Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Begini Kesan Sekretaris Rektor Unhas Terhadap Almarhum Prof Lawa

Prof Dr Ir H Lawalenna Samang MS MEng adalah Guru Besar Teknik Sipil Unhas sekaligus Ketua Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) Sulsel.

Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
Unhas
Prof Lawalenna Samang, Ketua Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) Sulsel 

Menyempurnakan ikhtiar perjalanan akademiknya dengan mendapatkan kepercayaan menyandang guru besar sejak 1 November 2005.

Professor bidang Geoteknik di Departemen Teknik Sipil Unhas ini pernah menjadi Ketua Jurusan 2 periode (2002-2006 dan 2010-2014) dan Kepala Laboratorium Mekanika Tanah (1997-2003). Pengalaman organisasi profesinya cukup komplit.

Sampai saat ini masih menjabat Ketua Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) Sulsel, Ketua Ikatan Ahli Teknik Penyehatan Indonesia (IATPI) Sulsel, Wakil Ketua Himpunan Ahli Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Sulsel, anggota Dewan Pakar MTI dan MASKA Sulsel.

Selain itu, pernah menjabat Sekjen Badan Musyawarah Pendidikan Teknik Sipil Seluruh Indonesia (Bamus PTTSSI) tahun 2010-2014.

Baca: Foto Rekonstruksi Kematian Taruna ATKP Makassar

“Pekerja keras, santun, setia kawan dan menyayangi keluarga ” adalah tipikal kehidupan pribadi, kiprah dan langkahnya bersama keluarga. Menikah dengan Dr. Nurjannah Hamid, M.Agr., dosen di Departemen Manajemen Unhas.

Anak pertamanya dr Nirwana PhD yang baru saja mengikuti jejak bapaknya menjadi dosen di Unhas. Anak kedua, direncanakan akan wisuda S3 tahun ini di Inggris serta si bungsu yang masih kuliah S1 di Unhas mengikuti jejak ibunya.

Pekerja keras adalah karakter khasnya. Dari interaksi saya dengan beliau serta dari teman-teman akrabnya, Prof Lawa, nama panggilannya yang singkat, adalah nama yang menjadi “legenda” di sekitar ajatappareng sejak kecil.

Kepintarannya diakui dan menjadi cerita hingga kini. Kecintaannya pada profesi terkait teknik sipil khususnya geoteknik membuatnya melanglangbuana ke pelosok Indonesia dengan proyek-proyek yang berhubungan dengan pondasi dan masalah tanah.

Beliau serasa tak kenal lelah kalau sudah bicara masalah geoteknik. Mahasiswa bimbingannya pasti pernah merasakan bagaimana “kedalaman ilmu”nya hingga konsultasi bisa sampai larut malam.

Pengalaman saya berinteraksi dengan sosok murah senyum ini bermula sejak saya masih mahasiswa di tahun 1997 sesaat setelah beliau pulang dari Jepang.

Baca: Jangan Tergiur Iming-iming Keuntungan Tinggi, Berinvestasi Perhatikan 3 Hal Ini

Ingatan saya selalu tertuju pada satu hal: “ada dosen baru pulang dari Jepang dan orangnya sangat pintar”. Sebagai mahasiswa tentu saja jadi antusias siapa gerangan beliau?

Ketika tiba saatnya mata kuliah baru “pemrograman komputer” harus kami ambil, maka bertemulah dengan beliau di ruang kelas

Di pertemuan pertama itu, langsung membuat satu kelas jadi “schok”. Kami yang baru belajar pemrograman ‘Under Dos’ tiba-tiba diminta beliau belajar “Macintosh”.

Silakan dicek di Google apa itu Macintosh? hehe.

Kami seperti masuk di hutan belantara karena buku-buku saat itu belum ada sama sekali terkait hal tersebut (setidaknya di Indonesia) dan ingat ini di tahun 1997 internet dan Google belum jadi “kebutuhan utama”.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved