PolMark Indonesia: 9 Partai Berpotensi Lolos Parlementery Trenshold, 7 Tidak
"Resource (sumber daya) saja tak cukup, perlu modal jaringan dan baik dari tokoh partainya, maupun jaringan selama ini," katanya.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasrul
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Lembaga Survei PolMark Indonesia merilis hasil survei untuk elektabilitas partai politik periode Oktober 2018-Februari 2019 dalam Roadshow Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Sahid Jaya Makassar, Jl SAM Ratulangi, Makassar, Sulsel, Kamis (21/3/2019).
Dari data ini, PolMark elektabilitas partai di 73 daerah pemilihan (dapil) seluruh Indonesia.
Sebanyak sembilan partai lama berpotensi lolos parlementery trenshold. Sementara itu, tujuh partai berpotensi tak lolos.
Baca: QR-Pay Bank Syariah Mandiri Sasar Kampus, Hadir di Kantin Hingga Bayar Zakat\
Baca: HUT Provinsi Sulteng, Pemprov Gelar Lomba Keberhasilan Sekolah
Partai politik berpotensi sukses yakni PDIP 28,6 persen; Gerindra 14,1 persen; Golkar 13,3 persen; PKB 11,5 persen; Demokrat 6,9 persen; PAN 5,9 persen; Nasdem 5,6 persen; PKS 4,6 persen; PPP 4,5 persen.
Sementara itu, partai politik berkemungkinan gagal yakni Perindo 2 persen; Hanura 1,1 persen; PSI 0,6 persen; PBB 0,5 persen; Berkarya 0,4 persen; PKPI 0,2 persen; dan Garuda 0,1 persen.
Chief Executive Organization (CEO) PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, menghargai semua elemen partai yang berikhtiar untuk melampaui parlementery trenshold atau ambang batas 4 persen suara untuk level nasional.
"Semoga saja partai berlomba-lomba kebaikan. Terlepas itu semua dari 10 partai di DPR memang hanya Partai Hanura yang berkumungkinan tak lolos. PBB dan PKPI memang tak lolos dan Garuda, menurut survei di 73 dapil ternyata kemungkinan, dan saya tak mau terlalu detail mengungkapkan alasannya tak lolos karena ini adalah bagian dari strategi," katanya.
Ia mengatakan, secara umum, berpartai di Indonesia tak cukup sumber daya materi, harus ada jaringan memadai.
"Resource (sumber daya) saja tak cukup, perlu modal jaringan dan baik dari tokoh partainya, maupun jaringan selama ini," katanya.
Ia pun meminta kepada partai untuk tidak main-main dengan sisa waktu 27 hari jelang pencoblosan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
"Dan jangan main-main di waktu, waktu itu akan membuat resource habis karena Indonesia sangat besar. Kemungkinan partai untuk lolos, ini survei Oktober Oktober - Februari 2019, masih ada sisa waktu," katanya.
Ia pun mengakui berbaik sangka saja dengan kerja-kerja elektoral partai.
"Menurut sementara berkumungkinan tidak lolos itu adalah partai baru. Intinya saya tak ingin membunuh partai tertentu , kami dilandasi etika profesional dan tak mengurangi dan tak menambahi (data survei)," katanya.
Survei dilakukan oleh PolMark Research Center (PRC) — pusat riset yang bernaung di dalam PolMark Indonesia. Survei dilakukan sebagai bagian dari kerjasama pendampingan political marketing PolMark Indonesia untuk Partai Amanat Nasional dalam Pemilihan Anggota DPR RI 2019.
Dari keseluruhan survei tersebut, 72 survei di antaranya melibatkan 440 responden, sementara 1 survei melibatkan 880 responden. Maka keseluruhan data hasil survei ini meliputi 32.560 responden yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Ke-73 Dapil ini meliputi 177.410.477 pemilih atau 93,0% dari pemilih Pemilu 2019. Di 73 Dapil ini diperebutkan 534 kursi atau 92,9% dari 575 kursi DPR RI.(*)
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:
Baca: TRIBUNWIKI: Film Horor Us Sudah Tayang di Makassar, Karya Peraih Oscar, Ini Sinopsis dan Trailernya
Baca: Jokowi-Maruf Unggul di Pulau Jawa, Prabowo-Sandi di Sumatera, Bagaimana di Kawasan Timur Indonesia?