Panglima Roemah Djoeang Sulsel Dapat Dukungan dari Rekannya di Amerika Menuju Senayan
Pipink menjadi caleg DPR RI GERINDRA di Dapil 1 Sulsel yang meliputi Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Hasrul
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Panglima Roemah Djoeang Sulsel yang juga mantan Ketua HMI Makassar Timur, M Arief A Bisma semakin optimis menuju Senayan. Itu lantaran Pipink, sapaan akrabnya, mendapat dukungan dari rekannya yg sementara kuliah di Amerika.
Hal tersebut disampaikan Pipink saat berbincang dengan Tribun Timur, di Warkop Om Ben, Ruko Permata Mutiara, Jl Dg Tata, Makassar, Jumat (29/3/2019) malam.
Menurut Pipink, satu per satu rekannya sesama mantan aktivis Unhas, memberikan dukungan setelah mengetahui dirinya bertarung menuju Senayan.
Baca: VIDEO: Ridwan Wittiri Minta Masyarakat Berani Lawan Hoaks
Baca: Jokowi Bahas Kekuatan TNI dan Fitnah Dirinya di Kampanye Rapat Umum Makassar
Pipink menjadi caleg DPR RI Gerindra di Dapil 1 Sulsel yang meliputi Makassar,Gowa,Takalar,Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar.
Berikut testimoni rekan Pipink, yang diunggah di laman Fanpage FB miliknya.
***
M Arief A Bisma, teman baikku. Di kampus ia lebih akrab kami panggil Pipink. Kami sama-sama angkatan 99 di Tekpert Unhas, juga sama-sama selesai. Sejak awal sudah terlihat jiwa berorganisasi dan tekadnya menjadi pemimpin.
Boleh percaya boleh tidak, di belakang pintu lemari bajunya di Dusun Tompobalang, Desa Moncobalang, Kec Barombong-Gowa, ia punya catatan rencananya dengan detail, ia akan menjadi pemimpin organisasi apa pada tahun berapa.
Hanya sedikit diantara teman-teman kami yang tahu catatan itu. Entah kapan ia menulis daftar rencana tersebut. Saya melihatnya masih awal-awal kuliah. Yang jelas, dari sekian rencananya itu, sebagian besar dicapainya.
Baca: Singgung Capres Marah-marah, Jusuf Kalla: Jelas Bukan Jokowi
Ia menjabat ketua BEM Faperta Unhas, Ketua Hipma Gowa, serta Ketua HMI Cabang Maktim. Tapi bukan itu yang membuat Pipink berkualitas. Sebab jika tolak ukurnya capaian menjabat di organisasi, masih banyak yang lebih berprestasi.
Yang membuat Pipink beda dari yang lain adalah bakatnya menjadi negarawan. Ambisi pribadinya untuk menjabat memang besar, tapi karakter negarawannya jauh lebih besar.
Ia meletakkan kepentingan banyak orang diatas ambisi pribadinya. Pernah suatu kali di tahun 2001, sesuai rencana yang ia tuliskan dibelakang lemarinya itu, ia akan maju menjadi ketua Himpunan di jurusan kami.
Ada dua calon dari angkatan kami. Keduanya kawan dekat yang sama-sama dihormati di kalangan teman-teman. Saya mengira akan ada perpecahan karena persaingan mereka.
Baca: Distribusi Perdana ke Sulbar, KPU Polman Terima 1,5 Juta Surat Suara
Pipink sudah pasti akan bertarung dan tidak akan mundur, sebab menjadi ketua Himpunan ini batu loncatan awal untuk semua rencana-rencananya kedepan. Ini pertaruhan langkah ambisinya.
Diluar dugaan saya, Pipink memilih mundur. Ia tidak ingin teman-temannya terbelah. Ia kumpulkan kami, termasuk lawan politiknya ketika itu, lalu ia mengalah, "Kaumi yang maju, saya tidak usah," ujarnya.
Saya tahu Pipink sangat bertekad menjadi ketua Himpunan, tapi ketika melihat itu, saya melihat karakternya yang negarawan.
Situasi masyarakat menjelang pilpres sedang terbelah. Sebagian memilih 01, sebagian lainnya ke 02. Banyak politisi yang malah sengaja ikut-ikutan larut dalam perpecahan ini demi mendapatkan percikan suara dari massa 01 maupun 02.
Tidak jarang mereka turut menyebarkan ujaran kebencian, barangkali ingin dianggap sebagai pejuang capres masing-masing. Tapi Pipink bukan orang seperti itu.
Pipink, dia pendukung sejati Prabowo-Sandi, tapi bukan yang gelap mata. Dia tidak larut menyebar kebencian. Dia kritis, tapi tetap logis.
Dia lebih suka merangkul kawan maupun lawan, tanpa kehilangan identitasnya sebagai politisi Partai Gerindra.
Ini sifat yang ia miliki sejak dulu. Anda bisa bertanya ke orang yang kenal dia. Pipink beberapa kali bertarung dan memenangkan jabatan di sejumlah organisasi. Ia punya banyak lawan politik, tetapi hampir tidak punya musuh. Ini karena ia disegani baik kawan maupun lawannya.
Ia dihargai sebab ia juga menghargai. Dalam arena, sepanas apapun atmosfirnya, emosinya selalu terjaga. Ia tidak pernah menyerang pribadi lawannya. Ia fokus pada ide, pada gagasan, pada solusi yang ditawarkan siapapun, meski itu lawan politiknya.
Kualitas-kualitas itu dimiliki Pipink untuk menjadi politisi yang berjiwa negarawan. itulah kualitas yang kita harapkan dimiliki anggota legislatif, apapun partainya. Kita butuh politisi yang tidak mengaduk air yang sudah keruh, politisi yang fokus pada solusi, bukan yang mempermainkan emosi rakyatnya.
Saya ingin melihat Pipink mengabdi sebagai anggota dewan, karena dua harapan. Pertama, saya berharap ia berperan memperbaiki wajah legislatif yang sedang carut marut ini dengan kearifannya, dengan kualitasnya.
Pipink membawa harapan untuk mengangkat citra lembaga yang tingkat kepercayaannya sedang berada di titik nadir ini. Ingin melihat dia mengabdi, menjalankan tugas sebagai anggota dewan yang menyerap aspirasi rakyatnya.
Kedua, saya berharap ia menjadi panutan bagi adik-adik di kampus. Ingin melihatnya menjadi contoh, bahwa menjadi politisi itu bukan sekedar bagaimana mewujudkan ambisi pribadi, tapi juga memperjuangkan visi bersama, sebagai saudara satu bangsa meski berbeda pilihan dan kubu politik. Sebab selalu ada kepentingan bersama yang lebih besar dibandingkan ambisi pribadi. Pipink, mengemban amanah dan harapan itu. Sepenuh hati.
Zulham Mahasin,
Dosen Universitas Ichsan Gorontalo
Mahasiswa Program Doktoral
Jurusan Agricultural Extension,
Fakultas Agriculture and life sciences,
Lowa State University. (*)