari tidak hadirnya 10 siswa SMA terbuka yang akan mengikuti UN.

Namun, kebanyakan dari mereka saat ini sudah bekerja dan tidak mendapat ijin dari perusahaannya untuk mengikuti ujian.

"Yang tidak hadir karena tidak bisa meninggalkan pekerjaan di pabrik, nanti akan didata yang alasannya karena bekerja akan dilaporkan kepada KCD (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat) dan akan diurus KCD," katanya.

Siswa yang tidak bisa mengikuti UN saat ini, menurut Sumpena, masih memiliki kesempatan mengikuti ujian susulan yang rencananya dilaksanakan pada tanggal 15 hingga 16 April 2019.

Sumpena mengatakan, sekolahnya memang saat ini menjadi induk dari SMA terbuka yang menggelar kegiatan belaja dan mengajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Kegiatan belajar mengajar sendiri biasanya dilakukan pada hari Sabtu-Minggu, atau terkadang lebih dari dua hari.

"Kebanyakan memang siswanya anak putus sekolah, tapi usianya di luar siswa sekolah paket C, ada batasan umur maksimal 21 tahun," katanya.

Sumpena menyampaikan, karena proses kegiatan belajar mengajarnya berbeda. pihaknya pun sengaja menggelar simulasi untuk pelaksanaan UN bagi para siswa SMA terbuka. Sebab, kebanyakan siswa kurang biasa menggunakan komputer.

"SMA terbuka, kegiatan belajar mengajarnya biasanya menitikberatkan pada mata pelajaran yang di-UN-kan seperti Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia dan lainnya," katanya.

SMAN 6 Garut baru pertama kali menggelar pelaksanaan ujian nasional untuk siswa SMA terbuka. Rencananya, ujian bagi siswa SMA terbuka dilaksanakan hingga tahun depan.

Oleh karena itu, pihaknya akan menutup program SMA terbuka.

"Zaman gubernur yang dulu, sekolah diwajibkan buka SMA terbuka, tapi sekarang sudah tidak lagi, makanya kita tutup, tinggal satu angkatan lagi tahun depan ujian," jelasnya.

2. Sekolah di Mimika Sewa Genset

Pelaksanaan UNBK di SMAN 1 Mimika
Pelaksanaan UNBK di SMAN 1 Mimika ()

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP) tingkat SMA sederajat mulai digelar hari ini Senin (1/4/2019).

Berbagai persiapan pun sudah dilakukan sekolah khususnya yang melaksanakan UNBK. Salah satunya, di SMA Negeri 1 Mimika, Papua.

Sekolah yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Kota Timika ini telah mengatisipasi pelaksanaan UNBK agar berjalan dengan lancar dengan menyewa generator set atau genset.

Hal ini dilakukan mengingat dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini Kota Timika dilanda pemadaman listrik secara bergilir akibat sejumlah mesin disel pembangkit listrik PLN mengalami kerusakan.

Di SMA Negeri 1 Mimika sendiri, jumlah peserta UNBK sebanyak 375 siswa. Kepala SMAN 1 Mimika, Soro Bato Sao mengatakan, meski pihak sekolah memiliki genset sendiri namun dayanya tidak mencukupi untuk menghidupkan komputer di empat ruangan UNBK, sehingga pihaknya harus menyewa genset berkapasitas 20.000 watt.

"Genset yang kami sewa ini harganya Rp 3.000.000 selama satu minggu," kata Soro kepada Kompas.com.

Soro mengaku, sebelum pelaksanaan UNBK, pihaknya telah menyurati PLN untuk memberikan dukungan agar tidak terjadi pemadaman listrik selama UNBK berlangsung.

Namun pihak PLN menyarankan agar sekolah tetap menyediakan genset. Sebab, pemadaman listrik akibat kerusakan mesin disel PLN bisa saja terjadi kapanpun.

"Pada dasarnya PLN mendukung pelaksanaan UNBK, namun PLN tetap menyarankan sekolah menyediakan genset," ujar Soro.

Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah Dinas pendidikan Menengah Kabupaten Mimika, Laurensius Lasol mengatakan, jumlah peserta UNBK dan Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP) tingkat SMA sederajat sebanyak 1.201 siswa, yang tersebar di 19 sekolah.

Adapun jumlah sekolah yang melaksankan UNBK sebanyak 12 sekolah, dan 7 sekolah masih melaksanakan UNKP.

Untuk tahun 2020 semua sekolah wajib melaksanakan UNBK, sehingga sekolah yang masih melaksanakan UNKP harus mempersiapkan sarana dan prasarana UNBK.

"Bila, di tahun 2020 masih ada sekolah yang melaksanakan UNKP, maka sekolah tersebut wajib bergabung dengan sekolah lain," kata Laurensius.

Sebelumnya, Manajer UP3 PLN Timika Hotman Ambarita mengatakan, pemadaman bergilir yang terjadi dikarenakan adanya devisit daya.

Sebab, untuk mengaliri listrik seluruh Kota Timika membutuhkan daya sebesar 26,6 megawatt. Sedangkan kemampuan mesin disel saat ini hanya 22,3 megawatt.

Hal ini dikarenakan sebagian mesin disiel milik PLN dan pihak swasta yang disewa PLN mengalami kerusakan.

"Kita alami devisit daya sekitar 4 sampai 5 megawatt. Hal ini yang menyebabkan pemadaman bergilir terjadi," kata Hotman, kepada wartawan, pada Kamis (28/3/2018).

Meski demikan, Hotman mengatakan pihaknya kini terus berupaya untuk mengatasi hal ini dan mendatangkan mesin disel baru yang saat ini dalam perjalanan menuju Timika. Sehingga diharapkan akhir Bulan April mendatang tidak lagi terjadi pemadaman listrik.

"Kami berharap dan berdoa semoga masalah ini bisa selesai di akhir April mendatang," pungkas Hotman.

3. Jarak Jauh, Siswa Menginap di Sekolah

Siswa Menginap di Sekolah demi Ikut UNBK
Siswa Menginap di Sekolah demi Ikut UNBK ()

Sebanyak 23 siswa SMA di Ciamis, Jawa Barat, terpaksa menginap di ruang kelas demi menghadapi ujian nasional berbasis komputer (UNBK), Senin (1/4/2019).

Sebab, jarak dari rumah ke lokasi ujian sangat jauh, yakni menempuh sekitar 2 jam. Jauhnya jarak yang ditempuh siswa karena lokasi ujian mereka digabung.

Ada tiga sekolah yang sama melaksanakan UNBK, yakni SMA Informatika sebagai sekolah induk, dan SMA Riyadul Hidayah Al Munawaroh, serta SMA Terpadu Cikanyere. Ujian siswa tiga sekolah itu digelar di SMK Informatika.

"Kedua sekolah digabung karena belum memiliki NISN (Nomor Induk Siswa Nasional). Sehingga Dapodik (Data Pokok Kependidikan) tercatat di SMA Informatika," kata Kepala SMA Informatika, Asep Dhana saat ditemui di sela UNBK, Senin.

"Ongkos cukup mahal kalau pulang pergi, sehingga para siswa menginap di sekolah kami (SMA Informatika)," kata Asep.

Pihaknya telah menyediakan beberapa ruang kelas untuk digunakan menginap siswa dua SMA selama mengikuti UNBK.

Menurut Asep, siswa dua SMA tersebut sudah terbiasa menginap di ruangan kelas karena mereka juga tercatat sebagai santri di sekolahnya.

"Mereka santri, sudah terbiasa. Saat saat simulasi UNBK, mereka juga menginap di sini," kata Asep.

Dia menambahkan, siswa yang mengikuti UNBK di SMA Riyadul Hidayah Al Munawaroh, dan SMA Terpadu Cikanyere merupakan angkatan pertama.

"Dapodiknya masih tercatat di sekolah kami," kata Asep.

SMA Informatika berada di Kecamatan Ciamis. Sedangkan SMA Riyadul Hidayah Al Munawaroh dan SMA Terpadu Cikanyere berada di Kecamatan Jatinegara.

"Pelaksanaan UNBK digabung di SMA Informatika, total peserta UNBK (tiga sekolah) sebanyak 251 siswa," jelasnya.

Asep mengatakan, UNBK dilaksanakan dalam tiga sesi. Hal ini karena terbatasnya perangkat komputer untuk UNBK.

"Ada tiga ruang lab komputer dengan jumlah total 90 unit komputer," kata Asep.

Pada hari pertama ujian, menurut dia, belum ada kendala yang terjadi. Jaringan internet sejauh ini lancar.

"Pelajaran Bahasa Indonesia, Alhamdulillah tidak ada kendala," ucapnya.

Sementara itu, siswa SMA Riyadul Hidayah Al Munawaroh, Hasan Basri (18) mengatakan, ia dan temannya rela menginap di ruang kelas SMA Informatika demi bisa melaksanakan UNBK.

Meski agak kurang nyaman, dia berusaha tetap fokus belajar menghadapi UNBK.

"Malam hari belajar seperti biasa, belajar bersama teman-teman. Soal makan, kami masak di sini bareng-bareng," kata dia.

Hasan menginap bersama 23 orang temannya di SMA Informatika. Jika pulang pergi, kata dia, ongkos angkutan umum cukup mahal.

"Ongkos angkot mahal," ucapnya.(*)

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved