5 Kejanggalan Motif Wahyu Jayadi Bunuh Siti Zulaeha karena Tersinggung! Suami Duga Aksi Terencana
5 Kejanggalan Motif Wahyu Jayadi Bunuh Siti Zulaeha karena Tersinggung! Suami Duga Aksi Terencana
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Arif Fuddin Usman
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Sukri Tenri Gau, suami almarhumah Siti Zulaeha Djafar tak henti berharap Polres Gowa bisa mengungkap motif sebenarnya dalam kasus pembununahan terhadap istrinya.
Sukri Tenri Gau menduga Dr Wahyu Jayadi sebagai tersangka kasus pembunuhan ini melakukan perbuatannya secara terencana.
Bahkan menurutnya, Dr Wahyu Jayadi melakukan pembunuhan ini merencanakannya secara matang.
Baca: Suami Siti Zulaeha Djafar Ungkap Kejanggalan Motif Wahyu Jayadi Bunuh Istrinya, Tak Mungkin Emosi?
Baca: Prabowo Subianto Buka-bukaan Sebut Nama Menteri di Kabinetnya Jika Terpilih,Ada yang Lulusan Harvard
Asumsi Sukri Tenri Gau ini dikarenakan Wahyu Jayadi adalah seorang tenaga pendidik bergelar doktor.
Ia sangsi bila sebatas ketersinggungan, Wahyu sampai tega menghabisi nyawa istrinya.
"Kami meyakini pembunuhan ini tak mungkin dilakukan tanpa perencanaan yang matang," kata Sukri Tenri Gau di Mapolres Gowa, Rabu (27/3/2019).
Wahyu Jayadi saat ini ditersangkakan Pasal 338 KHUP tentang pembunuhan, serta pasal 351 ayat 3 KHUP tentang penganiayaan mengakibatkan kematian. Ancaman hukuman dari pasal tersebut adalah 15 tahun penjara.
Pasal Pembunuhan Terencana
Berbeda dengan persangkaan pasal 340 KHUP tentang pembunuhan berencana. Tersangka yang dikenakan pasal ini bisa terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Oleh karena itu, Sukri Tenri Gau selaku perwakilan keluarga korban berhadap aparat kepolisian bisa mengusut tuntas motif pembunuhan tragis tersebut.
"Kami mengharapkan kepolisian bisa mengusut tuntas motif sebetulnya. Kita tidak mau ada ganjalan di hati," sambung Sukri Tenri Gau.
Baca: VIDEO: Piton Muncul di Depan Rumah Warga BTN Cenderawasih Polman
Baca: Alasan Muh Sukri Tak Balas Dendam Kepada Wahyu Jayadi Pembunuh Siti Zulaeha Djafar Istrinya
Ayah tiga anak ini juga mengaku tidak percaya pada motif dari pelaku yaitu ketersinggungan.
Wahyu disebutkan menghabisi nyawa Zulaeha karena tersinggung dicampuri urusan pribadinya.
"Jadi motif pelaku tidak masuk ke nalar saya. Masak hanya karena tersinggung sampai tega menghabisi nyawa rekan kerja sekaligus tetangganya ini," tandas Sukri Tenri Gau.
Dugaan Sukri Tenri Gau jika merujuk kesaksian-kesaksian sebelumnya dari Wahyu Jayadi serta kronologis memang masuk akal.
Berikut ini beberapa kesaksian yang menguatkan dugaan Sukri Tenri Gau kalau Wahyu Jayadi telah merencanakan pembunuhan tersebut.
1. Pakai Mobil Terios Biru yang Dikendarai Siti Zulaeha
Dari kronologis lengkap yang disampaikan Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga, berdasarkan keterangan Wahyu Jayadi pada Kamis (21/3/2019), korban mengajak ketemuan.
Pukul 17.00 Wita melalui telepon dan whatsApp, korban mengajak pelaku bertemu di parkiran Telkom Jl AP Pettarani. Niat untuk ceritakan suatu masalah.
Mereka menggunakan kendaraan masing-masing. Wahyu mengendarai Suzuki Escudo 4 WD off road, Siti Zulaeha mengendarai Daihatsu Terios biru DD 1472 AM.
Baca: Polisi Cari Tahu Hubungan Kedekatan Wahyu Jayadi & Siti Zulaeha,Hasilnya Diungkap Rekan Kerja Korban
Baca: Fakta Baru Pembunuhan Siti Zulaeha, Ada 10 Riwayat Video Call dengan Wahyu Jayadi! Ini Tanda Apa?
Namun kemudian Wahyu pindah ke mobil Siti Zulaeha dan Wahyu memarkir mobilnya depan sebuah warkop. Wahyu naik ke mobil korban dengan posisi pelaku di kursi driver dan korban di kursi sampingnya.
Kenapa bukan Wahyu pakai mobilnya saja? Atau menyelesaikan masalah Siti Zulaeha di warkop dengan membicarakannya baik-baik? Atau jika tidak mau didengar orang, cukup bicara di dalam mobil saja.
2. Pergi ke lokasi sepi ke arah Pattallassang, Gowa
Pelaku dan korban lalu jalan mengendarai Daihatsu Terios biru DD 1472 AM ke arah Gowa dengan rute acak dan kecepatan rendah. Keduanya saling berdialog ringan tanpa emosi.
Pukul 19.30 Wita terjadi cekcok di sepanjang jalan pinggiran Danau Mawang, Pattalassang. Cekcok ini dipicu bahasa korban yang dinilai Wahyu Jayadi mencampuri pribadi pelaku.
Korban lalu menampar pipi pelaku. Pukul 20.05 Wita pelaku emosi dan hentikan kendaraan di Jl STPP Bontorannu, Gowa.
Pelaku Wahyu Jayadi yang emosi lakukan kekerasan fisik berkali-kali terhadap korban sehingga korban meninggal dunia.
Hasil visum leher Siti Zulaeha patah di bagian belakang yang menyebabkan korban tewas karena kesulitan bernapas.
Kenapa wahyu harus mencari jalan-jalan yang sepi? Dan hanya karena kata-kata yang mencampuri pribadi, Wahyu Jayadi tega membunuh Siti Zulaeha.
"Pembunuhan ini dilakukan oleh intelektual. Bukan preman yang tidak punya pendidikan. Sehingga tidak mungkin emosi sesaat langsung menghilangkan nyawa istri saya," beber Sukri Tenri Gau.
3. Tidak izinkan Siti Zulaeha buang air kecil di luar
Dari beberapa barang bukti yang disita oleh polisi, dalam hal ini penyidik Polres Gowa, ada plastik dan tisu yang bau pesing.
Dari pengakuan pelaku, Wahyu Jayadi kepada polisi, korban meminta kantong plastik untuk digunakan buang air kecil dan buang tisu .
Seberat apapun masalahnya, masa iya Siti Zulaeha tidak bisa pergi ke kamar mandi? Kok malah kencing di kantong plastik.
Baca: Gara-gara Ayam ke Pekarangan Tetangga, Mariana Tewas Ditusuk Badik Keluarga Sendiri! Memprihatinkan
Baca: Sengketa Tanah, Seorang Ibu Tewas Ditikam dan Rumah Pelaku Dibakar di Makassar! Begini Kronologinya
Apa mungkin Siti Zulaeha tidak diizinkan keluar dari mobil oleh tersangka? Dan hanya disodori kantong plastik untuk buang air kecil. Apa takut Siti Zulaeha bakal melarikan diri?
Asumsi lainnya, boleh jadi karena malam dan daerah sepi di Pattallassang, serta tak ada lokasi layak buang air kecil, terpaksa di kantong plastik.
Lalu saat sudah ditahan polisi, Wahyu baru memberikan pengakuan sebagai pelaku setelah hasil interogasi pelaku selama kurang lebih 10 jam.
"Bahkan hampir 5 jam pelaku hanya diam dan tenang selama kami amankan," kata seorang bintara penyidik dari Resmob Polda Sulsel, Sabtu (23/3/2019) dini hari.
4. Hancurkan Ponsel I-Phone X milik korban
Telepon seluler milik korban Siti Zulaeha diketahui bermerek Iphone X. Telepon ini ditemukan dalam keadaan rusak dalam selokan dekat Kampus UNM Pettarani.
Meski demikian, kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga, penyidik masih memiliki jalan lain untuk menelusuri jejak percakapan antara keduanya.
Shinto mengatakan, penyidik akan menelusuri jejak percakapan tersebut melalui bank data server operator layanan telepon.

"Walau dibelah 17 sampai 700 kali, kami tidak butuh lagi perangkatnya," kata Shinto Silitonga, Senin (25/3/2019). "Komunikasi ini tersimpan di bank data server," sambung perwira dua melati ini.
Shinto Silitonga melanjutkan, hasil penelusuran jejek telepon ini nantinya akan menjadi bukti tambahan dalam scientific crime investigation.
Diketahui, telepon Iphone X milik korban mengalami rusak berat. Iphone X tersebut dihantam dengan batu kali berkali-kali oleh pelaku.
Pertanyaannya, apakah Wahyu Jayadi saat sedang kalut dan bingung karena habis membunuh, seketika itu pula punya pikiran menghancurkan ponsel korban?
Boleh jadi sudah niat hilangkan jejaknya.
5. Mengaku dititipi ibu korban untuk menjaganya
Pada keterangan lainnya, Wahyu Jayadi mengaku jika punya kedekatan dengan korban karena satu kampung di Kabupaten Sinjai.
Bahkan Wahyu Jayadi dalam keterangannya mengaku dititipi ibu Siti Zulaeha untuk menjaga anaknya yang tinggal di Makassar.
Apalagi belakangan diketahui satu kantor di Kampus UNM. Juga tetanggaan di kompleks perumahan di Sungguminasa, Gowa.
Keterangan pelaku di polisi, Wahyu mengatakan orang tua Siti Zulaeha Djafar pun menganggapnya sudah keluarga dekat.
Baca: Curhat Suami Zulaeha Setelah Istrinya Dibunuh Wahyu Jayadi, Saya Tidak akan Lupakan Seumur Hidup
Baca: Sosok Sitti Zulaeha di Mata Suami, Cerita 14 Tahun Hidup Bersama! Sering Curhat Masalah Pekerjaan
Bahkan sebelum meninggal, ibunda Siti Zulaeha Djafar sempat berpesan kepada Wahyu Jayadi untuk menjaga korban.
"Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga. Saya ingat pesannya almarhumah mamanya, 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)," kata Wahyu Jayadi mengakui.
Tapi kenyataannya di saat orang tua meminta menjaganya, tapi justru kemudian Wahyu Jayadi membunuhnya.
Lalu pernyataan Wahyu Jayadi dibantah suami korban Sukri Tenri Gau, jika mereka baru kenal satu sama lain setelah ibu Siti Zulaeha meninggal.
Fakta yang mana benar? Pengakuan Wahyu yang mengaku dititipi ibunya tapi justru membunuhnya? Atau komentar Sukri jika mereka baru kenal setelah ibu Siti Zulaeha meninggal?