Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sang Nenek Ungkap Sifat Asli Brenton Tarrant, Teroris Penembak Puluhan Warga di Masjid New Zealand

Teroris penembak jamaah shalat Jumat di Christchurch, Selandia Baru telah ditangkap.

Editor: Ardy Muchlis
zoom-inlihat foto Sang Nenek Ungkap Sifat Asli Brenton Tarrant, Teroris Penembak Puluhan Warga di Masjid New Zealand
Daily Mail
Nenek Brenton mengaku cucunya merupakan orang yang baik, pihak keluarga kini sedang syok mendapat kabar tersebut (Daily Mail)

TRIBUN-TIMUR.COM--- Teroris penembak jamaah shalat Jumat di Christchurch, Selandia Baru telah ditangkap.

Pelaku yang bernama Brenton Tarrant tersebut diketahui telah melakukan aksi teror di kota tersebut.

Aksi teror yang dilakukan dirinya bersama kawanannya telah menewaskan 49 orang dan puluhan lainnya luka-luka.

Dikutip Grid.ID sebelumnya, Warga Negara Indonesia juga turut menjadi korban aksi keji tersebut.

Dikutip dari Daily Mail, Brenton Tarrant yang kini telah tertangkap sedang menghadapi pengadilan.

Pria 28 tahun tersebut nampak mengenakan baju putih dengan tangan diborgol.

Bahkan di persidangan, Brenton Tarrant diketahui tersenyum dan menunjukkan simbol gestur tangan yang tidak senonoh.

Kejamnya aksi yang dilakukan Tarrant kemudian terdengar oleh pihak keluarganya.

Joyce Tarrant, nenek dari Brenton Tarrant mengaku sangat syok dengan apa yang terjadi.

Joyce mengaku kalau cucunya tersebut merupakan anak yang sangat baik.

Brenton diketahui sering mengunjungi keluarganya dua kali dalam setahun.

Ibu Brenton bahkan yang sedang mengajar saat itu bahkan sampai syok mendengar anaknya menjadi seorang teroris.

Ibu dan Adik Brenton kini sedang disembunyikan oleh pihak kepolisian setempat agar tidak diwawancari media dan mendapat perlindungan penuh.

Pihak keluarga Brenton diketahui langsung datang ke polisi sesaat setalah mereka mengenali pelaku teror tersebut.

Nenek Brenton mengatakan kalau pelaku penembakan tersebut sering mengunjungi keluarganya saat hari raya.

"Kabar ini sangat mengejutkan kami, Brenton merupakan anak yang baik," kata Joyce, nenek Brenton.

"Dia selalu baik dan ramah bahkan selalu menyempatkan mengunjungi kami (keluarga) dua kali dalam setahun," tambah Joyce.

Joyce mengatakan kalau Ibu Brenton saat ini sedang kesulitan setelah mendengar kabar tersebut.

Joyce mengaku kalau cucunya tidak pernah menunjukkan tanda-tanda menganut paham ekstrimis.

Brenton sendiri merupakan seorang pelatih di salah satu pusat kebugaran di kota asalnya.

Berdasarkan pengakuan rekannya, setelah ayah Brenton meninggal karena kanker, pelaku tersebut tiba-tiba berubah menjadi seorang yang ekstrimis.

Brenton sendiri tidak pernah menyebutkan apa kepercayaannya.

Brenton diketahui mulai memahapi paham ekstrimis setelah kematian ayahnya.

Setelah itu Brenton diketahui memulai perjalanannya keliling dunia yang disebut-sebut menguatkan pandangan ekstrimisnya.

4 Hal Soal Brenton

Dikutip dari Heavy.com, berikut 4 hal soal Brenton Tarrant :

1. Keluarga Miskin

Lewat manifestonya, Brenton Tarrant hanya menyebut dirinya pria biasa saja.

"(Aku) hanya orang kulit putih biasa, 28 tahun," tulis Tarrant di manifestonya.

"Aku lahir di Australia di keluarga miskin, kalangan pekerja kasar,"

"Orangtuaku berdarah Skotlandia, Irlandia, dan Inggris,"

"Masa kecilku berjalan biasa saja, tanpa ada hal-hal hebat,"

"Aku tak terlalu punya minat dengan sekolah, aku sangat jarang punya nilai bagus,"

"Aku adalah orang kulit putih biasa saja, dari keluarga biasa, yang akan melakukan aksi untuk memastikan masa depan orang-orang dari kaumku,"

2. Tak Merasa Bersalah

Tarrant diduga sudah didoktrin oleh kelompok radikal sayap kanan untuk membenci imigran dan orang-orang di luar ras Eropa atau kulit putih.

Di Twitter, ia memberikan sikap, bahwa serangan terhadap orang-orang non Eropa adalah sah.

Tarrant sempat ditanya, apakah dia tak melihat orang-orang yang terbunuh adalah orang-orang tak berdosa.

Tarrant menjawab, serangan terhadap orang-orang Non Eropa adalah perang.

Menurut Tarrant, dalam sebuah perang, tidak ada yang namanya 'orang tak berdosa'.

Tarrant juga sempat ditanya, apakah dia berencana selamat atau melakukan bunuh diri setelah melakukan serangan. 

Tarrant menjawab, dia siap mati sebagai resikonya.

Tapi dia berniat untuk tetap hidup, sehingga dia bisa terus menyebarkan ajaran supremasi kulit putih yang dia yakini.

3. Putar Lagu Metal Saat Menyerang

Tarrant sempat merekam bahkan menyiarkan aksi penembakan biadabnya lewat Live Facebook.

Dilansir Heavy.com, saat menyerang, dia sempat memutar lagu metal dengan potongan lirik : “I am the god of Hellfire, and I bring you fire (Aku adalah Dewa dari Neraka, dan Kubawakan Kau Api),”.

Lirik ini berasal dari lagu berjudul Fire.

Lagu ini sempat dibawakan oleh musisi Metal seperti Ozzy Osbourne dan grup band metal asal Jerman, Die Krupps.

Lagu ini aslinya diciptakan oleh Grup Band Rock asal Inggris, The Crazy World of Arthur Brown, pada 1967.

Tarrant juga sempat memutar lagu berjudul Remove Kebab saat melakukan serangan.

Lagu ini dikenal sebagai lagu wajib mereka yang bergabung dalam kelompok sayap kanan kulit putih.

Isinya, adalah upaya untuk menyingkirkan kaum imigran dan orang-orang Islam dari Eropa.

4. Khawatir Soal Kulit Putih

Belum diketahui apakah Tarrant bertindak seorang diri, atau bergabung dengan kelompok sayap kanan kulit putih.

Tapi, lewat tulidsan-tulisannya di Twitter, Tarrant diduga melakukan aksi biadab karena khawatir berlebihan dengan nasib kulit putih.

Ia menyebut soal rasio kelahiran kulit putih yang rendah, di banding dengan jumlah imigran, terutama muslim, yang datang ke Eropa.

"Bahkan andai kita mengusir semua orang Non Eropa dari tanah kita, orang Eropa murni tetap akan menuju kepunahan," tulis Tarrant. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved