Dua Pelajar SMKN 8 Makassar Mundur dari UNBK 2019
"Tidak mesti malu jika sudah berkeluarga, sekolah itu untuk masa depan anak itu sendiri," tambahnya.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Hasrul
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Irman Yasin Limpo melakukan pemantauan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di sejumlah sekolah di Makassar.
Senin (25/3/2019) adalah hari pertama pelaksanaan UNBK tahun 2019. Salah satu peserta UNBK ialah SMKN 8 Makassar, Jl Monginsidi.
Pantauan Tribun di sekolah yang dipimpin oleh Kepsek Asnah Baharuddin itu, tercatat ada dua peserta UNBK Sulsel yang dinyatakan gugur.
Dua peserta gugur sebelum mengikuti ujian ini, karena pelajar itu sendiri yang telah mengajukan untuk mundur dan berhenti sebagi pelajar di SMKN 8 Makassar.
Kadis Pendidikan Sulsel Irman Yasin Limpo mengatakan, dua pelajar ini tak lain pelajar perempuan (siswi).
Adapun alasan mereka mundur, karena urusan pribadi.
"Kabarnya mereka menikah, dan mengajukan permohonan untuk berhenti sekolah di SMK 7 Makassar," ujar None, sapaan Kadis Pendidikan Sulsel.
Pihak sekolah telah melakukan mediasi kepada dua pelajar yang tidak disebutkan namanya itu, agar tetap kembali ke sekolah.
"Kita (pihak sekolah) sudah minta ke orang tuanya agar masuk kembali ke sekolah tapi katanya sudah tidak mau. Dia beralasan telah berkeluarga. Padahal meski mereka berstatus keluarga itu tidak menggugurkan mereka untuk ikut dalam pelaksanaan ujian nasional," katanya.
Menurutnya setiap anak di Indonesia khususnya di Sulsel memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan.
Pelajar yang sedang menjalani proses hukum pun kata None, itu berhak mendapatkan pendidikan.
"Tidak mesti malu jika sudah berkeluarga, sekolah itu untuk masa depan anak itu sendiri," tambahnya.
Di SMKN 8, adik mantan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo itu, juga mengecek fasilitas infrastuktur penunjang UNKB pada empat ruangan kelas yang digunakan.
"Setelah kita tinjau, dari pagi hingga sore, dari sesi pertama hingga sesi ke empat Alhamdulillah tidak ada gangguan," ujarnya.
Ia mengungkapkan setiap sekolah membagi dalam beberapa sesi agar kebutuhan menjawab soal bagi siswa dapat dilakukan dengan baik