Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Fakultas Pertanian Unhas Gandeng ICDF Taiwan Dampingi Petani Sulsel Hasilkan Bibit Unggul

Salah satu fokus Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yaitu membina petani Sulsel menghasilkan benih padi unggul dan berkualitas

Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Munawwarah Ahmad
Sukmawati Ibrahim
Penanggung Jawab ICDF Indonesia Timur, Sulawesi Selatan Hsiang Tai Kao, Dosen Fakultas Pertanian Prof Yunus Musa dan sejumlah Mahasiswa foto bersama di sela-sela workshop, Jumat (22/3/2019). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Salah satu fokus Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dalam mengabdikan diri kepada masyarakat ialah membina petani Sulsel menghasilkan benih padi unggul dan berkualitas.

Pembinaan terhadap petani Sulsel bekerjasama dengan International Cooperation Development Fund (ICDF) Taiwan melalui penandatanganan MoU di 2017 dan terealisasikan di 2018-2020.

Demikian disampaikan Prof Musa Yunus, Koordinator Proyek Kerjasama Unhas dan Taiwan.

Program ini sepenuhnya dibiayai oleh ICDF Taiwan Rp 11 Milyar dengan membina tujuh kabupaten antara lain Gowa, Maros, Pinrang, Bone, Luwu Utara, dan Sidrap dengan total sawah yang digarap 150 hektar di 2018 kemudian di 2019 ditargetkan 300 hektar.

"Pada aksi pertama pada bulan Oktober-November 2018, di enam kabupaten dulu karena saat itu Soppeng belum masuk. Dimana Gowa ada 20 hektar, di Maros 20 hektar, di Pinrang 20 hektar, di Bone 25 hektar, di Luwu Utara 45 hektar, di Sidrap 25 hektar, semuanya 150 hektar. Tahun ini kita mau naik menjadi 300 hektar dan Soppeng dimasukkan," katanya saat ditemui Tribun Timur di Seminar dan Workshop Farmer Organization and Product Marketing di Hotel Grand Imawan, Lantai 2, Jl Pengayoman No 36, Makassar, Jumat (22/3/2019).

Untuk benih padi yang ditanam berbagai macam ada Impari 30 dan Impari 32 dari Lembang serta beberapa jenis berkualitas lainnya.

"Ada banyak jenis benih lokal yang kita berikan dan disesuaikan dengan kondisi tiap-tiap kabupaten, dalam artian kecocokan tanah dan sebagainya," ujarnya.

Prof Musa menambahkan, daerah binaan tersebut akan dieveluasi jika berhasil maka kerjasama akan dilanjutkan, jika tidak sesuai harapan akan diganti dengan kabupaten lain.

Sebelumnya, kerjasama yang dibangun bersama International Cooperation and Development Fund (ICDF) Taiwan sejak tahun 2015-2016 melalui banyak proses.

Prof Musa memaparkan, meskipun kerjasama Taiwan dengan Indonesia sudah berjalan selama 42 tahun khususnya di Jawa dan Madura ternyata tidak semerta-semerta ICDF Taiwan menerima proposal yang diajukan Unhas.

"Unhas saat itu harus bekerja keras untuk revisi proposal sesuai dengan keinginan ICDF Taiwan. Kemudian pada 2017 ditanda tanganilah MoU kerja sama pertama antara Taiwan dan Rektor Unhas, dan terealisasi di tahun 2018-2020. Yah semoga ke depannya dengan program pengabdian masyarakat ini Unhas semakin dikenal dan juga dapat bermanfaat untuk masyarakat," tuturnya. 

Laporan wartawan @umhaconcit

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved