Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Buku Ramang Macan Bola - Asal Muasal Munculnya Istilah Toami Ramang dan Anak Seorang Paraga (2)

Buku Ramang Macan Bola - Asal Muasal Munculnya Istilah Toami Ramang dan Anak Seorang Paraga (2)

Penulis: Arif Fuddin Usman | Editor: Arif Fuddin Usman
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Patung legenda sepak bola Ramang berdiri atas bola dunia di kawasan Anjungan Pantai Losari Makassar, Selasa (31/1/2018). 

Nama Djondjo Karaeng Lembangparang penulis temukan di dalam buku Mayjen TNI (Purn.) Andi Mattalatta, Meniti Siri’ dan Harga Diri, Catatan dan Kenangan, 2003, yang dtierbitkan Khasanah Manusia Indonesia, Jakarta.

Buku dengan Judul Ramang Macan Bola karya M Dahlan Abubakar yang berisi kisah, sejarah, dan perjalanan karier pemain legenda PSM Makassar, Ramang
Buku dengan Judul Ramang Macan Bola karya M Dahlan Abubakar yang berisi kisah, sejarah, dan perjalanan karier pemain legenda PSM Makassar, Ramang (dok m dahlan abubakar)

Di dalam buku itu disebutkan, Djondjo Karaeng Lembangparang adalah Raja Barru ke-18 dari Mahmud Karaeng Berroanging Tomarilaleng Kerajaan Tallo, Bataritojang, Raja Barru ke-16.

Raja ini sebenarnya masih memiliki hubungan dekat dengan Raja Gowa ke-33, I Mallingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka.

Sebab, Bataritojang tidak lain adalah putri dari Raja Gowa ke-33 tersebut yang kemudian diangkat sebagai Raja Barru ke-16.

Sembari menjadi ajudan Raja Barru ke-18 tersebut, Nyo’lo mengembangkan kepiawaiannya bermain raga. Satu cabang olahraga yang memang lahir dari jazirah Sulawesi Selatan.

Maka, satu kehebatan Nyo’lo yang diingat orang, adalah sebagai jagoan sepak raga (bola rotan) atau dikenal sebagai pa’raga. Nyo’lo memiliki tiga orang anak, seorang perempuan dan dua laki-laki. Ramang anak bungsunya. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved