Terungkap Hubungan Siti Zulaeha Djafar hingga Dibunuh Wahyu Jayadi, Rektor Cerita Sifat Pelaku
Tim gabungan Forensik, Identifikasi, DVI Dokpol, Resmob Polda Sulsel dan Polres Gowa, mengungkap kronologis kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar
TRIBUN-TIMUR.COM - Tim gabungan Forensik, Identifikasi, DVI Dokpol, Resmob Polda Sulsel dan Polres Gowa, mengungkap kronologis lengkap kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar ST (39 tahun), karyawati Bagian Rumah Tangga BAUK Universitas Negeri Makassar ( UNM).
Pelaku adalah Dr Wahyu Jayadi SPd, MPd (44 tahun).
Wahyu Jayadi baru setahun menjabat Kepala Unit Pelaksana Teknis ( UPT) Kuliah Kerja Nyata ( KKN) UNM dan tetap aktif mengajar aneka ilmu dasar keolahragaan pada Fakultas Pendidikan Olahraga UNM kampus Bantabantaeng, Rappocini.
Pelaku dan korban adalah sejawat dan orang dekat.
Keduanya sekantor di lantai II Menara Phinisi UNM Gunungsari, tetanggaan di Kompelks Sabrina Residence Manggarupi, Gowa dan juga sekampung dari Sinjai barat.
Baca: Siti Zulaeha Djafar Dibunuh Pejabat UNM Wahyu Jayadi karena Selingkuh? Suami Bukan Orang Sembarangan
Pelaku bersosok kalem, tegas dan disiplin. Ini ciri khas "anak FPOK".
Postur tubuhnya atletis, sekitar 173 cm dengan berat badan ideal.
Wahyu Jayadi aktif di klub extrem mountain bike, komunitas sepeda gunung Be Young Care Rock, Makassar.
Muka yang bersih, klimis dan tegap, cara komunikasi yang lugas dan tenang membuat kariernya moncreng.
Sedangkan korban, digambarkan rekan kuliahnya pada Program Pascasarjana UNM sebagai sosok yang "fashionable", modis, dan pandai memadupadankan atasan, hijab, bawahan, tas jinjing, dan alas kaki.
Polisi menemukan 2 smartphone di lokasi.
Satu ponsel iPhone X dan Samsung seri S, sedangkan pelaku dilaporkan memakai ponsel Samsung dan Xiaomi.
Pribadinya dikenal ramah dan murah senyum.
Hasil pengukuran mayat di ruang otopsi RS Bhayangkara, panjang mayat 160 cm dengan berat proporsional.
Baca: Rektor UNM Mengaku Sudah Dapat Informasi Keterlibatan Dosen di Pembunuhan Siti Zulaeha
Sosoknya ideal untuk wanita karier dengan usia di bawah 40 tahun.
Almarhumah Ela adalah Sarjana Teknik Elektro di UNM, dan mulai jadi PNS pada masa kerabatnya dari Sinjai, Prof Dr Arismunandar menjabat Rektor UNM.
Dari hasil pra-rekonatruksi, interogasi pelaku selama 8 jam sert olah locus de'licti (TKP) di halaman Ruko gudang tua di Kompleks Zarindah Pattalassang, Gowa, terungkap terjadi pertengkaran dan perlawan sengit dan emosional sebelum kematian Ela.
Pelaku mencekik, memukul, dan mempiting leher korban.
Baca: Usai Bunuh Siti Zulaeha, Wahyu Jayadi Sempat Pura-pura Melayat, Dibekuk di Halaman RS Bhayangkara
Sedangkan korban, sempat meronta, mencakar dan mempertahankan diri sebelum meninggal dalam kondisi lemas di jok depan mobil milik suaminya, Daihatsu Terios Biru tua DD 1470 AM.
Motif pertengkaran oleh polisi disebut persoalan pribadi dan korban disebut sudah terlalu jauh mencampuri urusan pekerjaan pelaku.
Tidak dirinci apa persoalan pribadi itu.
Rektor UNM Prof Dr Husain Syam menyebut, keduanya beda bagian tugas, namun pekerjaannya terkait satu sama lain.
Makanya, kata Prof Dr Husain Syam, "mereka kerja di satu lantai, beda ruangan."
Terangkat jadi PNS tahun 2015, korban adalah staf penata muda golongan III/b di bagian rumah tangga di Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian (BAUK) UNM.
Tugas khususnya adalah bagian teknis sarana dan prasarana kampus.
Urusan dosen, pegawai, mahasiswa dan semua aktivitas teknis kampus bidang akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat jadi urusan bagian korban.
Sementara pelaku sudah hampir empat tahun menjabat di biro pengabdian masyarakat, sebagai sekretaris UPT KKN (2015 hingga 2018) dan September 2018 lalu dilantik sebagai Kepala UPT KKN.
Tugasnya membagi wilayah pengabdian mahasiswa KKN dan pembimbing, serta memastikan sarana dan prasarana KKN sekitar 1000-an mahasiswa tiap semester berjalan mulus.
"Anaknya baik, kerjanya tuntas, posturnya juga atletis dan selalu rapi," kata Rektor UNM yang mengaku kerap jalan dinas ke lokasi KKN di 24 kabupaten/kota di Sulsel dan 5 kabupaten/kota di Sulbar.
Pelaku selesai sebagai sarjana olahraga tahun 1998.
Dia mulai kuliah pada Program Pascasarjana UNM tahun 2000 dan selesai tahun 2003.
Karena berprestasi, dia terangkat jadi dosen tetap tahun 2006.
Selama tahun 2009 hingga 2011, Wahyu Jayadi mengajar sejumlah mata kuliah dasar di fakultas almamaternya.
Mulai dari fisiologi Dasar, ilmu komputer, ilmu fisiologi olahraga, pendidikan jasmani dan kesehatan, dasar ilmu basket, dan selama 2 tahun mengajar taknik pelatihan karate.
Kepada polisi di pos Resmob Polda Sulsel, Wahyu Jaya menuturkan bagaimana dirinya menghabisi korban.
Wahyu Jayadi mencekik korban pada bagian leher dengan tangan kanan.
Siti Zulaeha Djafar sempat memberontak dengan cara mencakar tangan pelaku, selanjutnya Wahyu Jayadi memukul bagian pipi korban sebelah kiri sebanyak 1 (satu) kali dengan menggunakan kepalan tangan kanan.
Tidak itu saja, Wahyu Jayadi lalu mencekik leher korban dengan manggunakan ke dua tangan pelaku sampai korban meninggal dunia.
Selanjutnya pelaku mencoba menutupi perbuatannya, dengan membuat korban tersebut seolah-olah adalah korban perampokan dengan cara pelaku mengunci mobil yang dikendarai oleh korban dari dalam, kemudian mengambil barang-barang milik korban yang ada di dalam tas milik korban, kemudian memecahkan kaca mobil dengan menggunakan batu kali.
Data Diri
Nama lengkap: Wahyu Jayadi
Gelar akademik: Dr, SPd, MPd
NIDN/NUP: 0003087406
Perguruan tinggi: Universitas Negeri Makassar
Program studi: Pendidikan Jasmani dan Olahraga S-2 dan Pendidikan Kepelatihan Olahraga (S-1)
Jenis kelamin: Pria
Jabatan fungsional: Lektor kepala
Pendidikan akhir: S-3
Status ikatan kerja: Dosen tetap
Status aktivitas: Aktif mengajar.(*)