Buku Ramang Macan Bola - Asal Muasal Munculnya Istilah Toami Ramang dan Anak Seorang Paraga (2)
Buku Ramang Macan Bola - Asal Muasal Munculnya Istilah Toami Ramang dan Anak Seorang Paraga (2)
Penulis: Arif Fuddin Usman | Editor: Arif Fuddin Usman
Nama Djondjo Karaeng Lembangparang penulis temukan di dalam buku Mayjen TNI (Purn.) Andi Mattalatta, Meniti Siri’ dan Harga Diri, Catatan dan Kenangan, 2003, yang dtierbitkan Khasanah Manusia Indonesia, Jakarta.

Di dalam buku itu disebutkan, Djondjo Karaeng Lembangparang adalah Raja Barru ke-18 dari Mahmud Karaeng Berroanging Tomarilaleng Kerajaan Tallo, Bataritojang, Raja Barru ke-16.
Raja ini sebenarnya masih memiliki hubungan dekat dengan Raja Gowa ke-33, I Mallingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka.
Sebab, Bataritojang tidak lain adalah putri dari Raja Gowa ke-33 tersebut yang kemudian diangkat sebagai Raja Barru ke-16.
Sembari menjadi ajudan Raja Barru ke-18 tersebut, Nyo’lo mengembangkan kepiawaiannya bermain raga. Satu cabang olahraga yang memang lahir dari jazirah Sulawesi Selatan.
Maka, satu kehebatan Nyo’lo yang diingat orang, adalah sebagai jagoan sepak raga (bola rotan) atau dikenal sebagai pa’raga. Nyo’lo memiliki tiga orang anak, seorang perempuan dan dua laki-laki. Ramang anak bungsunya. (*)