Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sepi Penumpang, Tukang Becak Selayar Ini Beralih Jadi Penjual Sayur Keliling

Ia mengatakan, jadi tukang becak agak susah, kalau jualan sayur menentu penghasilan meski tidak seberapa

Penulis: Nurwahidah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/NURWAHIDAH
Ishak (60) warga Selayar yang sebelumnya menarik becak kini memilih profesi sebagai penjual sayur keliling. 

TRIBUNSELAYAR.COM, BENTENG - Ishak (60) warga selayar yang sebelumnya terpaksa menarik becak guna menghidupi keluarganya, kini memilih pekerjaan sebagai penjual sayur keliling.

Pekerjaan sebagai Tukang Becak ditekuni selama lima tahun.

"Sebelumya saya jadi tukang becak tapi lama kelamaan semakin sepi penumpang, akhirnya beralih menjadi penjual sayur,"katanya saat ditemui Tribunselayar.com, Rabu (27/3/2019).

Baca: Demi Penumpang, Empat Sopir Travel Nekat Menerobos Masuk di Pelabuhan Selayar

Baca: Sudah Tiga Tahun Jalan di Kampung Kamara Barru Rusak

Baca: Kabid Humas Polda Sulsel Ajak Personel Polres Jeneponto Bijak Bermedia Sosial

Baca: Suami Siti Zulaeha Beberkan Kebohongan Dosen UNM Wahyu Jayadi, Lantas Apa Penyebab Istrinya Dibunuh?

Ia menambahkan, jadi tukang becak agak susah, kalau jualan sayur menentu penghasilan meski tidak seberapa.

Ishak yang menggunakan baju warna merah dan topi menutupi kepalanya untuk mengurangi, sinar matahari.

Tentu tetap antusias jika patah semangat dan malas bekerja maka tidak bisa hidup di muka bumi ini.

Dari pantuanTribun,Ia terlihat berdiri di pinggir jalan sambari menyusun rapi sayuran yang di angkut menggunakan becak.

Lelaki berbadan kurus ini berkeliling kota Benteng, permukiman penduduk sambil menawarkan sayur kepada tiap orang yang ditemuinya di jalan tersebut.

Menurutnya, lebih bagus jualan sayur keliling ketimbang jualan di pasar.

"Bedanya kalau jualan di Pasar berarti hanya duduk saja dan itu memakan waktu lumayan lama sedangkan jualan sayur keliling banyak waktu luang untuk istirahat,"ujarnya.

Adapun sayur yang di jual, lanjutnya, diantaranya bayam dan teron. Selain itu ada tomat, kacang, mentimun serta pisang.

"Sehari pendapatan Rp 100 ribu perhari. Uang inilah digunakan untuk kebutuhan sang istri dan sebagian di tabung untuk bangun rumah,"tuturnya.

Ia mengaku bahwa biasanya ada pembeli tawar dari harga pisang Rp 10 ditawar jadi Rp 9 ribu.

"Pembeli banyak nawar. Kalau diperkirakan dapat untung tetap dikasi,"jelasnya.

Pasalnya, lelaki ini tiap hari jualan sayur meski hujan tetap jualan dengan menggunakan jas hujan dan sayur di lapisi tenda.

Ia mulai meninggalkan rumahnya pada 09.00 sampai 14.00 Wita.

Laporan Wartawan TribunSelayar.com, Nurwahidah, IG: @ nur_wahidah_saleh

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved